capther 1

19 4 0
                                    

   Pagi ini disebuah rumah mewah telah dikerumuni banyak orang-orang,para reporter pun telah berdatangan kerumah itu,serta garis polisi telah mengelilingi rumah tersebut.kasus pembunuhan menjadi sorotan media di pagi hari ini.
  "Papa, mamaa" suara teriakan senduh si gadis sulung di keluarga itu setelah melihat jasad kedua orang tuanya dibawa oleh mobil ambulan menuju rumah sakit,mereka pun bergegas pergi dengan mengikuti mobil ambulan dari belakang menggunakan mobil avanza berwarna hitam.
 
  Hafa salwaliya dia gadis sulung di keluarga itu.Rambut yang tergerai dan sedikit berantakan,mata yang membengkak akibat menangis disertai suara risakan.kepalanya disandarkan dibagian kaca mobil penumpang ,matanya melihat keluar jendela mobil,namun tatapannya seperti memikirkan sesuatu.
   "Kak hafa" panggil seseorang sontak hafa menolehkan wajahnya menghadap seorang gadis dengan rambut yang panjang,gadis ini bernama dewi Ariska dia adik hafa biasa dipanggil cika.
   "Kak,kakak nggak papa" tanya cika sambil memegang bahu kakaknya.
    "Kakak nggak papa dek"ucap hafa sambil mengelus rambut adiknya itu yang sangat khawatir kepadanya.
keheningan didalam mobil itu pun berlanjut hingga sampai di rumah sakit.
 
  Setelah mengurus semuanya jazad pun dibawa oleh mobil ambulan menuju kota bandung  tempat lokasi pemakamannya ,rumah tempat nenek hafa tinggal.mereka pun kembali melanjutkan perjalanan dari kota jakarta menuju kota bandung.

                     ~~~~♥~~~~
 
  Tiba waktunya untuk memakamkan kedua orang tua hafa.Hendrawan dan dewi permata sari menjadi nama disebuah nisan milik orangtua hafa.

Hafa yang tadinya telah tenang kembali meneteskan air matanya,hafa menangis di pelukan neneknya dan seseorang yang selalu bersamanya Putri salsabila sahabat sekaligus saudara angkatnya,kini ada orang terakhir yang memeluk hafa yaitu si bungsu.
  
   Setelah selesai memakamkan kedua orangtua hafa ,mereka pun pulang kerumah neneknya dan menginap satu hari sebelum mereka kembali pulang ke jakarta.
Sesampai dirumah,mereka langsung menuju kamar masing-masing dan hanya mengatakan "selamat malam" kepada satu sama lain.
  
   Kemudian hafa pergi menuju kamar miliknya yang selalu ia tempati jika menginap dirumah neneknya.warna cat dinding dikamar ini tidak pernah berubah warna biru awan menjadi warna favorit hafa,meja berbentuk bulat dengan tinggi hampir setara dengan pinggang hafa yang masih meletakkan mainan masa kecilnya dulu.

Tokoh aksi pahlawan super menjadi mainan hafa sejak kecil ,dibandingkan bermain boneka bersama salsa,hafa lebih gemar bermain perang-perangan atau bermain tembakan pistol air.Didalam kamar itu pun dihiasi lampu yang berwarna-warni atau light Tumbler.
Hafa membaringkan tubuhnya di atas kasur,hari yang sangat melelahkan bagi dirinya.
   "Jam berapa ini" hafa memandang jam yang terpasang di lengannya ternyata sudah pukul 19.45 wib,hafa langsung bergegas pergi untuk mengambil air wudhu.
 
  Setelah selesai sholat isya,hafa duduk bersilang diatas kasurnya,menyandarkan tubuhnya ke dinding, memejamkan matanya.
   " Ya allah hari ini hambamu sedang bersedih,ternyata begitu cepatnya engkau memanggil mereka,namun cepat atau lambat semuanya akan kembali kepadamu, ya allah tegarkanlah hati hambamu ini aamiin "
Hafa kembali meneteskan air matanya dan mencoba untuk tegar,dan tersenyum senduh
  "Hafa kamu pasti bisa,okyy" ucap hafa dengan mengepalkan tangan nya keatas dengan semangat.
Sekitaran pukul 21.00 wib hafa bergegas untuk tidur karena besok dirinya akan kembali ke jakarta.









      Hai guys ini cerita pertama gue,maaf ya kalo kata-katanya ada yang kurang.
Gue harap kalian suka.
  Like and komen♥.

The An Incident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang