3. Terusik

20 4 3
                                    

Jangan lupa follow dulu sebelum membaca ya bestie<3

Happy reading!
.
.
.

3. Terusik

Sudah lebih dari 25 menit sejak aksi tubrukan antara dirinya dan gadis sekelas yang sedikit mulai mengusik pikirannya itu namun, sampai saat ini gadis itu tak kunjung kembali ke dalam kelas.

Lelaki itu mulai terusik lagi. Gava bingung, baru saja ada pengumuman bahwa mereka akan dipulangkan sekitar 5 menit lagi tapi gadis itu belum juga menampakkan batang hidungnya di kelas.

Resha, gadis itu kenapa lama sekali.

"Resha, yu—" Lisya mengerutkan dahi ketika tidak mendapati sahabatnya di tempat duduknya. "Loh belum balik dari toilet nih orang ya."

'Baby you light up my world like nobody else'

Lisya mengenali nada dering ini.
Ia merogoh laci meja milik Resha dan benar ponsel gadis itu berdering menampilkan panggilan masuk dari nomor tidak dikenal.

0808. Empat digit angka ujung dari nomor tak dikenal itu.

WHAT?!?! Jujur saja Lisya kaget, dia ingat betul ini adalah nomor yang sama dengan nomor yang dulu itu.

'The way that you flip your hair gets me overw—'

"OY SIAPA YANG NYALAIN LAGU OY." Lisya mulai tersadar dan langsung mereject panggilan itu.

Lagi-lagi Aresh, pasukan lelaki MIPA 1 yang mulai menunjukkan kehebohannya sejak pertama kali masuk itu berteriak.

"Ck apaan sih, gak ada yang nyalain lagu. Ini hp nya Resha bunyi."

Aresh menyengir tak berdosa. "Oalah hehe, kirain gue ta—"

Belum sempat melanjutkan ucapannya Aresh menyadari sesuatu. "Loh tapi, Resha kemana emang? Udah mau balik gini dia gak ada di kelas."

"Ya makanya itu, tadi dia bilangnya mau ke toilet karna kebelet tapi sampe sekarang belum balik juga," sahut Lisya mulai panik kenapa tiba-tiba sahabatnya menghilang.

Aresh berjalan mendekat ke arah Lisya. "Mau coba susulin gak?" Ia bertanya kemudian berjalan sedikit menjauh seraya berkata lagi. "Ayo sama gue."

...

Lorong panjang nan sepi menuju toilet ini menjadi saksi bisu kegelisahan seorang gadis. Otaknya kini tak bisa berfikir positif, takut hal-hal buruk menimpa sahabatnya yang satu ini.

"Tenang, temen lo gak bakal kenapa-napa kok," ucap Aresh menenangkan Lisya yang terlihat sangat gelisah. Gadis itu selalu membicarakan hal-hal buruk yang belum tentu terjadi.

"Gimana gue bisa tenang, kalo Resha kenapa-kenapa semua ini salah gue. Andai tadi gue temenin dia ke toilet," sesalnya. Ia merasa sangat bodoh akibat membiarkan sahabatnya pergi sendirian.

"Sttt, stop nyalahin diri lo sendiri, dia gapapa. Semua yang ada di pikiran lo itu cuma kekhawatiran lo yang gak bakal terjadi."

Di lain tempat Resha berjalan sedikit kelimpungan sambil memegang kepalanya yang semakin terasa berat. Sedikit lagi, sedikit lagi sampai toilet. Tubuhnya seakan ingin ambruk kali ini juga, tapi ia harus menahan takut jika ada orang yang melihat dirinya dalam kondisi seperti ini.

Resha melirik jam tangannya dan ini hampir waktunya. Ia mempercepat langkahnya meskipun kepalanya terasa semakin berat supaya cepat sampai toilet seraya meramalkan kalimat dalam hati everything's gonna be okay, Resha. God please telfonnya jangan masuk sekarang I...I'm scared.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GARESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang