2. Dua Aresh?

22 4 8
                                    

Jangan lupa follow dulu sebelum membaca ya bestie<3

Happy reading!
.
.
.

2. Dua Aresh?

TRIIIINGGGGGG

TRIIIINGGGGGG

Bel berbunyi nyaring di sepanjang lorong Eduka Jaya, pertanda bahwa waktu masuk kelas telah tiba.

Teng teng teng teng...

"Ish! Agak kesel ya denger suara bel masuk karna udah lama gak denger,"

"Gue malah kangen denger suara bel." Balas Briel dengan mesam mesem.

Lisya yang melihat bergidik ngeri. "Lo kenapa dah, ngeri banget."

"Lisya, Resha liat itu deh cowok yang lagi jalan mau masuk MIPA 1 gan—"

"–YANG MANA?!?" balas Lisya cepat. Kalau soal cowok Lisya yang paling heboh.

"Kebiasaan banget kalo cowok aja cepet lo, itu—"

"Mohon perhatian, bel masuk telah berbunyi kepada seluruh siswa segera memasuki ruang kelas masing masing."

Resha berdiri dari duduknya
"Masuk dulu yuk, ini pasti pembagian perangkat kelas doang abis itu pulang."

"Ya Allah males, di kelas gak ada kalian." Tidak perlu disebutkan siapa yang berbicara pasti sudah tahu ya siapa yang berbicara.

"Brie—"

"ITU YANG MASIH DI DEPAN KELAS NGAPAIN? KALIAN TIDAK DENGAR BEL MASUK?"

lagi lagi ucapan Resha terpotong oleh suara bariton yang menggema dari seorang guru laki laki yang... eum
BESTIE!! GURU YANG INI TAMPAN SEKALI. Sangat berbeda jauh dengan guru yang meneriaki mereka bertiga di toilet tadi.

"Busset srepet cakepnya MasyaAllah." Lisya berkata sambil menarik narik tangan Resha gemas.

"Sya, istigfar sya."

"LOH, NGAPAIN LAGI. CEPAT MASUK KELAS."

Resha yang tersadar menjawab sambil menarik tangan Lisya cepat.
"B-baik pak."

Lisya masih saja berdiri mematung sambil memperhatikan guru yang meneriaki mereka. Sumpah Resha gemas sekali melihatnya. "Stt, ayo Sya cepetan." Resha berbisik sambil menarik tangan Lisya lagi.

...

"Ekhem. Sha, Resha."

"Kenapa Lisya."

Lisya memberi kode lewat lirikan mata ke arah samping belakang.
"Kayaknya itu deh cowo yang tadi dibilang cakep sama Briel. Cakep sih, eh jadi inget guru tadi ya Allah cakep banget ya."

Resha menoleh dengan malas, "Ya terus?"

Lisya kesal, selalu seperti ini. Resha seperti tidak ada gairah jika dirinya dan Briel membicarakan lelaki.

"Masih aja, gak asik ah Resha. Cantik cantik takut cowok."

"Mulut lo mau gue apain Sya abis ini? Ha? Ngomong, Sya ngomong sama gue-" Resha berkata dengan amat lembut.

Lisya yang paham langsung berdeham kecil. "Hehe orang cantik gak baik ngomong gitu. Hehe hehe."

"Y."

Lisya mengelus dadanya dan kembali menghadap depan. "Hahaasyu, sabar Sya. Orang sabar disayang Haechan."

Pintu kelas berdecit terbuka.
"Selamat Siang."

GARESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang