Reinkarnasi: Dewi Multi-Keterampilan Sangat Cantik!

Bab 107

Setelah makan, Zi Yi menyuruh robot rumah tangga membersihkan mangkuk dan peralatan makan di dapur sementara mereka duduk di sofa.

Lu Jingye bertanya, "Siapa yang memasak untukmu saat ini?"

Zi Yi merasa bahwa Lu Jingye seperti orang tua yang selalu mengkhawatirkan anaknya di rumah. Ekspresi dan nadanya tidak membiarkan pikiran seseorang mengembara.

Dia tidak merasa ingin menjawabnya dengan benar saat dia melihat ekspresi serius darinya.

"Tidak ada. Aku hanya bisa memesan take away."

Dia sengaja duduk lebih dekat dengannya. "Lu Jingye, karena kamu sangat suka menjadi orang yang sibuk, mengapa kamu tidak mengurus makananku saja?"

Zi Yi harus mengakui bahwa masakan Lu Jingye cocok dengan seleranya. Itu membuatnya menginginkan lebih meskipun sudah makan.

Lu Jingye menatap mata wanita muda yang bersinar. Dia memejamkan mata untuk merenung sejenak sebelum mengangguk.

Dia tentu saja tidak punya banyak waktu untuk memasak untuknya, tetapi dia tidak mungkin memesan makanan untuk dibawa pulang setiap hari. Dalam hal ini, ia harus membiarkan pengurus rumah tangga mengantarkan makanan setiap hari.

Zi Yi tidak tahu pikiran Lu Jingye. Dia langsung senang ketika dia mengangguk.

"Lu Jingye, kamu orang yang baik. Saya tidak punya apa-apa untuk membalas Anda. Kenapa aku tidak..."

Mata Zi Yi memeriksanya dari atas ke bawah, dan merasakan dorongan hatinya saat dia melihatnya bertingkah seperti orang tua.

"Itu akan cukup selama kamu melindungi dirimu sendiri dan tidak memberi orang-orang itu kesempatan untuk mendekatimu."

Zi Yi terdiam beberapa saat sebelum dia berkata, "Bagaimana jika aku jatuh cinta pada seorang pria? Jangan bilang kamu masih ingin aku menjaga jarak dengannya?"

Lu Jingye terdiam beberapa saat dan menjawab, "Selama kamu memastikan bahwa dia tidak memiliki niat buruk terhadapmu."

Zi Yi tidak bisa menahan dorongan itu dan langsung menerkamnya.

Kakinya mengangkangi lututnya, dengan satu tangan memegang bahunya dan yang lainnya di sofa.

Lu Jingye tidak pernah menyangka Zi Yi akan menerkamnya dan ternyata, dia tercengang.

Zi Yi melengkungkan bibirnya dan berkata, "Lu Jingye, bahkan ayahku tidak membatasiku seperti ini. Kamu bahkan lebih usil daripada ayahku. Apakah kamu jatuh cinta padaku?"

Setelah itu, tambahnya. "Tapi tidak masalah apakah kamu menyukaiku atau tidak. Aku sudah memutuskan untuk menciummu."

Setelah itu, dia menundukkan kepalanya dan menempelkan bibirnya ke bibirnya.

Dua pasang bibir saling menempel.

Dua pasang mata saling menatap.

Napas mereka terjalin dan tiba-tiba, detak jantung mereka melompat.

Pada saat itu, Zi Yi merasa pinggangnya ditarik. Segera setelah itu, dia diangkat dan ditempatkan ke samping.

Lu Jingye berdiri dan menatapnya dengan cemberut. Dengan ekspresi serius, dia berkata, "Tidak semua orang bisa menangani lelucon seperti itu. Pernahkah Anda berpikir, bagaimana jika seorang pria jatuh cinta pada Anda karena ciuman ini? Maukah kamu menikah dengannya?"

"Bagaimana mungkin!"

Zi Yi melihat bibir mengerucut Lu Jingye dan berpikir dalam hati, "Bagaimana aku bisa dengan santai memainkan lelucon seperti itu dengan pria acak?"

Lu Jingye tahu dia hanya menciumnya karena penasaran. Setelah beberapa detik, dia berkata, "Sudah larut. Kamu harus tidur lebih awal. "

Saat dia menyelesaikan kalimatnya, dia berbalik untuk pergi dan segera pergi.

Zi Yi melirik ke belakang dan bersandar di sofa. Dia kemudian melihat ke langit-langit dan bergumam, "Saya akhirnya ingin melakukan sesuatu dengan seorang pria tetapi saya tidak berharap akan menemui kemunduran seperti itu. Ini terlalu menyedihkan!"

Hei fogey tua, itu tidak seperti kamu akan kehilangan apa pun dengan ciuman.

Anda membuatnya tampak seolah-olah saya cabul!

...

Setelah Lu Jingye kembali ke kediamannya, hal pertama yang dia lakukan adalah memanggil pengurus rumah tangga. "Di masa depan, kirimkan setiap makanan ke Zi Yi saat dia di rumah."

Pengurus rumah tangga terkejut dan bingung. Dia mencoba yang terbaik untuk tetap tenang di permukaan dan menjawab, "Saya mengerti, Tuan Muda Kedua."

Lu Jingye berjalan ke atas. Saat dia sampai di tangga, dia menerima email dari Qin Yi.

Dia membuka email dan melihat hasil investigasi Zi Yi.

Jejak ketidaksenangan melintas di matanya ketika dia melihatnya.