2

6 3 1
                                    

Jangan lupa follow sebelum membaca🙏

                                Absurd Love

Sarma menghela nafas kecewa. Azkar memang menjemputnya, dan ingin mengantarkannya ke gramedia. Tapi eh tapiii, cowok nya yang ganteng spek dewa itu datang menjemputnya dengan membawa Maya. Musuh bebuyutan nya.

Lebih sial nya lagi, Sarma yang harus menyetir mobil. Sedangkan Azkar dan Maya hanya asik bermesraan di bangku penumpang.

Sarma sesekali melirik sinis dua orang manusia laknat yang duduk di belakangnya dari kaca spion depan. Dan kelakuan nya itu ternyata tertangkap basah oleh mata Maya yang sangat jeli.

"Nyetir-nyetir aja. Nggak usah liat orang pacaran." Ketus Maya.

"Pacar gue." Santai Sarma.

Maya mengerucut kan bibir nya, menatap Azkar yang sedari tadi tak berhenti mengusap rambut panjang nya.

"Si buluk nyaaaa." Adu Maya, dengan intonasi suara dibuat selembut dan selucu mungkin.

"Dih. Najis." Balas Sarma.

Maya menarik pelan lengan baju Azkar. Kesal.

"Sar--"

"Diem, Kar. Mulut lo berdua bau adzab."

                                   ***

"Beli novel cuman caper doang ke bunny gue pasti."

"Bunny bunny. Cowok gue, tuh."

"Bentar lagi juga putus."

"Iya dah iyaaaa. Biar cepet. Dari taun kemarin juga lo ngomong gitu mulu."

"Nyebelin lo. Dasar gembel."

"Banyak bacot beud, lo. Dasar lonet."

"SARMAAA!"

Sarma tertawa puas. Mumpung Azkar lagi ke toilet dan Maya di titipkan pada nya, Sarma rasa, nggak ada salah nya buat cewek glamor dan ribet itu kesal.

Maya itu gampang emosi. Dan Sarma memang yang dasarnya nyebelin makin senang ngusilin Maya.

"Lama banget sih lo."

"Jangan banyak-banyak ambil novel nya. Ngabisin duid bunny gue aja."

"Lo itu kalau mau pergi dandan dikit kek. Kok kaya gembel banget."

"Ih mana bau lagi. Heran kok bunny betah banget pacaran sama gembel kayak lo."

Dengan super santai, Sarma tetap berjalan dan mencari novel yang diinginkan nya. Mengabaikan celoteh Maya.

Setelah cukup lama Azkar akhir nya kembali dari toilet. Cowok itu berdiri di samping Maya yang mendadak kembali ceria setelah kehadiran nya.

"Udah?" Azkar bertanya datar. Sebelah tangannya dia gunakan untuk merangkul bahu Maya.

"Belum satu lagi." Jawab Sarma.

"Jangan banyak-banyak, gembel." Ketus Maya.

"Iyaaa." Sarma menyahut sabar.

"Udah berapa itu?" Azkar kembali bertanya sambil berjalan mendekati Sarma, setelah sebelum nya melepaskan rangkulan tangan nya di bahu Maya.

"Baru tiga."

"Kapan-kapan lagi aja kesini lagi."

"Kalau besok-besok suka males kesini lagi nya." Ucap Sarma. Lesu.

"Yaudah nggak usah kesini lagi."

"Kar--"

"Ribet." Ketus Azkar.

Azkar lalu kembali menghampiri Maya dan menggenggam tangan cewek itu. Sarma yang melihatnyapun menjadi pantas dingin sendiri.

"Kar--"

"Cabut."

"Sepuluh menit lagi aja yaaaa. Please." Mohon Sarma.

"Gak." Ketus Azkar. Lalu berbalik dan berjalan dengan Maya lebih dulu.

Sarma yang ditinggal mengepalkan tangan nya kuat. Hidung nya kembang kempis pertanda dia sedang benar-benar kesal.

Dengan sekuat tenaga, Sarma berlari dan menerobos ketengah-tengah Azkar dan Maya. Membuat rangkulan Azkar di bahu Maya terlepas dan Maya jatuh tersungkur.

"Awww." Pekik Maya. Kaget.

Azkar melotot kearah Sarma.

"Sar--"

"APA?!"

"Lo--"

"APA?!"

"AN--"

"DIEM LO! DASAR DUGONG! GUE CUMAN MINTA WAKTU SEPULUH MENIT DOANG JUGA. APA LO?! MAU MARAH LO?! SINI, SINI. GUE LELE--- AAAAA AMPUN AZKAR AMPUNNNNN."

                                       Tbc.

Absurd Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang