Abian | Bab 29

7.7K 662 125
                                    

"Aku ingin kita lakukan secepatnya, aku sudah tidak bisa menunggu ini lebih lama lagi, aku ingin semua itu jadi milikku," ujar seorang pria berjas.

"Aku juga, karena masih banyak perhiasan yang belum aku beli dan aku mau itu secepatnya!" Sahut yang lain.

"Kita lakukan.."

"Sekarang!!"

☞ ̄ᴥ ̄☞

Abi berjalan riang, sangat terlihat jika moodnya sedang baik siang ini. Ia menendang kerikil yang berserakan di jalanan sembari bersenandung.

"Ratu pasti gak bisa temuin Abi," gumamnya sambil terkikik geli.

Pasalnya Abi saat ini tengah bermain petak umpet bersama Ratu di taman yang tidak jauh dari rumah Abi. Ratu yang bertugas menjaga dan dikarenakan Abi bingung memilih tempat persembunyian, ia memutuskan untuk pulang ke rumah.

"Selamat mencari Ratu." Abi meloncat-loncat girang sembari mempercepat langkahnya.

Langkah Abi berhenti kala sebuah mobil putih berhenti tepat disampingnya, "Mobil Papa Cla?"

Seorang pria keluar dari mobil putih bersama dengan dua orang pria lainnya. Abi mengenal salah satu dari mereka, itu adalah Papa Claudi.

"Om Bagas ngapain?" Tanya Abi sambil menggaruk pipinya yang nampak memerah.

Abi melihat dengan jelas, jika mata Bagas seperti memberi kode ke dua orang pria yang ia tidak kenal itu.

"Abi, ada apa di belakang lehermu?" Bagas mendekat dan menahan tangan Abi yang hendak menyentuh lehernya, "Biar om yang bersihkan."

Cstt

"Awwwhh.."

Suntikan yang berisi cairan ditancapkan ke leher Abi.

"Om suntik Abi yaa?" Tuding Abi sembari mengelus lehernya yang terasa cenut-cenut.

"Tidak, ada semut di leher mu," jawab Bagas.

"Bohong," lirih Abi sebelum kesadarannya menghilang.

"Bawa dia!"

Kedua pria tak dikenal itu menggotong badan mungil Abi menuju mobil putih. Mobil berjalan setelah pintu tertutup semua.

"Dia sudah tertangkap."

☞ ̄ᴥ ̄☞

"Bocah yang malang, sebenarnya aku tidak ingin melakukan apa-apa kepadamu. Namun, warisan itu tidak bisa aku dapatkan jika kau masih hidup, bocah!" Bagas terkekeh geli sembari mengelus pipi gembul milik Abi yang kini tengah tak sadarkan diri.

"Papa, bagaimana selanjutnya?" Tanya seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam kamar itu.

Bagas menoleh sembari tersenyum manis, "Kita tunggu dia sadar, lebih menyenangkan jika ia tersiksa secara sadar, putriku."

Gadis itu, Claudi. Ia ikut tersenyum mendengar jawaban sang Papa. Lagipula, ia sudah malas memainkan drama yang menurutnya sangat memuakkan itu.

"Warisan Om Bimo akan segera kita miliki, benar bukan?"

Bimo adalah Ayah Abi (lihat di capt 10)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abian [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang