7 • Berbohong

2K 285 48
                                    


Rama terlihat murka ketika lagi-lagi Fathan tidak menjawab panggilan dari Raffa. Saat ini ia benar-benar tengah khawatir kepada Raina dan satu-satunya orang yang dekat dengan Raina itu sulit sekali dihubungi.

"Anjirlah, tuh orang kemana sih?" tanya Rama frustasi.

"Jangan teriak, Ram. Udah tengah malem dan bunda pasti udah tidur," tegur Raffa.

"Ya ini manusia satu ke mana, jangan bilang nih orang ini gak jagain Raina."

"Jangan nuduh dulu, bisa aja Rain udah tidur dan ayah juga udah tidur," ujar Raffa berusaha menenangkan.

Rama menghela napas pasrah, "Kalau besok pagi ini manusia masih belum ada kabar, gue langsung berangkat ke Jakarta."

Setelah mengatakan itu Rama segera berlalu dari kamar kembarannya dan Raffa hanya bisa menatap punggung Rama yang hilang di balik pintu.

"Please, jangan kecewain kita lagi," gumam Raffa.

* * *

Fathan tiba di rumah sakit dan langsung memanggil perawat untuk menangani kondisi Raina. Ayah dari tiga orang anak itu benar-benar panik bukan main, baru kali ini dia melihat Raina kesakitan.

"Rain kenapa? Kenapa gak bilang Ayah kalau Rain sakit?" lirih Fathan.

Fathan menatap Raina yang sedang ditangani oleh perawat di dalam ruangan UGD. Bagaimana bisa ia tidak tahu anaknya sedang sakit, seharusnya ia memang mengutamakan Raina dulu daripada ibu dari mendiang istrinya.

Ponsel Fathan kembali bergetar. Memang sedari tadi ponselnya selalu bergetar menandakan ada panggilan yang masuk, namun ia mengabaikannya karena ia panik terhadap keadaan Raina. Dengan cepat Fathan memeriksa ponselnya itu, kemudian jantungnya berdegup kencang ketika melihat nomor siapa yang saat ini menghubunginya.

Raffa My Son is calling...

"Halo?"

"Halo a-ayah.." sapa Raffa dari sebrang sana dengan ragu.

Fathan tersenyum tipis ketika mendengar Raffa memanggil dirinya dengan sebutan Ayah.

"Kenapa Raff?"

"Rain ke mana?"

"Ah, Rain ada lagi tidur," jawab Fathan berbohong.

"Rain gak kenapa-napa kan?"

"Enggak, Raffa. Rain lagi tidur di kamarnya."

"Oh syukurlah."

"Kenapa tiba-tiba nanyain Raina?"

"Gak apa-apa, Raffa sama Rama cuma punya perasaan gak enak aja."

"Rain baik-baik aja, sekarang istirahat ya. Ayah  juga mau tidur."

"Oh oke.."

Tut! Panggilan diakhiri.

"Maafin Ayah ya, Ayah gak bermaksud bohong. Tapi Ayah takut kalian makin benci Ayah kalau tahu Ayah akhir-akhir ini mengabaikan Raina," gumam Fathan bermonolog sendiri.

* * *

Pagi-pagi sekali penampilan Rama sudah rapi karena anak bungsu Viola itu akan pergi ke kampus. Hatinya sampai saat ini masih tidak tenang, ia tahu kadang ia kesal terhadap Raina yang selalu memaksanya untuk menerima Fathan. Tapi ia tidak bisa abai begitu saja ketika tahu bahwa saudara kembarnya itu tidak ada kabar.

"Tumben jam 6 udah siap," ujar Viola yang masih sibuk dengan peralatan memasaknya.

"Ada kelas pagi, Bun," jawab Rama.

The Love of Amazing TripletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang