Abian | Bab 6

16.2K 1.4K 31
                                    

Setelah kejadian yang mengejutkan bagi Abi tadi selesai, perdebatan antar keluarga itu berlanjut.

"Abang gimana sih, aku maunya Abi jadi adik aku, bukan keponakan aku!" Ujar Kanya.

"Ayah sama Bunda udah tua gak boleh ada acara anak-anakan, ini udah waktunya abang," balas Ervin.

"Tapi abang belum nikah, kok nikah, pacaran aja belum pernah, gimana caranya abang rawat Abi?" Tanya Kanya.

"Ada Bunda, ada Ayah juga, mereka bakal bantu abang buat jaga Abi, lagipula ada kalian juga," sahut Ervin.

"Sudah cukup!" Lerai Ilham.
"Ervin, Ayah hargai dan terima keputusanmu, keputusan sudah kamu ambil, kami harus bisa mempertanggung jawabkan."

Ervin mengangguk tegas, ada keyakinan di matanya.

"Abang, Bunda bakal bantu abang rawat Abi. Sebenarnya mengangkat anak itu bukan persoalan mudah apalagi abang belum menikah, tapi Bunda bisa lihat keyakinan di mata abang, jaga Abi baik-baik dan seperti apa yang Abi bilang, jangan hanya sekedar kasihan," jelas Kamila.
"Kamu sudah mempunyai anak bang, kamu udah gak bisa main-main lagi, gak bisa lembur seenaknya karena ada Abi yang tunggu kamu pulang."

"Iya Bun, abang bakal jaga Abi dengan baik dan abang akan berusaha punya waktu luang yang banyak buat Abi," ucap Ervin sambil mencium pipi Abi.

Abi tersipu malu kala pipinya di cium oleh Daddy-nya.

Ervin terkekeh, "Coba panggil aku, Daddy?"

Abi menatap Ervin malu, "Daddy," cicit Abi pelan.

"Ya, begitu baby!" Seru Ervin dengan memberikan ciuman bertubi-tubi di semua bagian wajah Abi.

Kanya mendengus, "Bang, tapi aku gak mau kalau dipanggil tante."

"Aku juga gak mau bang kalau dipanggil om, aku masih muda unyu-unyu gini masa dipanggil om," sahut anak ketiga Ilham, Rainer Tristan Danendra.

"Aku juga," sahut anak kedua Ilham, Ola Dwina Danendra.

Ervin hanya mengangguk, adik-adiknya memang umurnya masih muda, jarak antar umur dan adik-adiknya jauh. Ervin yang sudah pantas membina rumah tangga dan adik-adiknya yang masih pantas keluyuran.

"Baby, perkenalkan ini adalah om dan tante mu, tapi kamu panggil mereka semaumu okey?"

Abi mengangguk lucu.

"Aku Ola, panggil kak Ola," ucap Ola sambil mencium pipi Abi.

"Rainer, bang Rain." Rain mengacak rambut Abi.

Mereka semua menatap Kanya yang tidak berbicara.

"Kanya!!" Seru Abi sambil menunjuk Kanya.

Kanya mengangguk malas, "Iya, lo tau sendirikan gue siapa."

"Kanya, bahasamu!" Tegur Ilham.
"Cucuku, panggil opa ya."

"Dan ini, oma!" Sahut kamila.

Abi mengangguk, "Terimakasih udah mau terima Abi di sini, kalian jangan sakiti Abi ya, Abi janji gak nakal kok, Abi juga bakal nurut."

"Kita gak akan menyakiti kamu sayang, tapi sebaliknya kamu akan dilindungi oleh keluarga Danendra," ucap Ervin.
"Sudah malam, waktunya tidur."

Ervin menggendong Abi ke kamarnya.

"Selamat tidur semuanya," ucap Abi pada keluarga barunya.

"Selamat tidur, baby."

--

Matahari yang sudah menampakkan cahayanya membuat Ervin bangun dari tidur nyenyaknya.
Disuguhi pemandangan indah didepannya, anaknya yang masih tertidur pulas dalam dekapannya.

Abian [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang