namanya Nadin Ayasa

6 2 2
                                    

Jisoo / Rose ?
.
.
Selamat Membaca-!
_________

Padahal kemarin Ara sudah melihatnya secara langsung, berarti ia sudah tau seperti apa wajah dari cewek yang katanya sih beneran pacar Aksara.

Eum, menurutnya cewek kemarin cantik, bahkan lebih cantik darinya. Ya, Ara mengakui itu.

Meskipun begitu, tapi Ara masih belum percaya dan belum bisa terima kalau ternyata cowok yang jadi incarannya udah punya pacar.

Sepertinya gadis ini benar-benar tak mau menerima fakta. Bukannya mundur tapi kini Ara malah makin gencar mendekati Aksara.

Karena Ara memegang teguh prinsip "Sebelum Janur Kuning Melengkung, Maka Masih Bisalah Tikung-Menikung"

Dan pokoknya Ara bakalan mundur kalau si ayam jantan udah bisa bertelur.
__________

Pagi ini kelas di isi oleh pelajarannya pak Jepri, guru tampan berlesung pipi, favorit siswi-siswi.
Ya gak juga sih, soalnya murid cowok pun ikut berpartisipasi dalam hal mengidolakan pak Jepri.

Ya soalnya beliau tuh selain tampan dan ramah, orangnya juga asik dan bisa di ajak bercanda. Cara mengajarnya santai gak seserius guru lain, tapi penjelasannya mudah di mengerti.

Faktor utama yang menjadi alasan para murid menyukai pak Jepri yaitu karena pak Jepri gak galak sama sekali dan lumayan sering ngasih jam kosong. Meski begitu, gak ada satu pun murid yang menyepelekan pak Jepri. Jika di kasih tugas dan harus di kumpulkan hari itu juga, maka para murid akan segera melaksanakan perintahnya.

Karena bel sudah berbunyi maka pak Jepri segera menyudahi pertemuan kali ini, "ok anak-anak pelajarannya cukup sampai di sini, jika ada yang belum jelas bisa di tanyakan pada pertemuan berikutnya."

"Baik pak!" jawab mereka serempak.

Karena iseng dan karena ini pak Jepri maka Ara pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Pak Jepri, punten mau nanya. Bapak abis ini mau ngisi kelas berapa?"

Senyum dulu, baru menjawab pertanyaan tadi, "aduh segala lupa lagi, g tau dah bapak mah, pokoknya kelasnya ada di atas."

"Ah iya inget, intinya di kelas itu ada Cessa si anak sultan.... mah bebass," lanjut pak Jepri sambil mengikuti nada tren terkini, membuat beberapa murid tertawa.

"Pak mau nitip boleh?"

"Mau nitip apaan? boleh kok, asal jangan nitip sendal," gurau guru berlesung pipi itu.

Ara nyengir, "Selamat pak"

Jingga mencibir, "apaan dah? gabut amat lo Ra."

"Intinya minta tolong ya pak, nanti kalau ketemu Aksara bilang gini,
selamat siang gantenggg, Ara cantik nunggu di kantin nih," ungkap Ara.

Jingga menatap Ara sinis, sedangkan pak Jepri menganggukan kepalanya pertanda oke, kemudian keluar dari kelas.

"Eh bukannya Aksa udah punya cewek ya?" tanya salah satu teman sekelasnya, sebenernya bukan bertanya sih, malah lebih ke arah memberi tau.
__________________

Ara tersenyum cerah saat matanya melihat sosok Aksara yang berjalan menuju ke arahnya, namun ketika ia sadar bahwa ada cewek lain yang Aksara bawa, Ara melunturkan senyumnya tanpa ia sadari.

Menatap sinis kepada Ara, "lo apa-apaan sih?! bikin gue malu aja tau gak!"

"Apanya? G paham gue."

"Lo ngapain nyuruh pak Jepri buat bilang begituan ke gue?" ungkap Aksara setelah menghela napas kasar.

"Tapi emang bener kan gue nungguin lo di kantin. Ini sampai gue rela loh ga bawa temen sama sekali," jawab Ara.

Menunduk, kemudian melanjutkan bicaranya dengan volume lirih, "biar kita bisa berduaan."

Respon Aksara?

Ia terkekeh sinis, "Emang lo siapa? Gue aja gak kenal sama lo!"

Setelah bilang begitu, Aksara menggandeng cewek yang ada di sampingnya sedari tadi kemudian mengajaknya pergi meninggalkan Ara.

anjirrr, batin Ara.

Ara emosi lalu berteriak, "tunggu aja! gue pasti bisa dapetin lo, lo bakalan jadi cowok gue!"

Aksara berhenti sejenak, kemudian lanjut berjalan lagi tanpa menggubris ocehan cewek aneh tadi.

"WOYY!" teriak Ara.

"AKSARA!!" teriak Ara lagi, namun percuma Aksara tak ada tanda-tanda untuk merespon teriakannya, bahkan menengok kearahnya pun Aksara tidak mau.

"Dia murid baru itu bukan sih?

Awalnya Ara tak sadar bahwa dirinya menjadi pusat perhatian sejak tadi, namun setelah mendengar bisik-bisik dari murid lain akhirnya ia pun sadar dan berujung malu.
_________________

Waktu sudah sore, sekolah pun sudah bubar sekitar setengah jam yang lalu. Namun Ara masih di sini menemani Somi.

Ara di sini karena menemani Somi yang mau menonton Haikal latian basket, dan berkat Somi, jadinya ia tau bahwa Aksara join basket juga.

Somi bilang dia ada urusan mendadak, jadinya ia pulang duluan dan berakhirlah Ara duduk di pinggir lapangan sendirian.

Biasanya kantin jam segini masih pada buka, akhirnya Ara memutuskan untuk kesana dengan tujuan mau beli air minum buat mas gebetan.

Balik dari kantin, eh kok lapangan udah sepi?
Yah, ternyata anak basket udah keburu balik. Gak papa, mungkin hari ini bukan hari beruntungnya Ara.

Akhirnya Ara berniat buat pulang aja ke rumah, lagian ini dikit lagi juga udah mau petang. Mungkin sepuluh langkah lagi ia akan sampai di parkiran, namun ia memilih berhenti sejenak dan melihat pemandangan tersebut dari tempatnya.

Disana, di parkiran, terlihat jelas Aksara lagi menenggak minuman dari pemberian sang cewek. Parahnya lagi, setelahnya mereka berdua berboncengan dan lekas pergi dari area sekolahan. Mungkin mereka pulang bareng, sudah jelas bukan?

Jingga menepuk pipi Ara, membuat lamunannya buyar, "lo ngapain sih masih di sini?"

"hah"

Bukannya mengulang pertanyaan tadi, namun Jingga malah melontarkan pertanyaan baru. "Gabut tingkat akut ya lo? sampai ngliatin orang lagi berduaan."

Ara berdecak, "apaan sih Jing!"

Berniat memanasi, karena ia tau mungkin Ara emang beneran naksir sama Aksa, "Nadin lebih cantik dari lo deh kayaknya"

Ara mengernyit, "hah?"

"Nadin Ayasa LEBIH CANTIK DARI LO!!!"

Jingga mengerti kalau Ara masih belum paham,
"ITULOH SI NADIN AYASA PACARNYA DEAN AKSARA!"












AKSARA || RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang