Awal

2.1K 143 6
                                    

"Berangkat... enggak... berangkat... enggak..." Gumamnya pelan seraya mencabut satu persatu kelopak bunga mawar.

Mata bulatnya berkedip-kedip saat kelopak mawar terakhir jatuh ke pilihan 'enggak'. Gadis kecil berumur 8 tahun itu kembali memetik setangkai bunga mawar dari kebun, kali ini harus 'berangkat'.

"Berangkat... enggak... berangkat... enggak..."

Di belakang, seorang anak laki-laki seumuran dengan gadis kecil itu mendengus kesal. Ini sudah ketiga kalinya kakak kembarnya itu mengulang hal yang sama. Kalau seperti ini terus mereka berdua bisa terlambat pergi ke sekolah.

"Ara cepetan! Nanti kita terlambat ke sekolah." Katanya tidak sabaran.

"Sebentar Aro! Ara masih minta pendapat bunga mawar ihh." Jawab si gadis kecil bernama Ara itu kesal, konsentrasinya kan jadi terganggu.

"Ihh lama!!" Anak laki-laki bernama Aro itu pun merebut paksa bunga mawar dari tangan Ara dan membuangnya jauh-jauh.

"Aro jahat ambil bunga Ara!" Teriak Ara berlari mengejar Aro yang sudah melemparkan bunga mawar tadi ke tong sampah.

Brukk...

Ara jatuh terjerembab, tak sengaja menginjak tali sepatunya yang belum terpasang. Matanya berkaca-kaca siap menangis. Lutut dan sikunya terasa sakit.

Hikss... hikss

Aro menghela napas, merasa bersalah karena merebut bunga mawar tadi dan membuat kakak kembarnya menangis kesakitan. Ia berjalan menghampiri Ara, mengusap airmata sang kakak lembut.

"Aro minta maaf. Ara mau Aro gendong nggak?"

Masih dengan wajah mencebik menahan tangis, Ara mengangguk naik ke punggung Aro, mengalungkan tangan ke leher adik kembarnya itu. Untung saja badan Aro lebih besar, jadi ia tidak kesulitan saat menggendong Ara.

"Ara jangan nangis! Aro gak suka." Katanya perlahan berjalan keluar dari halaman rumah sambil menggendong Ara.

"Ara gak nangis kalau Aro gak nakal."

Aro tersenyum tipis, tak menjawab perkataan kesal dari sang kakak. Meneruskan langkah menyusuri trotoar. Untung sekolah baru mereka tidak terlalu jauh dari rumah.

"Aro sering-sering senyum, Ara suka tau liat Aro senyum."

Aro menggeleng, malas menanggapi Ara yang mulai cerewet. Langkahnya kemudian terhenti setelah sampai di depan sekolah baru mereka.

***

"Baik anak-anak, hari ini kita kedatangan dua murid baru. Ayo masuk, perkenalkan nama kalian!" Kata ibu guru.

Ara dengan riang menggandeng tangan Aro masuk kelas. Wajahnya berseri-seri menatap teman-teman barunya.

"Halo, nama aku Arabella Sang Aphrodite, panggil aja Ara. Senang bertemu kalian, ayo kita berteman baik!"

Para siswa di kelas seketika riuh menanggapi perkenalan Ara. Masing-masing dari mereka berebut untuk mengenalkan nama pada gadis kecil itu.

"Sudah-sudah, sekarang giliran yang satunya lagi!" Kata Bu guru

Tidak ada perkenalan dari Aro, ia langsung berjalan menuju kursi kosong di belakang tanpa memperdulikan tatapan bingung dari teman-teman barunya.

"Kayanya Aro lagi malas ngomong deh. Jadi dia itu adik kembar aku, namanya Aaron Sang Appolo, kalian bisa panggil Aaron." Kata Ara yang masih berdiri di depan.

"Kalian kembar? Kok gak mirip?" Celetuk salah satu siswa.

Ara tersenyum senang mendengar pertanyaan itu.

"Iya, kita itu kembar tapi banyak banget bedanya. Aku lahir tanggal 11 April, Aro lahir tanggal 12. Aku mirip bunda, Aro mirip ayah. Tapi kita mirip kok kalo tidur, kata ayah sama-sama diem."

Iya deh terserah bocil sajalah. Lagipula teman-teman barunya percaya saja dengan ucapan Ara.

Sementara itu, dari tempat duduknya Aro menatap datar melihat Ara yang masih riang bercerita di depan. Tipikal Ara sekali, suka bercerita apapun pada semua orang.

Membosankan, pikir Aro. Ia melipat tangan di atas meja, bersiap tidur. Tidak ada hal menyenangkan di hari pertama sekolah barunya, sama saja dengan yang dulu-dulu. Mungkin hanya Ara yang menganggap kepindahan mereka kali ini menyenangkan.

***

.
.
.
.

Arabella Sang Aphrodite

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arabella Sang Aphrodite

Arabella Sang Aphrodite

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aaron Sang Appolo

.
.
.

Haiii semuanya...
Ini cerita pertama aku, entah kenapa pas liat tanggal lahir Karina sama Sunwoo cuma beda sehari langsung kepikiran bikin cerita ini. Semoga suka ya...
Kalau ada kritik atau saran boleh banget tinggalkan jejak disini.

Happy reading^^
Jangan lupa voment yaa...

When the Roses Fade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang