03. | Dalam Jangkauan

70 13 6
                                    

Kamu berada di jangkauan, namun tidak ku genggam.

- Venus Auristela -

Langkah semangatnya terhenti begitu saja kala melihat sang Pujaan hati bahagia tanpa dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langkah semangatnya terhenti begitu saja kala melihat sang Pujaan hati bahagia tanpa dirinya. Kaki Venus bergemetar, mendekati Galaksi yang berdiri dengan senyuman ramah, menyapa para gadis yang menggodanya.

Tak apa, "Jangan menyerah!" pikirnya. Venus berjalan untuk mendekat ke arah Galaksi. Tatapan pria yang awalnya ramah, berubah menjadi dingin dan penuh kebencian.

Venus menjulurkan sebuah paper bag kecil yang berisi kotak makanan, bekal yang selalu Venus bawakan untuk Galaksi agar bisa memastikan bahwa cowok itu sudah sarapan.

"Aku bawain bekal buat kamu, Gal. Tolong jangan ditolak, cukup kemarin aja kamu nolak aku," ujar Venus sembari menunjukkan puppy eyes-nya.

"Gak," jawabnya membuang muka dari Venus.

Venus meringis, menampilkan deretan gigi putihnya. Sebelum itu, Venus sudah memasang hati sekuat baja agar tidak patah secepat ini. "Please, Gal. Kamu pasti belum sarapan,"

Dengan berat hati, Galaksi menerima pemberian Venus. Venus tahu, bahwa Galaksi tidak suka ini. Namun, bekal yang dibawanya diterima oleh Galaksi. Itu saja sudah cukup membuat kupu-kupu di perut Venus berterbangan. "Ini yang terakhir. Gak usah kasih apapun lagi ke gue,"

"Makasih, Gal," ujar Venus, membalikkan badan untuk pergi dari hadapan mantan pacarnya.

Venus menghampiri Raya yang sedang menunggunya. Tatapan gadis itu menajam, karena kesal oleh sikap Venus yang tidak berhenti mengharapkan Galaksi.

"Lo yakin masih mau berharap?" tanya Raya, lalu menunjuk ke arah Galaksi yang sedang sedang membuang kotak makanan tersebut ke tempat sampah.

Meskipun terkejut dan hatinya teriris, Venus berusaha setenang mungkin. "Gak apa-apa, Ray. Mungkin Galaksi masih kesel sama gue," Gadis berlesung pipi itu menundukkan kepala. "Gue cuma khawatir satu hal, Ray,"

"Apa?"

"Tuppereware-nya hilang. Nanti kalo dimarahin Nyokap gue, gimana?"

"Emang Nyokap lo pernah pulang? Jangankan tupperware, kabar lo aja gak pernah ditanyain," jawab Raya seadanya.

Perkataan Raya memang pedas, namun Venus menyukai sahabatnya itu, dia memang apa adanya. "Brengsek, kalo ngomong suka bener," ujarnya tak tersinggung, karena memang yang hal itu adalah fakta.

••••

"Lo siapa, anjing?! Kenal lo sampe mepet-mepet gitu?" Raya mengerahkan seluruh tenaganya untuk berteriak, sembari memukul punggung cowok itu.

Pasalnya, seorang cowok berwajah asing mendesak ke arah Raya karena mereka sama-sama sedang memesan makanan. "Ih! Gak usah KDRT juga, dong!" tukasnya kesal.

WELTRAUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang