9 • Dua Anak Lelaki dan Ayahnya

777 106 5
                                    

Fathan kembali masuk ke ruang rawat Raina bersama dengan Rama di belakangnya. Anak perempuannya itu tersenyum melihat kedatangan dua lelaki yang begitu ia sayangi itu.

"Ayah, Rain barusan udah makan dan minum obat," ujar Rain memberitahu sang ayah.

Fathan mengangguk, "Sekarang kamu istirahat ya."

Raina kemudian melirik Rama yang sedari tadi duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Ram?" panggil Raina.

"Hm?"

"Lo bakalan nginep di Jakarta?" tanya Raina.

"Iyalah, sampe lo sembuh," tukas Rama.

"Wah gue harus cepet-cepet sembuh nih. biar lo cepet-cepet pulang."

Rama langsung menatap Raina, "Ngusir?"

"Gak gitu, kalau gue lama sembuh otomatis nanti lo bakalan lama di Jakarta terus kuliah lo gimana?"

"Ya gak gimana-gimana, tinggal bolos," jawab Rama enteng.

Setelah itu kemudian sebuah bantal melayang tepat mengenai wajah tampan Rama.

* * *

Raffa dan Viola yang baru tiba di Jakarta langsung buru-buru menuju ke rumah sakit tempat Raina di rawat. Tiba di ruangan tempat di mana Raina di rawat, Viola langsung menangis dan memeluk anak perempuannya itu.

"Rain kenapa bisa sakit? Bunda kan udah bilang untuk jaga kesehatan. Pasti kamu jajan sembarangan ya? Atau telat makan atau banyak pikiran?" cerca Viola dengan berbagai pertanyaan.

Raina tersenyum geli, "Bunda, Rain cuma telat makan. Biasa sibuk di kampus sama tugas dan keasikan nugas jadi Rain sempet lupa makan beberapa kali."

Mendengar penjelasan Raina, Viola semakin menangis kencang.

"Maafin Bunda ya, maaf kalau Bunda gak ada ngingetin kamu soal makan. Bunda minta maaf banget ya Raina..."

Raina buru-buru menggeleng, "Bunda kenapa sih? Rain sakit bukan kesalahan Bunda. Bunda gak perlu kok ngingetin Rain makan, kalau Rain gak sibuk Rain selalu makan tepat waktu kok Bunda. Ini emang lagi datang aja penyakit, jadi Bunda gak usah salahin diri Bunda ya. Rain gak apa-apa."

"Pokoknya Rain harus cepet sembuh ya, Bunda bakalan temenin Rain di Jakarta sampai Rain sembuh."

"Iya Bunda, makasih ya Bunda udah jauh-jauh ke sini padahal Rain cuma sakit maag doang."

"Enggak enggak, jangan bilang 'cuma' untuk sebuah penyakit. Yang kamu anggap ringan itu bisa berbahaya."

"Iya Bunda."

* * *

Sementara Viola menjaga Raina di rumah sakit, Fathan, Raffa dan Rama kini sedang berada di dalam mobil menuju ke kediaman Fathan. Mereka akan menginap di sana beberapa hari.

"Kalian beneran mau di rumah Ayah aja? Gak akan di rumah Oma Tasya atau Oma Karina?" tanya Fathan memastikan sekali lagi.

"Iya, lagian kurang nyaman kalau di sana," jawab Raffa yang ada di kursi sebelah kemudi. Sedangkan yang mengemudi adalah Fathan.

"Gimana kuliahnya Raff?" tanya Fathan.

"Ya baik."

"Ada kendala?"

"Sedikit, tapi Raffa bisa atasi."

"Hm, kalau ada yang perlu ayah bantu kamu bilang aja ya jangan sungkan."

"Iya," timpal Raffa seadanya.

"Kalau Rama gimana kuliahnya?" Tanya Fathan kepada anak bungsunya itu. Namun tidak ada sahutan sama sekali.

The Love of Amazing TripletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang