07. Serba-serbi Persahabatan

415 67 1
                                    

Happy reading^^

.
.
.

Mungkin pada segmen kali ini akan membahas tentang persahabatan 4 sekawan yang berisikan makhluk-makhluk random. Siapa lagi kalau bukan Aaron, Abimael, Chandra, Eric.

Jika di lihat dari kepribadian, sebenarnya ketiga temannya itu benar-benar jauh berbeda dengan Aaron. Ia terlalu tenang untuk orang suka kehebohan seperti Eric, amat pendiam jika di bandingkan dengan Chandra yang suka bermain, dan sangat introvert untuk berteman dengan Abimael si sosial butterfly.

Baiklah Aaron akan berbagi cerita asal muasal makhluk-makhluk berisik itu bisa menjadi teman baiknya.

Aaron pertama kali bertemu dengan Abimael saat SMP, mereka satu kelas bersama dengan Arabella. First Impression Aaron pada Abimael adalah anak yang ambis, pandai, dan berprestasi. Disaat anak-anak lain sibuk bermain di luar, Abimael memilih di kelas berkutat dengan buku-buku tebal berbahasa asing. Sangat kontras dengan Abimael sekarang yang ulangan harian matematika pernah dapat nilai 10 dengan tinta merah dari pak Bagus.

Keanehan itu mulai muncul ketika semester 2 kelas 7, Abimael mendadak berubah menjadi orang yang terbuka pada siapapun, termasuk ke Aaron. Tentu saja hal ini membuat satu kelas heran, dulu jangankan berteman dengan orang lain, di panggil saja Abimael tidak mau menoleh.

"Ron, bolos yok!" Abimael tiba-tiba muncul di depan Aaron yang sedang bersiap mengatur posisi untuk tidur dengan nyaman.

Aaron menatap Abimael datar. Tidak ada angin, apalagi puting beliung, makhluk jadi-jadian ini datang mengajaknya bolos.

"Ayolah temenin gue main, lagian lo daritadi tidur doang kerjaannya." Kata Abimael lagi.

Abimael dan segala kelakuan anehnya. Aaron tidak habis pikir dengan manusia di depannya ini.

"Malas." Jawab Aaron pendek. Namun, sebelum ia meletakkan kepala di atas lipatan tangan, Abimael sudah menariknya bangkit.

"Gue punya feeling kita bakal jadi teman baik, makanya lo harus temenin gue bolos." Katanya tertawa lebar menarik Aaron keluar dari kelas.

Anehnya Aaron tidak memberontak, ia membiarkan Abimael menarik tangannya keluar sekolah. Walaupun malamnya Aaron menyesal ikut bolos bersama Abimael, ia mendapat omelan Arabella yang berdurasi 2 jam 48 menit.

Dua hari kemudian Aaron dan Abimael menjadi dekat. Hal itu menimbulkan kecurigaan dari Arabella, sejak kapan pula anak ambis seperti Abimael mudah sekali berteman dengan Aaron.

Sebenarnya ada alasan dibalik tingkah aneh Abimael yang mendadak berubah. Aaron juga awalnya salah satu orang yang ngeri dengan perubahan Abimael, bayangkan saja seorang anak yang paling pintar di sekolah tiba-tiba tidak mau belajar, suka bolos, dan melakukan hal-hal nakal lainnya. Bukankah itu mengerikan? Namun setelah mendengar alasan sebenarnya, tidak ada yang salah dari Abimael. Ia hanya melakukan apa yang dia inginkan.

Abimael itu anak tunggal, kedua orang tuanya sibuk bekerja. Ayahnya seorang peneliti di badan antariksa negara dan ibunya pengacara di salah satu firma hukum terkenal di Amerika Serikat. Sejak kecil ia tinggal bersama dengan pengasuh, bertemu dengan orang tuanya mungkin cuma setahun sekali.

Ayahnya lebih tertarik dengan fenomena luar angkasa dan sederet penelitiannya daripada menelpon untuk sekedar bertanya kabar. Sementara ibunya selalu sibuk dengan kasus-kasus orang lain di banding memperhatikan perkembangan anaknya sendiri.

Abimael berpikir jika ia rajin belajar, memiliki nilai yang bagus, mungkin ayah dan ibu akan memperhatikannya. Mulailah Abimael belajar dengan keras. Ketika anak-anak seusianya masih belajar membaca dan menulis, Abimael sudah bisa membaca ensiklopedia sains. Misi mencari perhatian itu di lakukannya sejak umur 6 tahun dengan harapan ayah dan ibu menyempatkan diri memperhatikannya.

When the Roses Fade ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang