pulang bareng

7 1 0
                                    

Aksara jadi merasa tak enak kepada Nadin karena telah menciumnya sembarangan, lancang sekali pikirnya padahalkan cuma teman.

"Sa"

Karena tak ada sahutan cowok itu kemudian memanggilnya lagi, "Sasa."

Tetap tak ada sahutan, membuat cowok itu sedikit emosi. Kebetulan tempat duduk Nadin ada di depannya, akhirnya ia mencolek pundak cewek tersebut.

Nadin menengok kebelakang, "kenapa?"

Menampilkan raut wajah tak enak, "sorry ya buat yang tadi?"

"Hah apaan?" tanya Nadin yang masih tidak mengerti apa maksut Aksara.

Aksara menghela napas, "gue minta maaf tadi udah lancang banget nyium kening lo."

Nadin menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia mengerti,
"kenapa gitu pake minta maaf? justru gue harus bilang makasih ke lo."

"Tadi gue kaget banget sih, tapi kayaknya kelakuan lo tadi udah bisa banget bikin mantan gue panas."

Mereka berdua tak sadar bahwa saat ini mereka tengah di perhatikan dan di tatap tajam oleh pak Bambang selaku guru matematika.

"Ada apa gerangan kawan?" celetuk pak Bambang, membuat atensi seisi kelas mengarah padanya, tentunya kecuali dua orang yang masih sibuk mengobrol itu.

Pak Bambang berjalan menghampiri dua muridnya yang sibuk mengobrol itu.

"Bagus ya? guru lagi nerangin materi, eh muridnya malah sibuk sendiri. Kayaknya obrolan kalian seru, sampai harus banget diobrolin sekarang, bapak mau join boleh?" ucap pak Bambang setelah menjewer Aksara dan juga Nadin.

"SEKARANG KALIAN BERDUA KELUAR DARI KELAS, JANGAN MASUK KELAS SEBELUM BEL PULANG SEKOLAH BERBUNYI."

Keduanya menghela napas kemudian keluar dari kelas.

"Pak Bambang sialan," kesal Nadin.

Aksara mengeluarkan senyum tak enaknya,
"maaf ya gara-gara gue kita jadi dihukum."

Nadin berhenti melangkah, "e-eh gapapa kali, santai aja," ucapnya membuat Aksara lega.

Keduanya lalu melanjutkan perjalanannya ke tempat tujuan untuk melaksanakan hukuman pak Bambang, mereka memilih pergi ke kantin agar bisa berleha-leha santuy sambil menunggu bel pulang sekolah berbunyi.

Tanpa mereka sadari, ada seorang gadis yang diam-diam merasa kesal karena mereka berdua seperti halnya perangko, kemana, dimana, dan kapanpun selalu menempel.

^^

Gadis berambut sebahu itu tengah kesal sekali dengan kedua temannya, ia lelah membujuk mereka berdua mati-matian tapi hasilnya mereka tetap tidak mau.
Dengan beralasan sibuk dan sudah dijemput sopirnya, sedangkan Somi tentu saja ingin pulang bersama Haikal, kekasihnya.

"Ayolah main dulu sebelum pulang, papa gue jemputnya terlambat nih, masa iya kalian gak kasihan sama gue?" rengek Ara.

"Sorry gue gabisa, lain kali aja ya?"

"Gue juga beneran gabisa," timpal Herin.

Kemudian ketiganya melemparkan pandangannya ke arah Haikal yang barusan berteriak kepada Somi, yang buruan kesini katanya.

Somi menatap Ara, "tuh gue udah dipanggil, duluan ya?" kata Somi kemudian berjalan menghampiri pacarnya yang berada di parkiran.

"Kalau gitu gue juga ke depan ya?"

"Udah jangan murung gitu ah, gak enak diliatnya, tuh di belakang ada Jingga, suruh antar pulang sama dia aja Ra, dia kan bucin sama elu, pasti dia mau kok nolongin lo," lanjut Herin.

Ara menoleh ke belakang dan benar saja di situ ada Jingga, kemudian ia menghampirinya.

"Woy Jing!!" ucapnya tidak santai

Jingga kaget, "buset dah.. kalem napa?"

Ara malah cengar-cengir tidak jelas.

"Gue boleh mintol gak sih?"

"Apaan?" tanya Jingga

"Anterin gue balik please, papa gue telat jemputnya dan gue males nunggu."

"Aduh sorry banget, gue ada janji mau nganterin Jorgi anak sebelah ke rumah sakit, lain kali aja deh," tolak Jingga.

Ara yang penasaran kemudian bertanya, "emang dia sakit apa sih?"

"Bukan dia yang sakit, tapi ceweknya," jawab Jingga dan Ara hanya ber oh saja.

"Yaudah duluan ya?" pamit Jingga.

"Iya deh"

Ara yang tadinya pasrah kini kembali bersemangat ketika melihat Aksara dan juga Nadin.

Ara berhenti di depan Aksara,

"Mau apa lo?" tanya Aksara sewot

"Anterin gue balik dong please?"

Aksara menatap Ara tak suka, "apaan sih lo? gajelas banget."

Ara menghela napas

"Ini mendung loh, papa gue telat jemput, lo ga kasian sama gue? Ayolah anterin gue pulang, gue minta tolong sama lo kali ini aja," pinta Ara.

"Minta tolong sama temen lo lah, masa mintol ke gue?!"

Mata Ara berkaca-kaca "tadi udah mintol ke mereka kok, tapi mereka nolak, udah punya urusan masing-masing soalnya."

Karena ada sedikit rasa kasihan dan juga lagi males debat sama Ara, akhirnya Aksara mengiyakan permintaan Ara.
Hal itu membuat Ara luar biasa senang. Akhirnya ada yang mau nganterin dia pulang, apalagi ini yang nganter mas gebetan.

Keduanya pamitan kepada Nadin yang sedari tadi hanya diam menyimak perdebatan mereka.

Setelah itu Ara dan Aksa pulang bareng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARA || RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang