Reborn as Madara's Grandson

220

Di luar Sunagakure,

Suara mendesing…

Sosok tinggi dengan topeng Onii berkedip di depan pintu masuk. Sosok itu memiliki rambut oranye panjang menutupi bahunya.

"Waktunya telah tiba."

Sosok itu mengepalkan tinjunya dan memasuki Suna.

"Apa ini yang kau inginkan?"

Sebuah suara tua jatuh di telinganya.

"Siapa disana?"

Sosok itu melompat mundur dan berbalik ke arah sumber suara.

Ebizo dengan tenang berjalan keluar dan menghadapi sosok itu.

"Katakan padaku, apakah itu benar-benar perlu? Apakah kamu ingin membalas dendam di rumahmu?"

Dia berdiri di depan sosok itu dan menatap sosok di matanya.

Sosok bertopeng berhenti dan menghadapkannya saat dia tetap diam.

"Aku tidak akan memintamu untuk berhenti. Tapi aku tidak ingin kamu melibatkan orang yang tidak bersalah dalam balas dendammu."

Ebizo dengan tenang menutup matanya.

"Aku tidak akan membuat janji, tetapi jika seseorang ikut campur dalam balas dendamku, maka mereka akan menanggung murkaku."

Suara mendesing…

Sosok itu masuk lebih dalam ke Sunagakure.

"Jadi ... itu jawabanmu."

Ebizo menutup matanya saat setetes air mata jatuh dari mereka.

"Mungkin kalau saja saya bertindak sebagai pemimpin dewan Suna, maka tragedi ini bisa dicegah."

BUM… BUM…

Serangkaian ledakan terjadi di dalam desa karena membuat banyak rumah terbakar oranye. Asap dan api keluar dari mereka.

wussssssssssssssssssssssssssssssssssssss!

Beberapa Shinobi Pasir berkumpul di sekitar Ebizo saat mereka menunggu instruksinya.

"Kakek yang Terhormat! Desa sedang diserang. Musuh mengincar para tetua desa. Kami menunggu perintahmu untuk menetralisir musuh."

Salah satu pemimpin Jounin membungkuk di depan Ebizo.

"Biarkan saja."

Ebizo melambaikan tangannya.

"Sudah lama sejak kami melakukan pembersihan di Suna. Tikus telah membanjiri desa."

Api mewarnai langit malam dengan rona merah.

Suara mendesing…

Sosok bertopeng Onii muncul kembali di pintu masuk dengan dua tubuh tak sadarkan diri di tangannya.

"Itu Penatua Tojuro dan Penatua Yura."