[5] : Jarum Suntik

36 7 0
                                    

"Oh ini..." Hyunjin cepat-cepat menepis tangan Sera lalu mengusap noda kemerahan pada ujung bajunya itu. Mau diusap berapa kalipun, noda itu tidak bisa hilang. Dan noda itu juga tampak sangat baru sekali, terlihat dari kecerahan warna yang ada.

"Tadi kayaknya kena waktu bantuin riset," ucap Hyunjin.

"Memangnya kamu bantuin riset apa?"

"Ada deh. Kamu nggak perlu tau." Sera segera terdiam dan tidak bertanya apa-apa lagi. Karena sudah tidak ada hal lain lagi yang ingin disampaikan oleh Sera, Hyunjin mulai melanjutkan langkahnya dengan diikuti oleh Sera di belakangnya.

Walaupun sudah bertemu dengan Hyunjin seperti ini, suasana hati Sera tidak kunjung membaik. Justru ia semakin sedih karena sikap laki-laki itu. Jawaban Hyunjin tadi yang mengatakan bahwa laki-laki itu mencintainya terkesan begitu terpaksa. Apa jangan-jangan memang benar bahwa Hyunjin tidak mencintainya selama ini?

"Oh ayolah Sera, berpikirlah positif sedikit. Kalau kamu seperti ini terus, yang ada kamu malah membuat Hyunjin nggak nyaman," batin Sera.

Setelah itu, Sera mulai berusaha untuk mengulas senyumnya selebar mungkin dan berlari mengejar Hyunjin yang sudah jauh di depannya. Wanita itu memeluk lengan kanan Hyunjin dan sedikit menyenderkan tubuhnya pada tubuh laki-laki itu. Ia harus mulai benar-benar percaya pada Hyunjin sekarang. Ia yakin, Hyunjin tidak akan pernah menyakitinya.

👻👻👻

Sora mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali sambil memegangi kepalanya yang begitu pusing. Ia tidak mengingat apapun kejadian yang terjadi kemarin. Ia hanya ingat sedang berada di warung ayam dekat kampus bersama dengan Sera dan wanita itu mengajaknya minum alkohol. Sepertinya ia terlalu banyak minum kemarin sampai-sampai tidak sadarkan diri seperti ini. Biasanya ia tidak pernah seperti ini sama sekali. Apa karena ia sudah jarang minum beberapa bulan terakhir ini?

Sora menegakkan tubuhnya perlahan-lahan dan mulai melakukan sedikit peregangan. Tubuhnya terasa begitu kaku karena terlalu lama berbaring. Ia mulai memperhatikan sekitarnya dan sadar bahwa ia sudah berada di kamarnya. Sekarang Sora merasa sedikit penasaran. Siapa orang yang membawanya ke kamar kemarin? Apa Hyunjin yang membawanya ke sini? Kalau Sera, Sora tidak yakin sama sekali karena perempuan itu lemah dan tidak akan mampu mengangkat tubuhnya.

Sora mulai beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari kamar. Sebelumnya ia mengecek jam dinding di kamarnya. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Kelasnya di hari senin mulai jam 9 pagi. Beruntung saja ia mabuk pada hari yang tepat. Kalau di hari yang lainnya, tamat sudah riwayatnya.

Sora berjalan menuruni tangga rumahnya untuk menuju ke arah dapur. Seperti biasa, kedua orang tuanya dan Sera sudah ada di meja makan. Sora mengucapkan salam pagi pada keluarganya begitu ia tiba di meja makan dan langsung menyambar sepotong roti yang ada di meja makan.

"Gimana keadaanmu? Sudah membaik?" tanya Sera yang begitu perhatian seperti biasanya. Bahkan Sora merasa Sera jauh lebih perhatian padanya dibandingkan kedua orang tuanya.

"Hm...udah lumayan walaupun masih agak pusing..." jawab Sora sekenannya dan mulai memakan rotinya yang telah dilumuri oleh selai stroberi itu.

"Nih dimakan supaya pengarnya hilang..." Ibu Sora tiba-tiba muncul di belakang sambil membawa semangkuk penuh sup. Sora hanya bisa menurut dan mulai menghabiskan sup itu bersama dengan roti yang ada di tangannya.

"Karena Sera yang ngajak kamu minum, untuk kali ini appa maafin. Tapi lain hari kalau kamu minum dengan inisiatifmu sendiri, appa nggak akan segan-segan buat hukum kamu. Mengerti?" ucap Ayah Sora.

"Oh ayolah. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bebas minum alkohol semauku," tentang Sora yang tidak sependapat dengan ayahnya itu. Sejujurnya ia sedikit kesal karena ayahnya meloloskannya kali ini karena Sera yang mengajaknya. Ia tidak suka ayahnya bersikap tidak adil seperti itu.

The Ghost Crew | 00-01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang