Abian | Bab 20

7.6K 733 11
                                    

Abi berjalan bersama Ratu. Keduanya memutuskan untuk keluar kelas karena jamkos. Abi dengan setia mengikuti Ratu, dan jangan lupakan bodyguard yang setia mengikuti Abi.

Ratu nampak risih dengan keberadaan bodyguard Abi. Sebenarnya ia ingin menemui geng nya untuk merokok bersama tapi jika orang-orang itu tetap mengikutinya, ia tidak bisa melakukan itu.

"Bi, lo sama yang lain dulu aja ya? Gue mau ketemu temen gue dulu," ucap Ratu.

Abi menggeleng, "Abi mau ikut Ratu aja."

"Tapi gue risih sama bodyguard lo," bisik Ratu.

Abi menatap para bodyguardnya, "Paman Max dan yang lain belum makan siang kan tadi? Kalian makan aja, Abi aman kok sama Ratu, iyakan Ratu?"

"Iya om, Abi aman sama saya. Mending om makan aja, jangan nolak om, yang merintah tuan muda loh," sahut Ratu.

"Iya paman makan aja, atau Abi aduin ke Daddy kalau kalian jaganya gak bener, hm?" Ucap Abi.

Bodyguard-bodyguard itu nampak gugup. Mereka kerja dengan benar, tapi jika yang mengadu putra kesayangan , mereka bisa apa.

"Tuan muda, bagaimana kalau kita makan siangnya bergantian? Jadi tuan muda tetap dalam pengawasan kami," bujuk Max.

"Gak!! Jangan gitu paman, kasihan yang udah lapar, makan siangnya bareng-bareng aja ya?"
"Atau Abi telepon Daddy, sekarang?"

"Perintah diterima."

Setelah bodyguard Abi pergi. Ratu segera berjalan menuju belakang sekolah. Menyibak rerumputan gajah yang menutupi sebuah lubang, lubang itu dapat dilewati oleh seukuran manusia dengan cara merangkak.

Abi mengikuti Ratu, empengnya yang menggantung di leher nampak terlihat saat Abi merangkak.

Setelah berhasil melewati lubang. Keduanya langsung berhadapan dengan jalanan aspal yang sepi. Tidak jauh dari mereka berdiri, terdapat warung yang ramai anak-anak remaja.

"Wih, bawa siapa Tu?"

"Tuan muda bayi," jawab Ratu dan duduk di bangku yang diikuti Abi.

Abi menatap teman-teman Ratu dengan tatapan polos. Teman-teman Ratu nampak seperti berandal sekolah. Rokok dan baju tidak rapi.

Ratu mengambil sebatang rokok dan menyalakannya, menghisap benda putih itu lalu menghembuskan asapnya.

"Ratu merokok? Kata bu guru gak boleh loh," ucap Abi.

"Kan gue udah bilang, kalau gue bukan anak baik-baik. Jadi, kalau sekarang lo mau ngejauh ya silakan," balas Ratu.

Abi menggeleng dan memeluk lengan Ratu, "Gak mau, udah sayang sama Ratu." Abi menyandarkan kepalanya di lengan Ratu.

"Kalian kayak orang pacaran deh."

"Bukan pacaran tapi kayak mak sama anak," balas Ratu sambil menatap Abi yang tengah menghisap empengnya.

"Buset, anak SMA masih ngempeng?"

"Gak cuma ngempeng, dia ngedot juga," timpal Ratu.
"Dia bayi gue, kalian bantu jagain!"

"Siap!!"

Ratu itu termasuk kalangan yang dihormati oleh teman-teman se geng-nya. Kemampuan Ratu yang ahli dalam beladiri membuat banyak orang takut.

"Lo mau apa? Gorengan?" Tanya Ratu.

Abi menggeleng, "Abi kenyang Ratu."

"Oiya, tawuran besok gimana? Udah pada siap?" Tanya Ratu pada teman-temannya.

Abian [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang