5

7 3 0
                                    

Jangan lupa follow sebelum membaca🙏

                               Absurd Love

Sarma berbaring terlentang dengan memeluk erat dompet tebal Azkar. Sarma senang bukan main, Azkar memberikan kuasa padanya untuk memegang dompet super duper tebal milik Azkar dengan cuma-cuma.

"Dompet nya?"

"Lo aja dulu."

"Beneran?!"

"Hm."

"Yessss. Lopyu Sayang kapan-kapan kalau kita mau jalan lagi, dompet kamu kasihin ke aku, ya?"

"Ya."

Sarma terkekeh pelan mengingat percakapannya dengan Azkar beberapa menit lalu. Sebelum Azkar pulang setelah mengantatkan Sarma ke rumah nya.

Tentunya, mendapatkan dompet Azkar bukan hal yang mudah bagi Sarma. Sarma harus menahan mati-matian makian yang ingin dia lontarkan pada Azkar saat, pacar kaya nya itu mencium Bunga tepat di hadapannya saat di restoran tadi.

Sarma menepis jauh-jauh rasa kesal nya pada Azkar. Dengan secepat kilat, Sarma bangkit dari rebahannya dan duduk. Membuka dompet Azkar dengan hati berbunga-bunga.

"Ahhhh. Wangi duid. Hihihi ..." Sarma terkikik senang.

"Mmm ... beli novel baru, seblak, boba, telor gulung, cilok, cimol, bakso, mie ayam terus apalagi, ya?"

Sarma berpikir sambil meletakan lima lembar uang berwarna merah milik Azkar di keningnya.

"Jadi gasabar buat kulinerannnn." Sarma menutup wajah nya dengan kedua telapak tangannya. Menjerit bahagia saat membayangkan dia bisa membeli banyak makanan kesukaan nya dengan dompet super tebal Azkar yang terisi dua juta uang kash dan banyak kartu-kartu penting yang Sarma ketahui berisi uang yang sangat banyak.

Sarma berbaring telungkup. Mengambil handphone nya dan menuliskan pesan untuk Azkar.

Sarmanto🐒: Udah sampe belum?

AzkarKaya😍: udh.

Sarmanto🐒: Mau vc sama ayangggg😘

AzkarKaya😍: njs.

Sarmanto🐒: nanti aku pap tt

AzkarKaya😍: w block lo asu!

Sarmanto🐒: tt itu tiktok sayang. Ih Azkar piktorrrr😶

AzkarKaya😍: gjls.

Sarmanto🐒: lopyutu❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

                                    ***

Azkar menyembunyikan wajahnya pada bantal empuknya. Menggeleng-geleng kan kepalanya keras saat kedutan di bibir nya hampir lepas kontrol.

"Sial." Maki Azkar. Tanpa bisa di cegah, senyumnya perlahan terbit. Pipi Azkar bersemu.

"Sarma asu. Sialan. Bangsad." Azkar memaki sambil mengetuk-ngetuk layar handphone nya yang terdapat walpaper Sarma yang sedang tersenyum dengan gigi yang terdapat bercak merah. Bekas cabai.

"Duh, jantung gue." Azkar memegang dada nya yang bergetar hebat.

Berada jauh atau dekat dengan Sarma memang sama saja efeknya. Jantung nya mudah sekali bergetar kencang saat berada di dekat atau hanya mengingat Sarma.

"Gak boleh Azkar, gak bolehhh. Lo nggak boleh cinta sama si kucel itu."

"Eh, Sarma cantik goblok. Cuman jarang mandi aja."

"Dia juga doyang makan. Tapi badannya tetep krempeng."

"Krempeng lempeng gitu juga Sarma tetep cantik sihhh."

"Lucu juga."

"Gemessss."

Azkar menatap langit-langit kamarnya dengan hati berdebar. Hanya mengingat Sarma saja jantungnya sudah berdebar hebat tidak karuan.

"Ahhhh." Azkar mendesah lirih.

Sebelah tangannya dia gunakan untuk mengacak rambut indahnya, sebelah tangannya lagi dia gunakan untuk terus menggulirkan banyak nya foto Sarma di handphone nya.

Mata Azkar menelisik dengan jeli setiap foto Sarma. Kekasihnya itu tak pernah berubah. Wajahnya dari pertama mereka pacaran hingga sekarangpun, tetap sama. Cantik, manis, lucu.

Tok tok tok ...

Azkar tersentak kaget saat pintu kamar nya di ketuk. Cowok yang hanya memakai singlet dan celana kolor itu segera bangkit dari rebahannya.

"Hay Honey."

Azkar mendelik mendengar panggilan Calista, Mommy nya.

"Kok belum bobo?" Calista bertanya sambil mendekati Azkar dan duduk di pinggir ranjang putra tunggalnya itu.

"Belum ngantuk."

"Kamu kan, besok sekolah. Jadi nggak boleh begadang."

"Mom, ini baru setengah sembilannn."

Calista terkikik gemas. Tangannya mengacak rambut Azkar pelan.

"Kamu dari tadi fokussss mulu sama handphone. Lagi chatan sama mantu mommy, ya?" Calista menarik turunkan alisnya.

"Sarma bukan calon mantu momy." Malas Azkar.

"Terus calon mantu orang lain, gitu?"

Azkar melotot tak suka. "Mom!"

"Kamu itu sebenernya cinta banget sama Sarma. Percaya deh sama Momy."

"Musyrik."

Calista mendengus sebal. "Kalau dibilanginnn."

"Azkar nya juga nggak pernah suka sama Sarma."

"Nggak suka. Tapi cinta."

"Azkar cuman main-main aja sama dia."

"Main-main tapi udah mau jalan empat tahun."

Azkar memutar bola mata malas lalu menatap momy nya datar.

"Please, Mom, aku nggak pernah suka ataupun cinta Sarma."

"Terus semua hal yang kalian jalanin selama ini, apa?" Calista bertanya serius.

Sejujurnya, Calista tak pernah suka sikap putranya yang terkesan menganggap Sarma hanya mainan dihidupnya.

Calista sangat menyayangi Sarma. Gadis yang selalu bertingkah polos dan sangat sederhana itu begitu memikat hati Calista saat pertama kali Azkar membawa Sarma bertemu dengannya.

Dengan ogah-ogahan, Azkar mengedikan bahu acuh. "Sarma itu cuman buat gabutan."

"Kalau Sarma denger semua ucapan kamu ini, pasti dia sakit hati, Honey."

"Gaduli."



                                    Tbc.

Absurd Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang