11 • Kasih Sayang Rama

479 73 5
                                    

"Lho, Kak Rama?" Ucap seseorang yang sangat Rama kenali itu.

Anak lelaki itu menoleh kaget, mengapa orang tersebut ada di sini?

"Fiza? Kamu ngapain di sini? tanya Rama kepada Alfiza yang tidak lain dan tidak bukan adalah kekasihnya.

"Aku..aku di sini lagi nemenin saudara yang dirawat," jawab gadis itu.

"Dari kapan?" tanya Rama.

"Baru tadi sore, Kak. Kamu sendiri ngapain di sini? Siapa yang sakit?"

"Kembaranku, Raina. Dia dirawat di sini," jelas Rama.

"Oh.. salam ya buat kembaran Kak Rama, semoga cepat sembuh," ucap Alfiza.

"Iya nanti aku sampaikan. Kamu ngapain jam segini di sini? Bukannya jam besuk udah habis sejak jam lima sore ya?" tanya Rama penasaran.

Alfiza diam sejenak, gadis itu terlihat gugup.

"Za?" panggil Rama saat tak mendapat jawaban dari Alfiza.

"Ah.. aku bagian jaga, Kak Rama. Dia anak tanteku, gantian lah biasa, besok pagi giliran ibunya."

"Kamu di sini sampai berapa hari?"

"Gak tahu, Kak. Aku ikut ibu aja."

"Kalau gitu-"

Belum sempat Rama melanjutkan kalimatnya, ponsel milik Alfiza berdering pertanda ada telepon masuk. Dengan segera gadis itu mengangkatnya dan sedikit menjauh dari Rama.

"Kak, aku harus buru-buru balik ke kamar rawat saudaraku. Nanti aku kabari lewat chat ya," ujar Alfiza buru-buru.

Saat Rama hendak menjawab, kekasihnya itu lebih dulu berlari meninggalkan dirinya.

"Aneh..."

___

Ceklek

Pintu kamar rawat Raina terbuka. Rama dapat melihat jika kakak perempuannya itu sedang terlelap dan Viola sedang bersiap untuk tidur.

"Ram, udah sampai ternyata," ujar Viola.

"Udah Bun," sahut Rama.

"Ayah pulang?" tanya Viola.

"Rama gak tahu."

"Kok gak tahu sih sayang?"

"Ya emang gak tahu, Bun. Rama tadi langsung ke sini setelah dikasih kartu jaga," jelas Rama.

Viola tersenyum tipis mendengar jawaban Rama. Ia paham betul bagaimana anak bungsunya ini sangat sulit menerima Fathan. Berbeda dengan Raffa yang akhirnya luluh.

"Ya udah gak apa-apa biar Bunda aja nanti yang ngehubungi Ayah," ujar Viola.

"Itu Rain beneran udah tidur, Bunda?" tanya Rama.

"Beneran dong, kamu ini gimana sih."

"Rama pengen iseng, Bun. Izin deh dua detik aja nyapit hidungnya."

Sontak saja Viola memukul lengan Rama dengan pelan, "Kamu ini datang ke sini malah punya niat gangguin kakaknya."

"Hehehe enggak deh, Bunda. Rama cuma bercanda aja kok, lagian kasian Rain lagi sakit kalau malah digangguin."

Sedangkan Raina yang berbaring di atas brankar mati-matian menahan tawa akibat ucapan dari Rama. Sebenarnya ia memang belum tidur sedari tadi.

"Hahaha..." tiba-tiba Raina bangun dan tertawa hingga membuat Viola kaget. Sedangkan Rama sudah tahu jika kembarannya itu memang pura-pura tidur.

The Love of Amazing TripletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang