Jangan lupa follow sebelum membaca🙏
***
Absurd Love
"Mau makan apa?"
"Terserah."
"Bakso?"
"Bosen."
"Nasi goreng seafood?"
"Basi."
"MCD aja, gimana?"
"Kemaren juga kesitu."
"Terus lo mau nya makan apa?"
"Terserah."
Sarma membentur kan kepala nya pelan ke stir mobil. Azkar itu ribet kalau ditanya soal makanan. Kalau ditanya mau makan apa pasti jawabannya terserah. Kalau ditawarin malah selalu nggak mau.
"Makan di restoran sunda aja, gimana?" Tanya Sarma. Harap-harap cemas.
Azkar menyimpan handphone nya ke saku celana. Menatap datar Sarma yang sedang menampilkan tatapan memohon.
"Hm."
Sarma menegakan tubuhnya mendengar ucapan Azkar.
"Hm apa dulu, nih? Hm, iya atau hm, terserah?"
Azkar mengedikan bahu acuh.
"Terserah."
Sarma melongo mendengar ucapan Azkar. Cewek dengan kaos oblong dan celana di bawah lutut itu mengepalkan tangannya kuat. Tapi beberapa detik kemudian, senyum manis terukir di bibir Sarma.
"Bismillah BANGSAT LO BABI! Astagfirulloh haladzim, maaf ya alloh."
***
Setelah perdebatan unfaedah mereka. Akhirnya, Sarma memutuskan untuk membawa Azkar makan siomay di pinggir jalan. Siomay mang Agus-- langganan Sarma.
Azkar menatap ngeri pada Sarma. Cewek yang bergelar sebagai pacarnya itu udah habis empat piring siomay, otw lima piring.
"Apa?"
"Bisa pelan-pelan nggak sih, makannya?"
"Laper."
"Lo kayak orang kesurupan."
Sarma tertawa keras mendengar ucapan Azkar, sampai-sampai dia tersedak.
"Aer, aer Kar. Goblok tuli emang."
Azkar tersenyum tipis melihat Sarma yang berteriak heboh meminta air sambil memukul-mukul dada nya. Tak ada niat membantu. Azkar hanya diam sambil terus menahan supaya tawanya tidak keluar.
"Ahh, alhamdulillah." Sarma mendesah lega. Dadanya jadi terasa sakit karena tersedak tadi.
Sarma tidak protes saat Azkar tidak membantunya. Sarma sudah terbiasa dengan Azkar yang nggak peduli sama dia.
"Lelet amat makan lo." Ucap Sarma.
Azkar melirik Sarma sebentar, lalu kembali melanjutkan makan nya.
Sarma meringis pelan. Merasa malu karena dia udah habis hampir lima piring, sedangkan Azkar, satu piring saja belum habis dari tadi.
"Apa lo?" Sarma cengengesan saat ketahuan oleh Azkar sedang memperhatikan cowok itu.
Sarma menyelipkan helaian rambut pendeknya kebelakang telinga. Tersenyum manis sambil mengedip-ngedip kan sebelah matanya. Genit.
"Lo nyeremin anjir." Ucap Azkar.
"Bangsat emang lo bangsat." Ucap Sarma. Ketus. Sambil kembali memakan siomay nya dengan rakus.
Azkar menatap Sarma heran. "Dih." Ucapnya.
"Punya cowok kok nggak peka."
Azkar mengedikan bahu acuh. Sudah terbiasa dengan kepribadian Sarma yang gampang berubah-ubah.
"EEEUUU."
Azkar tersentak kaget. Sarma kalau sendawa memang nggak tanggung-tanggung. Untung nggak ada pelanggan lain. Cuman ada Mang Agus yang udah terbiasa sama kelakuan nggak jelas Sarma.
"SATU PIRING LAGI MANG!"
Azkar menatap Sarma nggak percaya.
"Piring ke enam." Lirih Azkar.
***
"Besok gue nggak bisa jemput." Ucap Azkar.
Sarma manggut-manggut, setelah melepaskan sabuk pengaman nya, Sarma meluk tangan Azkar erat sambil nyender di bahu kekar Azkar.
"Gue masih di skros, Sayang."
"Hm."
"Besok anterin gue ke gramedia. Mau beli novel baru."
"Nggak bisa."
Sarma mengerucutkan bibir nya. "Mau kemanasih, sampe nggak bisa nganterin gue?"
"Ada janji sama Maya." Ucap Azkar. Sambil melepas kan pelukan Sarma.
"Anjing." Desis Sarma.
"Mulut lo." Tegur Azkar. Sambil menyentil pelan bibir Sarma.
"Yauda atuh besok anterin gue duluuu." Rengek Sarma. Sambil menggoyang-goyang kan tangan Azkar.
Gemes.
"Apaan sih. Kek bocil."
"Emang gue masih bocil." Ucap Sarma. Sambil menusuk-nusuk pelan pipi cubby nya dengan jari.
"Dih. Najis."
"Anterin lah yanggg."
"Hm."
"Hm apa dulu, nih?"
"Terserah."
"Asu emang Azkar assuuuu."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd Love
Random"Aku ini pacar kamu lho ... kok kamu malah mentingin buku sih?" "Bacot." ** "Kangen banget ... kamu kok ilang-ilangan terus sih, yang!" "Bacot." ** "kamu gak pernah mau ngertiin aku, kamu cuman fokus sama dirimu sendiri aja!" "Bacot." ** "Ini hari...