Dio03 || Yang ditakutkan terjadi

2.2K 121 7
                                    

“Dio mau kesekolah?” tanya kakak Dio yang baru saja selesai mandi

            “iya, kakak mau anterin Dio?” tanya Dio semangat

            “boleh” mendengar hal itu menjadi lebih cepat dalam membereskan hal apa yanga akan dia bawa kesekolah.

            “ayo kak!” Dio menarik tangan kakak perempuannya ini dengan semangat

            “mau kemana?” tanya ibu masih menyeruput kopi paginya

            “ini mau anterin Dio sekolah ibu”

            “oh anterin aja, ibu gak kerja soalnya. Ibu tukar jam”

.

.

.

            “makasih kak” Dio turun dari motor dan member senyuman hangat miliknya

            “belajar yang rajin ya! Jangan nakal!” kakak mengacak rambut Dio perlahan

            “iya kak. Udah ya Dio masuk kekelas!” Dio berlari masuk kekelas.

Dio mendapati teman – teman nya sudah pada datang dan duduk rapi. Dia menaruh tasnya di bangku dengan senyuman yang masih terpasang indah diwajahnya.

            “Dio kok senyum – senyum sendiri?” tanya Randi

            “tadi dianter kakak” jawab Dio

            “kakak kamu pulang?” dio menjawab dengan anggukan

Tak lama seorang guru masuk dan memulai pelajarannya.

.

.

Teng… teng…

Jam istirah telah dimulai, Dio dan Randi pergi ketaman sekolah hanya untuk duduk – duduk disana. Mereka berdua duduk dikursi taman sekolah ini.

            “kamu sudah pergi ke rumah sakit?” tanya Randi

            “belum”

            “loh kenapa belum?”

            “kata ibu ini hanya sakit kepala biasa, jadi gak perlu ke rumah sakit”

            “kamu percaya begitu aja?” kini Randi menatap Dio dengan dalam

            “mungkin ibu gak ada uang, aku gak bakal maksa ibu” Dio tersenym seperti biasa

Tiba – tiba rasa yang paling dibenci oleh Dio datang menyerang. Rasa sakit yang teramat ini kembali lagi.

            “Raannnn! Sakit!!!! Aaaaa! Tolong!” teriak Dio, Randi yang panic langusung berlari memanggil bu Tia

            “ada apa Dio?” bu Tia memegang tubuh Dio yang gemetaran karna kali ini sakit nya sungguh begitu dahsyat! Pak Andi tidak tinggal diam, dia menelpon ibu Dio untuk segers menjemput Dio. Sembari menunggu ibu Dio datang, Dio dibawa ke UKS.

            “pak! Sakit! Tolong Dio pak! Sakit pak!” Dio sudah sangat tidak tahan apa yang terjadi didalam dirinya ini

            “Dio sabar” ibu Tia menghibur Dio sedari tadi

            “Bu! Sakit! Ini lebih dari yang kemarin! Kepala Dio sakit! Aaaaaa! Aaaaa!” setelah jeritan panjang yang dimiliki Dio tadi, mata Dio seperti ingin keluar. Matanya melotot, dia tidak bisa memejamkan mata

            “bu, pak, kenapa mata Dio? Kenapa dengan Dio?” terbelalak kedua guru Dio melihat keadaannya, matanya seperti segera ingin keluar.

            “bu Tia, kenapa semua menjadi samar – samar? Kenapa bu?” ibu Tia yang tidak tahu apa – apa hanya terdiam, hanya menesteskan air mata ketika melihat anak murid yang begitu semangat menjadi seperti ini.

            “DIO! Kenapa dengan adik saya pak?” kakak Dio yang datang bukan ibunya

            “Kita harus segera mengantarnya kerumah sakit, dia begtu parah” jelas pak Andi.

Dio diangkat dan segera dibawa ke rumah sakit. Matanya yang semakin lama semakin membesar membuat ngeri. Takut ada apa – apa dengan matanya.

.

.

Dio masuk keruang IGD ditemani oleh kakak dan pak Andi. Dio harus segera discan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kepalanya.

Satu jam

            “siapa yang bertanggung jawab atas anak bernama Dio ini?” tanya Dokter

            “Saya dok” jawab kakak Dio panic

            “ada sebuah jaringan kanker yang hidup didalam otak Dio dan sekarang menjalar ke mata. Selain itu dan berupa cairan yang sangat banyak didalam otak Dio. Kita harus segera mengoprasinya”

            “sebelumnya dok, boleh saya menemui adik saya dahulu?”

            “tentu silahkan” dokter menyilahkan. Kakak dan Pak Andi masuk keruang IGD, melihat Dio yang masih saja menjerit walau tidak sekencang tadi.

            “kak, kenapa semua menjadi gelap? Dio takut kak” Dio menangis

            “tak apa kakak disini” kakak memegang erat kedua tangan Dio

            “ibu mana? Ibu ada disini?” tanya Dio

            “ibu sibuk, jadi tak bisa datang” padahal ibu DIo tak mau datang, menurutnya ini hal yang tak berguna

            “Dio akan operasi” ujar kakak dio

            “operasi? Kenapa?” tanya Dio yang tambah kuat menggenggam tangan kakak nya

            “ada yang harus dioperasi didalam otak dio” jawab kakak Dio sabar

            “tapi Dio takut kak”

            “kakak ada disini, dan pak Andi juga. Kita akan menunggui Dio kok”

            “pak Andi?” panggil Dio

            “iya?” jawab pak Andi

            “janji ya nemenin Dio operasi?”

            ‘iya janji”

-------------------------

haiiii silent reader!! yuk divote dan dikasih comment :3

Aku Mencintai Ibu SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang