"Kamu itu kelabu dan terlalu abu abu untuk dimengerti."
-Garesha-***
"MAA, MAMA!!"
Teriak lelaki bertubuh jangkung sambil menuruni tangga."MAA, KAKAK BERANGKAT YA? MAMA JADI BARENG SAMA KAKAK GAK?"
Wanita paruh baya yang sudah rapi dengan kacamata yang bertengger manis dihidungnya itu berdecak pinggang. "Ck. Kak, kebiasaan deh teriak teriak. Gak usah teriak mamah denger kok. Iya mamah bareng kamu ya."
Lelaki itu menggaruk lehernya yang tak gatal. "Hehe maaf mah, yaudah yuk udah siang ini."
"Eh kamu gak sarapan kak?"
"Enggak deh ma, udah siang gini." Ia menjawab sambil membenarkan jam ditangan kirinya. "Kakak kemarin ada beli roti sama susu untuk Dira kayaknya sisa masih ada di mobil."
"Emm yaudah deh, nanti di makan ya."
"Iya mamah ku sayang."
"Mbak, saya sama Gava berangkat ya. Titip rumah, kalau ada apa apa kabarin saya langsung ya."
Wanita dengan lap yang tersampir dibahu kirinya itu mengangguk. "Baik, buk seperti biasa."
"Yaudah yuk Gava."
"Kita berangkat ya mbak, Assalamualaikum."
"Hati-hati mas Gava, buk. Waalaikumsalam."
...
"Sumpah mata lo merah banget, Sha!"
Yang diajak bicara langsung menoleh, dan mendapati Lisya. Alisya Nata adalah salah satu bestie sehidup semati-nya Ares...sha.
"Bengkak banget gak sih, Nat? Atau cuma merah aja?"
Plak!
Tamparan cukup keras mendarat dibahu Aresha.
"SAKIT PEA! KOK LO MAIN NAMPOL NAMPOL AJA SIH!! KEKERASAN DALAM PERBESTIE-AN INI."
"Biasa aja bodat, lo ga liat sekarang orang-orang pada liatin kita," balas Alisya sambil mencubit pelan tangan Aresha.
"TUKAN NYUBIT LAGI."
Lagi dan lagi mulut Aresha kembali berulah. Namun, setelah melihat kanan kirinya dia berkata pelan kepada Alisya."E-eeh kok pada liatin kita sih, Al." Akhirnya untuk kali ini Resha tidak membuat Alisya naik darah karna memanggil dengan nama yang benar.
Bukannya apa, Alisya kesal jika Resha memanggilnya 'Nat' kenapa? Karna 'Nat' adalah potongan dari 'Nata' dan Nata adalah nama ayah Alisya. Bagaimana ya bestie?, pokoknya Alisya maunya dipanggil nama depannya aja gitu loh.
"PERHATIAN! KEPADA SELURUH SISWA SISWI SMA EDUKA JAYA SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN UPACARA. SEKALI LAGI KEPADA SELURUH SISWA SISWI..."
Suara menggema disetiap lorong kelas SMA Eduka Jaya. Dan satu persatu siswa siswi mulai mendesah malas. Ya bagaimana tidak malas, panas terik begini diminta untuk berkumpul di lapangan.
"Aelah males banget gua, Sha. Ayo ah cepetan." Alisya yang tak sabaran sambil menarik tangan Aresha agar cepat berdiri.
Memang aneh ya bestie, Alisya bilang malas tapi meminta Aresha agar cepat.
"Aduh mata gue masih merah banget gak nih, malu Al."
Alisya berdecak sebal "Ck, lo sih. Kenapa sih bisa kayak gitu atau jangan jangan abis nangis lagi ya. Uluuu cengeng banget cabbat acu."
Bestie, di sini rasanya Aresha mau nangis. Bisa bisanya Alisya berkata sok imut sambil mencubit gemas pipi Aresha. Sok imut padahal...
Ya emang imut, hehe."Najis banget sih, kesambet apa mba tumben banget manis. Lepasin tangan lo deh Al, ntar merah pipi gue."
"Iya iya yaudah ayo."
Mereka berjalan melewati lorong kelas 11 untuk menuju ke lapangan upacara. Tapi kok ada yang aneh ya seperti ada sesuatu yang tertinggal.
Aresha mulai mengerutkan dahi sambil berhenti, "T-ttunggu deh, Al. Briel? AL! BRIEL MANA ASTAGFIRULLAH."
***
TBC...
hai, bestie!
Selamat datang di cerita Garesha, semoga suka yaa
Jangan lupa voment maniez💘
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
GARESHA
Teen Fiction(follow dulu sebelum membaca) "Kamu itu kelabu dan terlalu abu abu untuk dimengerti." ••• Tentang Resha, Ares Sha Reanna Ravan. Gadis kelas 11 SMA yang punya segudang rahasia di balik rahasianya. Ada rahasia dibalik rahasia. Tentang dia yang selalu...