7. Terkejut

6 3 0
                                    

°°°°°

  Disini keenam perempuan muda itu, Yeri, Emely, Elena, Arin, Rena dan tentunya Arsya. Tidak hanya mereka berenam, tapi juga ada empat laki-laki yang ada dirumah ini, salah satunya Sebastian. Dan jangan lupakan Dira (Ibunda Miranda).

  Ruang utama di rumah ini terlihat sangat ramai, dipenuhi oleh remaja-remaja yang asik meluapkan rindu, rindu akan momen seperti yang sedang mereka rasakan sekarang.

  "Loh jadi Bang Tian dan Bang Geral, kenal sama Aidan dan Darian?" Ujar Elena, wajah nya terlihat tak menyangka.

  "Ko kamu ga bilang, kalo kamu kenal sama Bang Tian dan Bang Geral." Kini Emely berujar kepada kekasihnya yang kini duduk tepat di samping, Aidan.

  "Mana aku tau kalo kalian juga kenal sama Bang Tian dan Bang Geral." Ujar Aidan tersenyum kepada Emely.

  "Udah-udah, ga penting juga ngomongin ini." Ujar Darian.

  "Menurut lu kaga penting, tapi penting buat kita berenam." Ujar Yeri, menatap tajam Darian yang duduk tepat dihadapannya.

  "Oh yah?" Darian membalas tatapan tajam Yeri dengan wajah menyebalkan.

  "Iya." Ujar Yeri.

  "Udah woy, lu berdua ribut mulu." Ujar Arin memutar bola matanya jengah. Karena tak habis fikir dengan teman satu kelasnya dan sahabat nya ini yang selalu bertengkar. Darian adalah teman sekelas Arin, juga tetangga Yeri, dimana rumah Darian tepat disamping kiri rumah Yeri.

  Yeri memalingkan wajahnya dari Darian, begitu pun dengan Darian yang memalingkan wajahnya dari Yeri.

  Geraldi mendekati Arsya yang berdiri di belakang sofa, memperhatikan perdebatan antara Darian dan Yeri.

  "Apa kabar Arsya?" Geraldi menepuk bahu Arsya, membuat atensi perempuan itu tertuju padanya langsung. Geraldi menampilkan senyumnya melihat Arsya yang terlihat terkejut.

  "Arsya baik Bang." Ujar Arsya, Geraldi sedikit merentangkan kedua tangannya, Arsya tersenyum paham, ia memeluk Geraldi.

  "Gua kangen banget sama lu." Ujar Geraldi mengusap kepala belakang Arsya. Hanya sebentar, Arsya lebih dulu melepaskan pelukannya, lalu kembali menampilkan senyumnya.

  "Me to." Ujar Arsya.

  "Aelah Ar, gercep banget lu akh. Gua yang suka Bang Geral bertahun-tahun ga pernah tuh di peluk kaya gitu." Ujar Arin lagi-lagi ia berujar jengkel. Membuat yang lainnya tertawa, sedangkan Geraldi hanya tersenyum kecil.

  "Sama hal nya Sebastian anggap kalian semua adik, begitu pun dengan gua yang anggap kalian semua adik, termasuk Arsya." Ujar Geraldi tangannya terulur mengacak-acak rambut Rena yang memang sedang duduk di sofa, tepat didepan Geraldi dan Arsya.

  "Bang yang ngomong gitu kan Arin, bukan gua. Kenapa lu acak-acak rambut gua sih." Ujar Rena tak terima rambut polwan miliknya itu diacak-acak oleh Geraldi. Lagi-lagi Geraldi hanya tertawa kecil.

  "Iya dah iya." Ujar Arin.

  "Ga dapet pelukkan dari Bang Geral, Arin masih bisa dapet pelukkan dari ibu." Dira memeluk Arin yang duduk tepat disampingnya, Arin tersenyum membalas pelukan Dira.

  "Ibu ter-the best lah." Ujar Arin memeluk erat Dira.

  "Mangkanya punya pacar." Cetus seseorang yang tiba-tiba datang dari arah pintu masuk. Semua nya menatap seseorang itu.

  "Datang lu Ka?" Ujar Darian tak menyangka.

  "Datang dong, masa Abang gua bikin pesta, gua kaga dateng." Ujar Razka laki-laki yang baru datang itu. Razka mendekati Dira, lalu menyalaminya.

Blue Gray (SEvEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang