My Hot Uncle

11.8K 183 1
                                    

Karena kalian maunya di lanjutin ya sudah ku lanjutkan jadi mohon bersabar kalau aku gak upload". Mungkin upload nya juga gak terlalu sering hanya saat aku lagi mood saja jadi mohon di mengerti.

Yang penasaran sama POV nya Dion nih aku kasih. Maaf kalau kata-katanya sedikit amburadul.

Okey stay with me and stay healthy.

Dion POV.

Tadi siang Maryam istriku izin untuk mengecek toko nya,, awalnya aku tak mengizinkannya karena di pikir-pikir masih ada waktu untuk mengunjunginya juga karena ada Aliya di sini, ntah kenapa setelah dia datang aku tak bisa sedetik pun tidak memandanginya, rasanya tuh mata gak bisa berpaling darinya, oh God! Apa yang telah terjadi padaku?.

"Tapi mas aku harus mengecek sekarang, aku takut kalau ada kendala di kemudian hari makanya aku ingin mengeceknya sebentar setelah itu aku akan pulang." Kekeh Maryam dan pergi begitu saja. Seperti inilah jika aku cekcok dengan Maryam berakhir dia pergi begitu saja. Jujur saja sudah lama rumah tangga ku sedikit renggang karena satu kesalahpahaman.

Flashback on satu bulan sebelumnya.

Saat itu selama seminggu aku sangat sibuk dan setiap hari pulang tengah malam. Aku benar-benar sibuk karena salah satu bawahanku korupsi dengan membawa uang yang tidak kecil kira-kira sekitar satu miliar. Aku benar-benar marah bahkan saking kebawa suasana aku malah marah-marah ke Maryam dan sering membentaknya tanpa memberi alasan kenapa aku sering marah-marah. Aku benar-benar khilaf telah membentaknya, bahkan setelah aku membentaknya dia masih melakukan tugasnya menjadi ibu rumah tangga yang baik, aku seperti merasa menjadi suami yang buruk bagi Maryam.

Tepat pada saat aku sedang lengang karena pekerjaan ku sudah hampir selesai, tiba-tiba sekertaris ku masuk ke ruangan ku tanpa mengetuk, ku lihat bajunya sangat kekurangan bahan dengan belahan dada yang hampir keluar dan celana dalam nya yang hampir terlihat saking pendeknya rok itu, ntah habis kerasukan apa wanita di hadapanku ini hingga berniat menggoda ku dengan cara murahan seperti ini.

Dia berdiri di samping mejaku sambil menunduk, dan bisa kulihat dadanya yang besar dan aku tentu saja hanya memasang wajah datar. "Permisi pak setelah ini jadwal anda kosong." Ucapnya dengan sedikit menunduk memperhatikan belahan dadanya yang montok. Responku hanya mengibaskan tangan ku sebagai tanda menyuruh nya untuk segera pergi, tapi sesuai dugaanku dia mendekati ku dan duduk dipangkuan ku.

"Apa bapak capek? Apa mau saya bantu untuk menghilangkan capeknya?." Tanyanya sensual dengan tangan yang sudah meraba dadaku, aku hanya diam menatap wajahnya, jika di lihat siapa saja bisa mengira kalau kita sedang berciuman karena memikirkan jarak wajah kita yang sangat dekat, bahkan aku bisa mencium baunya yang menyengat, oh God! Parfum apa yang di pakai wanita ini kenapa sangat menyengat?.

Tiba-tiba pintu ruangan ku terbuka lebar memperlihatkan maryam yang tersenyum lebar dan detik kemudian senyum itu luntur saat melihatku dengan sekertaris ku yang berada di pangkuanku.

"Mas aku bawa makan si..." Ucapan Maryam terhenti saat melihatku begitu dekat dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sekertaris ku sendiri.

Ku miringkan wajahku dan ku lihat ada Maryam di pintu refleks aku berdiri hingga sekertaris ku terjatuh.

"Maryam ini bukan seperti yang kamu pikirkan." Jelasku yang tentu saja tidak di balas dan tidak di dengar oleh Maryam.

"Kamu jahat mas." Satu kalimat itu membuat ku kalang kabut dan segera mengerjarnya tapi saat sudah di depan pintu lift, lift itu sudah tertutup aku bisa melihat Maryam yang menangis di cela lift sebelum tertutup.

MY HOT UNCLE [End] [Mulai Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang