capther 3

15 5 0
                                    

    Terik yang panas,hari yang sangat dihindari kebanyakan orang,Namum berbeda dengan seorang pekerja keras,mereka rela berpanas-panasan demi memenuhi kebutuhannya.
Hafa berusaha keras untuk mencari pekerjaan meski telah di tolak beberapa kali dibeberapa tempat.
   
   Matahari telah terbenam namun belum satu pun lamaran kerja hafa yang di terima.hafa yang sudah kelelahan memutuskan untuk beristirahat,hafa memasuki sebuah kafe tempat salsa bekerja.
   "Hafaa" panggil seseorang sontak hafa menoleh seraya tersenyum,siapa lagi kalau bukan salsa.
   "Sa,gue mau pesen es kopi latte" ucap hafa yang membuat salsa mengurungkan niatnya untuk duduk bersama hafa.
   " emm bentar ya" salsa melangkahkan kakinya untuk mengambil pesanan hafa,setiap kali hafa datang ke cafe ini dia selalu menganggap salsa itu seorang pelayan,sedikit menyebalkan namun salsa sudah terbiasa.
    " nih,pesanan kamu" salsa menyodorkan es kopi latte.
    " Hiii,makasih" ucap hafa dengan senyuman manisnya.
    " jadi,gimana kamu udah dapat pekerjaan belum"
    " Belum,nihh"
    " nah,kalo gitu kamu melamar kerja disini aja,gimana
    " seriusan,sa"
    " iya,kalo mau sekarang aja ngelamarnya,mumpung ada buk tina" ucap salsa sedikit berbisik
    " emang boleh"
    " iya,ya udah yuk,aku temenin" salsa menarik lengan hafa menuju ruangan buk tina pemilik cafe ini.
  
   Setelah bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan akhirnya hafa diterima menjadi pelayan cafe tempat salsa bekerja.senyuman lebar dapat terlihat dengan jelas di wajah hafa ia benar-benar terlihat sangat bahagia.
   "Makasih ya,sa.aku seneng banget" ucap hafa dengan memeluk salsa.
   " iya,sama-sama.selamat ya" salsa melepaskan pelukannya.
   "Eh tapi aku baru tau kalo jam segini masih bisa interview" hafa  menggaruk kepalanya yang memang gatal,terlebih lagi hafa memakai hijab.
   " sebenarnya,aku itu udah bilang sama buk tina,rencananya tadi aku mau nelfon kamu,tapi takut ganggu kamu,ya udah aku bilang aja sama bos,interviewnya malam aja karna kamu tiap malam kesini.untungnya diperbolehkan sama buk tina." ucap salsa panjang lebar dengan nafas terengah-engah.
   "Ohhh gitu" ucap hafa singkat,bukan karena malas menjawab,tapi karena hafa sedikit bingung dengan ucapan salsa yang cepat,benar benar cepat.Salsa merupakan gadis yang pendiam dia akan banyak bicara jika ada perlunya,saat sedang bicara banyak salsa akan lupa akan tanda titik dan koma.
   " kamu udah mau pulang,ya" tanya salsa
   " iya kamu udah selesai kerjanya"
   " Belum.tapi kamu boleh duluan pulangnya,kayaknya aku terlambat pulangnya lagi banyak kerjaan,gak papa kan"
  " oh ya udah gak papa,kalo gitu aku pamit ya,kasian cika sendirian" hafa mengambil tas yang tergeletak di atas sofa tempat duduknya tadi.
   " tapi kamu pulang pakek apa"
   " naik angkot,terus jalan kaki lagi"
   " serius gak papa,rumah kita nggak dekat loh kayak rumah yang lama "
   "Iya serius,udah nggak usah khawatir ya.aku berani kok " hafa menepuk bahu salsa berusaha agar salsa tidak khawatir kepadanya.
   " ya udah aku pamit ya bye .assalamualaikum" hafa melambaikan tangannya.
   " waalaikumsalam " jawab salsa.

   Brukk

   Malam yang berbintang disertai sinar rembulan membuat malam ini begitu indah,masya allah.
Setelah turun dari anggot hafa melanjutkan perjalananya dengan berjalan kaki.hafa berjalan dengan santai tanpa ada rasa takut.sebenarnya hafa juga sedikit khawatir namun ia menenangkan hatinya dengan bertasbih.
Tiba dipertengah perjalanan terlihat tiga pria yang sedang mendekat kearah hafa,tempat yang lumayan sepi ini menjadi tempat incaran para brandalan seperti mereka.
Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk sampai kerumah hafa.jalan yang di pilih hafa adalah jalan pintas.
  " hai cantik " ucap salah satu pria itu.
  " Mau apa kalian " hafa berjalan mundur dirinya saat ini sedikit takut.
   " ya allah ,lindungilah hamba mu ini "gumam hafa didalam hatinya.
  " ga usah,takut cantik " ucap pria lainnya yang sedikit mendekat kearah hafa seraya tertawa.
  " kayaknya aku harus melawan kenapa juga harus takut ada allah yang selalu melindungi,lagian aku juga jago
bela diri " gumam hafa.
Para brandalan itu semakin mendekat, hafa ingin menendang kaki pria yang mulai mendekatinya itu namun hafa merasa ada yang ganjal,hafa melihat kearah bawah dan terkejut karena hafa sedang memakai rok pantas saja dirinya sedikit tidak bebas.
   " lah sejak kapan aku memakai rok " gumam hafa.

Hafa menjadi bingung awalnya dia memakai celana kenapa sekarang berubah menjadi rok berwarna hitam,hafa baru teringat saat di cafe tadi hafa tidak sengaja menabrak seseorang yang saat itu sedang memegang gelas yang berisi kopi panas,alhasil kopi itu tumpah mengenai celana hafa,kopi itu juga sedikit mengenai kemeja hafa.untungnya salsa selalu membawa rok cadangan,dia pun meminjamkan rok punyanya kepada hafa.
   " jadi sekarang aku harus gimana " gumamnya lagi.
Hafa hanya bisa berjalan mundur dan berdoa,hafa ingin melawan namun itu akan menjadi sulit karena dia sedang memakai rok.
   "Heii cantik ga usah takut "
   "Jangan mendekat kalo nggak aku bakal - "
   " teriak"
   " Teriak aja sekeras mungkin nggak akan ada yang denger " ucap pria itu penuh dengan tekanan.
Hafa menghiraukan mereka dia tetap berteriak meminta tolong,berharap ada yang mendengarnya.
  Apakah ada seseorang yang akan menolongnya ?.

The An Incident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang