#7 Suara.

26 6 3
                                    

Dedaunan di musim gugur berjatuhan, berkumpul seakan memiliki sebuah ikatan tanpa mengerti satu sama lain, tanpa memahami perasaan di antara mereka. Sapuan mata angin membawa mereka terbang sayap tanpa bentuk menuntun mereka ke arah yang tak pernah mereka pikirkan, di satu kota kecil di tengah barat daya hidup keluarga sederhana karunia Sang Pencipta seakan tidak luput menyertai mereka. seorang gadis terlahir harapan untuk terus hidup terus mengalir di dalam dirinya.

...

"Lynee kemarilah" Panggil sang Ibu. Gadis menawan itu berlari ke arahnya, senyum bahagianya terpancar jelas semua orang melihat betapa indahnya citra yang ia pancarkan.

"Mama? matamu berkaca-kaca" Tanya polos Lynee ke arah ibu tercintanya, hanya matanya yang tidak bisa berbohong. Kebahagiaan dan Bersyukur yang hanya bisa ia pancarkan, Uluran tangan sang pengasih meraba telinga kanan sang danau kebahagiaan miliknya.

"Tidak, ibu hanya sangat bahagia"

"Mama pasti berbohong. huh" ejek Lynee. Di pesisir danau terdengar alunan melodi sebuah biola yang sangat indah, air seakan tertenangkan saat nada itu terbang kemana saja yang mereka inginkan. Lynee hanya memperhatikan ayunan demi ayunan yang di mainkan sang ibu.

"Mama. Aku ingin mendengar suara mu setiap saat sampai aku dewasa" ujar Lynee

"apakah kau tidak akan bosan?"

~menggelengkan kepala~ "tidak, tidak, tidak hehe " Ucapnya dengan tawa kecil di wajahnya

Hari-hari terus berjalan, mentari terus berputar berganti sang rembulan bilah-bilah cahaya memasuki bilah-bilah rumah hangat, dingin terus bergantian menemani hidup semua orang. Kicauan burung terdengar di tengah mentari saat menyinari siangnya barat.

Didepan perkarangan rumah dengan pemandangan danau, Lynee tengah mempelajari beberapa melodi dan juga irama musik bersama ibunya. 

"Coba ikuti mama, Do..." ajar sang ibu pada Lynee

"Do..." ucap Lynee berusaha mengikuti

"Bukan seperti itu Lynee tapi Do..."

 "hooh, Do..." coba Lynee sekali lagi

"Bagus, lalu Re..." ajar sang ibu lagi dengan nada yang lebih tinggi

"Ree..."

Sedangkan disisi lain didalam pesawat mulai terdengar suara dari gelombang radio

 "unit 4... unit 4... unit 4 masuk" 

"kapten unit 4 disini" jawab sang kapten sambil menekan tombol 

"Posisi ganti"

"Unit 4 hampir mendekati titik" balas sang kapten lagi. 

"Luncurkan ganti" Tutup pelatuk bom ditarik 

lalu bom seketika terjatuh dan hantaman bom menghancurkan tengah kota, satu persatu ledakan mulai menguasai seluruh kota. Tutup pelatuk bom ditarik lalu bom seketika terjatuh dan hantaman bom menghancurkan tengah kota.

...

Satu persatu ledakan mulai menguasai seluruh kota. Karena adanya ledakan yang sangat kencang memekakkan telinga Ibu Lynee yang tengah bersama putrinya langsung mendorong Lynee ke tengah danau supaya tidak terkena ledakan. Tenggelam tak sadar kan diri, ia terus terapung terbawa arus air yang begitu deras. Hanyutan danau tak henti memenuhi dirinya, angin bergemuru kencang, langkah kaki dari jauh terdengar perlahan mata Lynee terbuka. Seorang anak bermata ungu berada tepat di hadapan nya

Side Of QuartzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang