Bagian 6

1.1K 116 0
                                    

1 chapter menuju ending. Alias bagian 7 nanti adalah bagian terakhir.











~Something in Between~
A Story written by Weirdodorks










“Gegar otak ringan disebabkan oleh benturan lama yang diperparah dengan benturan terakhir, serta peningkatan gas dalam lambung karna kelelahan dan stress.”

Bagai tersambar petir disiang hari, lidah Johnny terasa kelu ketika sosok pria paruh baya berbalut sneli didepannya menjelaskan kondisi Jaehyun. Sejak awal ia tahu benar bahwa apa yang terjadi adalah sepenuhnya kesalahannya. Ia juga yang menyebabkan adanya luka di kepala belakang Jaehyun sepanjang tujuh jahitan.

Padahal ia yang selalu berjanji akan menjaga Jaehyun dengan segenap jiwa dan raganya.

Johnny mencintai Jaehyun, sangat. Jaehyun adalah segala kesempurnaan yang sebelumnya tak pernah Johnny bayangkan akan ia miliki. Jaehyun adalah orang pertama yang menembus pertahannya untuk tak menjalin ikatan percintaan, sebab dari pengalamannya sebelumnya, Johnny pernah dihancurkan seremuk-remuknya. Tanpa kejelasan maupun alasan yang jelas.

Jatuh cinta pada Jaehyun membuat Johnny yakin, bahwa jatuh cinta yang sebelumnya pernah ia alami, tak sedikitpun mampu menyaingi sejauh apa ia telah jatuh pada pesona Jaehyun. Namun ketakutannya akan ditinggalkan lagi, tumbuh sebesar rasa cintanya pada Jaehyun yang mulai tak terkendali.

Meski awalnya Johnny sempat dibuat yakin oleh Jaehyun, jika kontrol emosinya yang buruk akan dapat berubah dan membaik seiring waktu. Ia merasa yakin, dengan janji Jaehyun untuk selalu berada disisinya. Membantu Johnny dengan seluruh hidupnya, menjadi oasis bagi Johnny yang mudah panas dan berapi-api.

Tapi disinilah akhirnya Johnny menghancurkan segalanya karna kesombongannya, menganggap bahwa cintanya akan mampu mengalahkan ketakutannya. Johnny kalah telak, dengan ketakutan dan emosinya yang tak terkendali. Ia terlalu percaya diri bahwa ia akan dapat melihat pelangi yang Jaehyun selalu janjikan untuk langitnya, tapi nyatanya ia hanya mampu melihat abu-abu.




.
..
...
....
.....



“Sejauh apa kau sudah melakukannya, Sunbae?” Cecar Moonbin dengan kepalan tangannya yang menguat sebab tak ingin begitu saja menghakimi.

Walau bagaimanapun, ini adalah lingkungan rumah sakit yang tak memungkinkan ia untuk menciptakan keributan.

Nafasnya memburu, nampak jelas ia menahan tubuhnya untuk tak menerjang Johnny dengan brutal saat ini juga. Ia ingat jelas ketika Jaehyun mengusirnya sebelumnya, tatapan lemahnya terlihat menyiratkan sedikit ketakutan. Moonbin yang awalnya ingin benar-benar pergi dan tak ikut campur, merasa tak tenang dan memutuskan untuk putar balik begitu ada ambulance yang bersimpangan dengan mobilnya.

Benar saja, begitu Moonbin mengikutinya, ambulance itu berhenti diapartemen Johnny. Disambut dengan Johnny yang terlihat linglung dengan darah mengotori tangan dan pakaiannya.

“Lebih baik kau bersiap Sunbae. Aku sudah melaporkan masalah ini ke polisi. Kemasi barangmu karna mereka akan segera menjemputmu.”

Perkataan Moonbin yang jika dikatakan lain waktu mungkin akan bisa membuat Johnny melayangkan bogem mentah itu, kini hanya lewat begitu saja. Pikiran Johnny benar-benar kosong, bibirnya terus menggumam bahwa semua ini adalah salahnya. Jaehyun yang terbaring dengan luka jahitan dikepala itu, adalah buah dari kebodohannya.

Beruntung kedua pria itu urung melayangkan serangan lebih jauh sebab tak lama setelahnya, sekelompok pria datang mendekat. Rekan-rekan klub basket dan beberapa teman dekat jaehyun datang untuk sekedar melihat kondisi temannya. Tentu berkat Moonbin yang cekatan membagi informasi. Pihak orang tua Jaehyun juga sudah Mingyu hubungi, tentu dengan data yang diambilnya dari kampus mereka.

Sejalan dengan satu persatu orang yang datang dan pergi, atau bahkan tinggal di ruang rawat Jaehyun, Johnny hanya terdiam di sudut bangku rumah sakit. Matanya terus memandang ke bawah entah pada lantai atau kaki telanjangnya yang bahkan tak terlindungi alas apapun karna tak sempat berpikir ketika petugas medis datang untuk membawa Jaehyun masuk ke dalam ambulance tadi.

Beberapa orang yang tersisa pun sampai kebingungan dengan situasi yang ada, terutama tuan dan nyonya Jung. Moonbin yang bersikeras bahwa Johnny yang mencelakai Jaehyun, dan Johnny yang bahkan tak dapat diajak bicara sedikitpun karna terus bungkam. Hingga keduanya memutuskan untuk diam, sampai seorang perawat mengumumkan bahwa Jaehyun sudah mulai stabil kondisinya.

Hingga tuan Jung lah yang akhirnya turun tangan, ia dengan tegas menolak siapapun memasuki ruang rawat anaknya kecuali anggota keluarga Jung sendiri. Dan dengan keputusan itu, nyonya Jung meminta Johnny maupun Moonbin untuk pulang dan kembali nanti setelah pemeriksaan polisi mengenai apa yang terjadi pada Jaehyun sudah cukup jelas.

Lain dengan Moonbin yang benar-benar kembali karna ada banyak hal yang harus ia lakukan esok hari, Johnny justru melamun di dalam mobilnya di basement rumah sakit. Kepalanya pening bukan main, matanya perih sebab sedari tadi terus berair. Ia mungkin akan mati jika nekat menyetir pulang dengan fokusnya yang nol besar kini. Jadi ia memutuskan untuk bermalam didalam mobilnya.



.
..
...
....
.....


Awalnya pemeriksaan kepolisian tak berjalan dengan lancar. Tidak ada CCTV yang menangkap momen ketika peristiwa itu terjadi. Juga pihak rumah sakit yang belum dapat dimintai informasi karna satu-satunya saksi yang juga adalah korban (Jaehyun) belum memberi izin meski ia telah dinyatakan siuman.

Ketika tuan maupun nyonya Jung bertanya mengenai apa yang terjadi, Jaehyun hanya akan merespon dengan gelengan atau kalimat “Aku hanya terjatuh”. Dan jika dicecar lebih lanjut, Jaehyun hanya menitikkan air mata yang membuat keduanya tak lagi tega untuk menggali kebenarannya.

Namun dengan hasil visum yang tuan Jung mintakan dari pihak rumah sakit atas anaknya, ia menemukan beberapa tanda-tanda kekerasan yang sudah terjadi sejak cukup lama. Tuan Jung hendak murka pada siapapun yang telah berani menyakiti anaknya. Sedangkan Jaehyun terus menerus berkata bahwa ia baik-baik saja. Ia terus merengek agar orang tuanya melupakan saja apa yang sudah terjadi dan membiarkannya pulang ke apartemennya bersama Johnny.

Puncaknya adalah ketika beberapa teman Jaehyun kembali datang untuk menjenguk, dan tuan serta nyonya Jung menanyai mereka perihal perlakuan Johnny pada Jaehyun. Jawabannya selalu hampir sama. Hal itu semakin memperkuat asumsi buruk tuan Jung, dan mendorong kuat-kuat keinginannya untuk benar-benar menuntut Johnny di meja hijau.

Jaehyun bahkan sempat histeris dan meraung kencang ketika polisi benar-benar datang untuk menangkap Johnny yang ternyata selama tiga hari ia dirawat dirumah sakit, seperti tinggal di mobilnya. Jaehyun bisa melihat ada beberapa bekas makanan instan disana, bagaimana kursi depan diluruskan hingga cukup untuk tubuh kekasihnya merebah, dan beberapa detail lainnya.

“ANDWAEEE.... ANDWAE.......”

Ia melihat tangan kekasihnya dililit kekang besi itu, tepat ketika orang tuanya memaksanya untuk masuk ke mobil mereka. Ia berteriak kencang meski Johnny hanya terus menatapnya dalam diam, dan tersenyum pedih ketika pintu mobil polisi mulai menelan penuh bayangannya dari pandangan Jaehyun.

Tidak, Jaehyun tidak ingin dipisahkan dengan Johnnynya.

Pelangi tak ingin pergi dari langitnya.







TBC.

~Something in Between~
A Story written by Weirdodorks




~Something in Between~A Story written by Weirdodorks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Something in Between [[Johnjae]] END. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang