10.

1K 171 1
                                    






14.00 KST

Sudah hampir setengah hari dia menemani Renjun.

Renjun juga tanpa disadari sudah tertidur lama .

Haechan memandangi renjun yang sedang tertidur. Sesekali mengecek dahi si pemuda kecil yang nampaknya sudah agak mendingan.


"Haechan masih disini?"

Renjun terbangun dari tidur nyenyaknya. Terkejut juga bahwa haechan masih disini menemaninya.

"Hm. Sepertinya kau sudah mendingan. Demam mu sudah turun."

Kata Haechan sambil menaruh kembali kompresan yang berada di dahi Renjun ke wadahnya.


"Terimakasih banyak haechan. Sudah mau menemani ku. Em kau tidak pulang? Sebaiknya kau istirahat, a-ah bukannya aku ingin mengusir"

"Iya Renjun. Tidak usah khawatir begitu haha, kau lucu sekali"

Katanya mengusak rambut Renjun gemas , ditambah wajah khas orang baru bangun .

"Kalau begitu aku pulang dulu. Oh ya aku sudah membuatkan kau bubur lagi untuk kau makan. Bisa dihangatkan lagi jika dingin."

Renjun mengangguk sambil tersenyum.

Renjun hendak menutup pintu rumahnya, namun tiba-tiba disergah oleh tangan haechan.

"Ah tunggu. Ck aku sampai lupa"

Renjun kembali membuka pintu rumahnya.

"Em bisakah aku memiliki nomor ponselmu? Ah maksud hanya untuk... Bisa saling berkomunikasi?"

Haechan menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal.

"Tentu saja boleh. Kau benar, kita berteman tapi bahkan tidak memiliki nomor satu sama lain."

"Kemarikan ponselmu"

Renjun mulai mengetikkan nomornya.

"Oke terimakasih. Sekarang aku benar-benar akan pulang"

Mereka berdua tertawa.

Lalu setelahnya haechan kembali rumah dan renjun kembali istirahat selama sehari penuh.













18.00 KST rumah Haechan

Aku akan segera menghubungi mu jika sudah menemukan informasi orang itu.

Itulah pesan singkat yang ia bisa kirimkan pada temannya, Lexi. Untuk saat ini belum bisa jujur soal Renjun.

Saat bermain pada layar ponselnya, ia melihat nomor seseorang yang beberapa hari ini sangat menggangu pikirannya.

Renjun L

"Aarggggghh..."

'Kenapa ia sudah merindukan sosok kecil itu? Padahal baru saja dari kediamannya.'

Haruskan ia mengiriminya pesan singkat? Ah ya basa basi saja dulu, pikirnya.



Renjun, ini haechan.

Renjun L
Iyaa Chan. Ada apa?

Hm hanya ingin bertanya apa sudah benar-benar baik?

Renjun L
Sudah. Bahkan sepertinya besok sudah bisa bekerja di cafe dream. Oh ya mungkin karena dirawat olehmu :)


Haechan berhenti di chat yang renjun berikan. Sungguh hatinya berdebar. Bingung harus balas apa.

Sedangkan Renjun yang sedang rebahan itu, dibuat penasaran karena haechan tidak membalas chatnya.


Besok mau kutemani?

Boleh saja. Kalau kau luang ya, jangan memaksakan jika sibuk!

Hm baiklah. Selamat tidur renjun.

Haechan juga~

Tidak tau sekarang mungkin Haechan hampir gila. Ia merasa sangat senang rasanya sampai terus tersenyum dan menatap layar ponselnya.

Kenapa renjun sangat menggemaskan? Rasanya selalu tidak sabar untuk hari esok karena pasti akan bertemu renjun.

Entah ini mungkin adalah titik semangat barunya . Karena selama ini ia merasa hidupnya tidak menarik. Namun sekarang ia mengerti, kedatangan Renjun membawa pengaruh besar untuknya. Yaitu kebahagiaan.




Tapi siapa yang tau, apakah kebahagiaan yang renjun hadirkan di dalam kehidupan haechan akan bertahan lama atau justru hanya untuk membuat kenangan saja??












TBC














Feedback also voment sangat berarti buat author, untuk mengoreksi setiap chap di book ini. Jadi jangan sungkan buat tinggalkan jejak
Terimakasih 🌻


ODD EYE - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang