4

5 4 5
                                    

Jangan lupa follow sebelum membaca🙏

                               Absurd Love


"Pegangan."

"Najis."

"Gue ngebut, nih."

"Jangan dongggg."

"Bodo."

"Lo--- Aaaa iya Azkar iya. Ini pegangan!"

Azkar tersenyum tipis di balik helm yang ia kenakan. Saat merasakan Sarma memeluk pinggangnya makin erat, Azkar sedikit memelankan laju motor sport nya.

Sebenarnya, Azkar telat menjemput Sarma karena dia sengaja. Azkar tak mengantarkan Desi pulang. Lagi pula, siapa sih Desi? Azkar bahkan tak mengenal nya. Mungkin.

Mungkin karena saking banyak nya cewek yang pernah jadi gebetannya.

"Jangan ngerem mendadak." Kesal Sarma.

"Yaelah. Datar juga."

Sarma merengut tak suka.

"Datar-datar gini juga, kalau gue sodorin pasti bakalan langsung lo remes."

"Ngomongnya." Sarma terkekeh mendengar ucapan Azkar yang bernada peringatan padanya.

"Gak enak remes yang tepos."

"Az--"

"Enakan punya si Maya. Gede, montok."

"An--"

"Lo mah kayak triplek."

"Su--"

"Gak berasa."

"Aww-- sakit goblok!"

Azkar berteriak keras saat Sarma mencubit pinggangnya kuat. Azkar melirik sekeliling, lalu menepikan motornya.

"Anjing merah gini." Kesal Azkar. Setelah membuka helm nya dan melihat pinggangnya.

"Sukurin." Sarma tertawa puas.

"Apa lo?!" Sarma bertanya galak saat Azkar menatap nya tajam.

Azkar menghembuskan nafas panjang. Lalu kembali memakai helm nya.

"Pegangan." Titah Azkar. Saat dia sudah kembali melajukan motor nya.

"Takut gue jatoh, ya, Kar?" Tanya Sarma. Sambil menempel kan pipi nya di pundak Azkar.

"Takut gue jatoh, ya, Kar?" Sarma mengulang pertanyaan nya.

"Iya."

"Iya lo takut gue jatoh? Aaaa Azkar nya aku gemessss."

"Iya bohongnya maksud gue."

"Bangsad lo."

                                   ***

"Pelan-pelan makannya." Azkar mengusap sisa makanan di bibir Sarma.

Dengan malu-malu kucing garong, Sarma tersenyum sedikit di paksakan. Maklum, mulut nya sangat penuh dengan makanan enak yang Azkar beli untuk nya.

"Jangan buru-buru. Gak ada yang bakalan minta makanan lo." Ucap Azkar. Sambil meminum minumannya.

"Azkar itu yang deket lo apa?"

"Yang mana?"

"Itu yang masih banyak." Sarma melirik dengan harap cemas. Takut nggak di kasih Azkar.

"Bilang aja minta. Ribet amat lo." Ketus Azkar.

Absurd Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang