Reinkarnasi: Dewi Multi-Keterampilan Sangat Cantik!

Bab 75

Zi Yi menyipitkan mata dan bertindak seolah-olah dia akan menjatuhkan batu giok itu. "Jika kamu tidak menepati janjimu, maka aku akan memecahkan batu giok ini. Tuan mudamu tidak akan berutang budi padaku."

"Kamu ..." Lu Gang tidak menyangka Zi Yi menjadi begitu sesat dan niat membunuhnya bocor sekali lagi.

Zi Yi tidak takut dengan niat membunuhnya sedikit pun. Dia dengan kasar mengusir mereka. "Kamu bisa pergi, atau aku akan benar-benar menghancurkannya."

Dia melonggarkan cengkeramannya pada batu giok dan itu tergelincir sedikit sebelum dia mengencangkan cengkeramannya lagi. Lu Gang dan yang lainnya mengalami emosi yang naik turun.

"Jangan gegabah," kata Lu Gang dengan suara berat. "Kami akan segera pergi."

Meskipun dia berkompromi, dia meninggalkan ancaman. "Tapi kamu harus memastikan bahwa sebelum tuan muda datang untuk mengambil batu giok, kamu tidak boleh membiarkan siapa pun tahu atau melihatnya."

"Tentu." Zi Yi mencengkeram batu giok dan dengan tangan lain, dia memberi isyarat agar mereka pergi.

Lu Gang tidak berdaya dengannya dan dia hanya bisa pergi dengan tuan mudanya di punggungnya dengan bantuan teman-temannya.

Zi Yi melihat punggung mereka yang pergi, lalu melirik batu giok dan mengangguk. "Ini batu giok yang bagus."

Setelah ini, dia menyimpannya di dalam sakunya.

Dia bisa menebak bahwa mereka pasti meninggalkan seseorang untuk berjaga-jaga di dekat vilanya.

Secara kebetulan, dia juga membutuhkan pengawal.

Sebenarnya, dia punya firasat bahwa pasti ada alasan mengapa tuan muda itu dan para pembunuh itu bertarung di rumahnya. Untuk hidup dalam damai, dia bermaksud untuk memaksakan alasan dengan batu giok.

Setelah dia memesan take-out, dia menghubungi tim renovasi profesional dan terus menjelajahi internet.

Yang mengejutkannya, tuan muda itu tidak datang mengetuk. Sebaliknya, Lu Jingye mengunjunginya.

Setelah Zi Yi menyelesaikan transaksi peretasan, bel pintu gerbangnya berdering.

Dia mematikan komputernya dan berjalan keluar untuk membuka gerbang.

Ketika dia melihat Lu Jingye berdiri tegak dengan sikap bangsawan, matanya memeriksanya ke seluruh penjuru sebelum dia mengarahkan pandangannya ke wajah tampannya. "Anda?"

Lu Jingye memandangnya dengan berpakaian rapi dan dikuncir kuda. Wajahnya yang telanjang membuat bibirnya tampak lebih merah dan awet muda. Dia kemudian berkata dengan senyum elegan, "Saya di sini untuk mendiskusikan masalah adik laki-laki saya dengan Anda."

"Adikmu? Maksudmu pria yang kemarin malam itu?"

"Ya."

Zi Yi mengangkat salah satu alisnya dan membiarkannya masuk.

Mereka berjalan ke arah ruang tamu halaman belakang.

Lu Jingye memeriksa struktur vila ini dan bertanya, "Kamu berpikir untuk merenovasi tempat ini?"

Zi Yi berhenti di jalurnya dan menatapnya dengan tidak puas.

Lu Jingye menatap kembali ke matanya dengan matanya yang muskil.

"Bapak. Orang sibuk, mengapa kamu menanyakan pertanyaan ini? "

Ketika Lu Jingye mendengar julukan yang diberikan Zi Yi untuknya, dia berkata dengan tidak setuju, "Kamu bisa memanggilku Kakak Kedua."

"Aku tidak akan melakukan itu," jawab Zi Yi lugas.

Lu Jingye tidak bersikeras. "Grup Lu memiliki tim konstruksi profesional, saya dapat meminta mereka merenovasi tempat Anda. Anda tidak perlu khawatir jika kontraktor luar memiliki niat tersembunyi. "

Zi Yi menatapnya dan mata phoenixnya yang menawan tampak bersinar.

Lu Jingye menatap kembali ke matanya dan sedikit lekukan melengkung di bibirnya. "Potongan batu giok saudaraku ada bersamamu. Ini sangat penting baginya dan sebagai saudara, saya harus melakukan yang terbaik untuk mendapatkannya kembali untuknya."

Zi Yi menyentuh dagunya dan mempertimbangkannya sejenak. Lu Jingye tidak kekurangan uang dan karena dia secara pribadi berkunjung untuk meminta batu giok, itu juga dianggap sebagai hal yang baik. "Berapa banyak uang yang ingin kamu berikan untuk mendapatkan kembali batu giok itu?"

Lu Jingye menatap matanya dan dia tampak lembut dan ramah. "Berapa banyak yang Anda inginkan?"