“Dari pada kau tak memiliki tempat tinggal, tinggallah denganku. Kau aman. Dan..., aku ingin membunuhmu itu hanya... ya..., permainan. Aku berjanji tak lagi ingin membunuhmu, asal tinggallah bersamaku. Kau akan terus menjadi borunan. Apa kau mau hidupmu tak damai lagi?“
Boboiboy terdiam. Ada benarnya yang di katakan Reverse. Tapi, apa dia bisa di percaya?
“Aku reversemu. Jika kau mati, otomatis, aku pun akan mati. Jadi, sekarang aku sadar. Membunuhmu sama dengan bunuh diri“, tambahnya lagi.
Dia mendekat kearah Boboiboy.“...karena kau adalah aku, aku adalah kau...“
Boboiboy tersenyum. Kali ini ia mempercayai Reverse dan dengan itu, apapun yang terjadi. Lagi pula, dia tidak memiliki pilihan lain. Boboiboy menyambut 'kegelapan malam' menyatu dalam dirinya.
"Baiklah..."
.
.
.
Boboiboy beruntung dia memiliki smartphone-nya sehingga dia bisa menghitung waktu di tempat penuh kegelapan tersebut.
Semua kejadian itu sudah berlalu 1 tahun yang lalu. Walau itu ulah Reverse, Boboiboy tidak tahu dan tidak ada niat membalasnya pada sisi lain dirinya. Takdir begitu kejam, bukan? Sulit menebak sebuah keadilan.
Pemuda yang kini berusia 16 tahun tersebut menenggelamkan wajahnya ke bantal, berbaring tiarap sambil mendesah lelah.
"Apa yang kau pikirkan?"
Sebuah suara menginterupsi. Tentu saja itu adalah Reverse yang datang tak di undang. Kehadirannya yang selalu mendadak dan kini sedang mengunyah apel di tangan kanannya.
Boboiboy beruntung. Apapun itu rencana Reverse, dia tak tahu, tapi Reverse cukup baik untuk tidak meneruskan ide gilanya untuk membunuhnya. Mereka tinggal bersama tanpa konflik dan melakukan apa yang selayaknya saudara lakukan. Tak ada pertikaian.
Mereka sering berbincang walau lebih banyak Reverse karena mungkin dia terlalu senang memiliki teman bicara.
Mereka lebih banyak menghabiskan waktu berkeliling di istana, tak melakukan banyak hal. Hanya berjalan-jalan, lalu berbaring, duduk, sesekali keluar tapi hanya di sekitar istana tak pernah jauh-jauh.
Reverse mengernyit saat melihat lawan bicaranya yang tak menggubris pertanyaannya, jadi dia mengambil inisiatif untuk bertanya lagi.
"Apa yang kau_"
"Diam!", potong Boboiboy dengan nada kesal. Bukan berarti dia ingin cari gara-gara atau permusuhan, hanya saja mood-nya sedang buruk.
Reverse diam sesuai apa yang Boboiboy katakan sehingga ruangan di penuhi suara Reverse yang mengigit apelnya.
Boboiboy gelisah untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengerang tidak senang dan beranjak dari kasurnya melangkah meninggalkan Reverse begitu saja menuju ke luar di mana pesisir pantai dengan bulan yang selalu menggantung menyambutnya.
Si surai salju, sisi lain dari dirinya tersebut mengikuti langkah Boboiboy seraya masih asyik mengunyah apelnya.
Boboiboy POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Kegelapan Malam [Reverse x Boboiboy] __《END》
FanfictionBoboiboy berjalan-jalan ke sebuah pantai dan itu mempertemukannya pada dirinya dalam versi lain, Reverse-nya... Bagaimana kisah mereka setelah itu?