SOFIA

4 0 0
                                    


Pagi ini begitu sibuk bagi Alya yang sedang bertugas menjadi panitia rapat tahunan organisasinya. Selain itu, menjabat sebagai salah satu pengurus membuatnya mau tak mau harus mempertanggungjawabkan dan melaporkan semua kegiatan dan konstribusinya untuk organisasi itu dalam waktu setahun ini. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul delapan pagi tadi hingga waktu saat ini menunjukkan pukul sebelas siang rupanya dihadiri banyak anggota dan demisioner dari berbagai angkatan sebelumnya. Rapat saat itu diadakan di sebuah gedung milik kampus mereka, tentu saja setelah mengajukan izin peminjaman tempat kepada pihak kampus dan berebut tempat dengan organisasi lain sebelum hari-H.

"Alya, itu nasi kotak kamu kok belum dimakan? Makan dulu gih buat sarapan" ucap Ilyas, salah satu kakak tingkat yang berada dalam satu divisi dengan Alya.

Gadis yang diajak bicara itu hanya mengangguk dan tersenyum seraya membalas, "Iya kak, nanggung sekalian makan siang kan sebentar lagi jam dua belas istirahat" balasnya.

Ilyas mengangguk dan mengiyakan jawaban adik tingkatnya itu kemudian kembali fokus pada lembaran-lembaran kertas di hadapannya. Rapat berjalan kondusif setidaknya sampai waktu makan siang. Alya mengambil nasi kotak yang memang disediakan oleh divisi konsumsi untuk panitia dan peserta yang menghadiri rapat tersebut.

Tidak begitu jauh dari lokasi rapat, Alya berjalan ke arah sebuah bangku di bawah pohon yang terlihat sejuk untuk beristirahat. Gadis itu seorang diri karena memang panitia yang lain lebih memilih untuk menghabiskan waktu istirahat mereka di dalam ruang rapat. Jemarinya tidak berhenti memainkan ponsel sembari menyantap nasi kotak yang kini tengah berada di pangkuannya. Tidak ada pesan yang begitu penting kecuali sebuah pesan dari nomor tidak dikenal yang masuk ke whatsappnya.

+62xxxxxxxxxxx

Hai Alya, ini Sofia. Maaf kalau kamu merasa terganggu, tapi bisa kita ketemu malam ini? Ada yang mau kubicarakan sama kamu.

Sejujurnya Alya tidak merasa terganggu sama sekali dengan pesan dari pacar mantan kekasihnya itu, justru gadis itu bertanya-tanya hal apa yang ingin Sofia bicarakan dengannya. Sebagai tanggapan atas pesan Sofia, gadis itu mengirimkan satu kata 'oke' dan melanjutkan sesi makan siangnya.

Hari menjelang malam, Alya baru saja hendak menapakkan kakinya ke dalam kamar kosnya sebelum mengingat janji temu dengan Sofia. Rapat akhir tahun yang berlangsung tadi rupanya membuatnya sedikit kelelahan, namun gadis itu tetap memenuhi janjinya untuk menemui Sofia. Alya bergegas mandi untuk membersihkan diri dari keringat di sekujur tubuhnya. Tidak butuh waktu lama hingga gadis itu siap untuk berangkat ke lokasi pertemuan mereka.

Alya tiba di lokasi tujuan walaupun terlambat sepuluh menit dari waktu yang dijanjikan. Sebuah kafe yang letaknya agak jauh dari kampus. Tempat itu tidak begitu ramai pengunjung, hanya terlihat beberapa pasangan dan sekelompok remaja yang sedang bercengkerama. Pandangannya tertuju pada sosok gadis yang duduk sendirian agak jauh dari pengunjung-pengunjung yang lain, gadis itu ialah Sofia.

"Hai" sapa Alya seraya menghampiri gadis itu.

Gadis yang disapanya balas tersenyum, "Hai" balas Sofia.

Keduanya kini tengah duduk berhadapan, sedikit canggung namun tidak sampai membuat Alya ingin menghindari gadis itu.

"Gimana kabar kamu? kita jarang ketemu ya di kampus akhir-akhir ini" ujar Alya berusaha mencairkan suasana.

Sofia tidak menatap mata Alya, gadis itu menunduk sebelum kemudian setetes airmata jatuh dari matanya. Alya yang menyadari itu nampak terkejut dan kebingungan.

"Loh.. loh.. Sof kenapa?? Kenapa nangis??? Aku salah ngomong ya?"

Sofia masih sesenggukan, tangisannya tidak begitu keras sehingga pengunjung lainnya tidak mendengar tangisan itu. Alya hanya diam, walaupun panik tapi gadis itu memutuskan untuk menunggu sampai gadis di depannya itu tenang.

Remembering FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang