Dunia Luar

120 13 5
                                    

"Ingatlah... kau adalah keturunan terakhir Klan Benang Merah. Carilah pasangan hidup mu, agar Klan Benang Merah tidak punah di dunia ini."

Itulah pesan dari Guru ku sebelum aku turun gunung untuk menjelajahi dunia yang sangat besar ini.

Aku sudah menuruni gunung, dan sampai di sebuah desa kecil. Aku bertanya kepada beberapa warga disana, dimana desa tempat tinggal Klan Mata Putih, mereka bilang Klan Mata Putih tinggal di pusat kota negara ini. Aku harus melalui 2 desa kecil lagi, baru bisa sampai di Pusat Kota.

"Haahh... seberapa jauh aku harus berjalan melewati 2 desa?"

"Nona... kau mau pergi ke Pusat Kota?"

Kulihat seorang laki-laki tua datang menghampiri ku.

"Iya," jawabku ramah.

"Orang yang baru pertamakali merasakan kehidupan dunia luar, harus dipandu oleh orang yang benar..."

Kakek itu tersenyum, aku tidak begitu mengerti apa yang dibicarakan oleh Kakek itu.

"....."

Aku hanya tersenyum aneh saja kepada Kakek itu.

"Kalau kau mau pergi ke Pusat Kota, gadis-gadis desa biasanya pergi menumpang naik kereta kuda milik para orang kaya yang melewati perbatasan desa ini."

Menumpang naik kereta kuda?

"Benarkah ada, Kakek?"

Aku langsung semangat mendengar kata-kata Kakek yang ini.

"Hahaha, ya, sepertinya kau sangat bersemangat..."

"Hn, kalau ada jalan yang mudah menuju Pusat Kota, aku senang sekali! Daripada berjalan kaki tidak tahu arah, lebih baik menumpang naik, kan?"

"Sore ini, diperbatasan desa disana, kau pergilah dan bergabung dengan para gadis-gadis lainnya, kau pasti akan diterima disana..."

Kakek itu menunjuk arah perbatasan desa, dan tersenyum. Aku ikut menoleh pada arah tunjuk Kakek itu, tapi saat aku berbalik untuk menatap Kakek itu, ia sudah menghilang begitu saja.

"Kakek? Kakek?"

Aku memanggil-manggil Kakek itu, tapi tidak terlihat Kakek itu disekitar ku.

"Jurus menghilang, kah?"

Sudahlah...

Tanpa membuang waktu, aku langsung pergi menuju perbatasan desa.

Sampai disana, perbatasan desa, aku tidak menyangka kalau di perbatasan akan seramai ini.

Banyak sekali pedagang-pedagang yang berjualan di luar desa. Kemana aku harus mencari gadis-gadis yang menumpang pergi ke Pusat Kota?

Aku terus berjalan di jalan ramai ini. Tidak lama, aku melihat sekumpulan gadis-gadis yang sedang menaiki kereta kuda.

"Disana, kah?"

Aku sedikit berlari, semoga aku bisa ikut menumpang pergi ke Pusat Kota.

"Maaf, bolehkah aku ikut pergi bersama kalian ke Pusat Kota?"

Klan Benang MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang