06. Meet up

466 79 0
                                    

Happy reading^^

.
.
.

Arabella mengeluh bosan, kuotanya habis setelah membuat instastory tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arabella mengeluh bosan, kuotanya habis setelah membuat instastory tadi. Ia mengedarkan pandangan, menatap ruangan yang tidak asing baginya.

Lagi-lagi ia kembali ke tempat yang menyebalkan ini. Sejak dulu rumah sakit memang sudah seperti rumah kedua bagi Aaron, yang mau tidak mau Arabella harus ikut terbiasa.

Tadi pagi Arabella menemukan Aaron pingsan di atas meja belajarnya. Lagi-lagi karena anemia kambuh dan pendarahan sendi di lutut. Arabella panik bukan main, pas sekali yang ada di rumah hanya mereka berdua. Ayah ada pekerjaan di luar kota dan bunda sedang pergi mengantar pesanan brownies.

Di tatapnya wajah damai Aaron yang tertidur pulas. Terkadang terselip rasa tidak terima bahwa kenyataannya Aaron harus memiliki penyakit hemofilia seumur hidup. Arabella benci melihat Aaron murung menatap teman-temannya bermain bola atau tiba-tiba masuk rumah sakit seperti ini. Dunia seperti tidak adil pada adik kembarnya itu.

Arabella menghela napas, tak ada yang bisa ia lakukan sekarang. Untuk tipe orang yang suka keramaian sepertinya suasana hening ini benar-benar membosankan.

Drrttt... drrttt...

"Halo Ray, ada apa?" sapa Arabella setelah mengangkat panggilan telpon dari Rayhan, tumben sekali.

"Halo Bella, hehe pengen nelpon aja, soalnya gue chat centang satu. Hari ini lo gak masuk yaa, lo sakit? Atau ada urusan?"

"Aaron yang sakit, Ray. Sorry gue gak ikut latihan, padahal pertandingannya bentar lagi."

"Santai aja, pak Johnny ngerti kok. Lo sekarang di rumah sakit? Mau gue temani gak?"

"Lo emang gak cape apa? Baru pulang sekolah kan?"

"Gak ada kata cape mah kalo buat lo, gue kesana ya. Btw rumah sakitnya dimana?"

"Rumah sakit Harapan, lo tau kan?"

"Ohh tau banget, oke gue otw yaa, sekalian full cream dua kotak gue bawain nanti."

Rayhan mengakhiri panggilan telpon mereka. Arabella tersenyum malu, Rayhan selalu tahu cara membuatnya berbunga-bunga.

"Cih kaya orang gila."

Arabella menoleh, Aaron sedang menatapnya julid. Arabella mendengus, kalau tidak sedang sakit, sudah ia jitak saja kepala Aaron.

"Apa sih sirik aja jomblo!" Jawab Arabella.

When the Roses Fade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang