Chapter 1 -Awal-

13 4 0
                                    

Hari ini merupakan praktek pertamanya. Ia kini tengah memejamkan matanya, berkonsentrasi mengingat sebuah mantra, lantas bibirnya terbuka dan tertutup mencoba merapalkan mantra tersebut.

Kemudian, 'Bleshh.' Asap putih pun menguar dari tubuhnya, lalu merambat ke sekitar. Hanya perlu waktu beberapa detik asap itu menyebar dan memenuhi ruangan.

Semua orang yang berada di sana kecuali dirinya tidak ada yang menduga sama sekali kalau dirinya berhasil walau baru sekali mencobanya. Pertama asap, dan kedua akan dilanjutkan dengan mengubah suhu ruangan.

Di dalam dirinya perubahan tekanan suhu yang berada di sekitarnya, sudah dirasakannya perlahan, lalu bertahap menjadi kuat, tenaganya ia salurkan begitu deras, tetapi masih dalam pengendaliannya. Ia tidak ingin gagal, hanya karena tidak bisa mengendalikannya.

'Krekk.'

Bunyi retakan es terdengar, dalam sekejap suhu ruangan itu bertransfer dari normal menjadi dingin, suhu yang sangat dingin. Merubah ruangan penuh dengan es, termasuk lantai yang menjadi licin karena es menyelimutinya, butiran-butiran salju pun mulai muncul, membuat semua orang di sana berpegangan pada benda di sekitarnya agar tidak tergelincir.

Kembali lagi pada orang yang mengendalikannya juga ikut tersadar akan hal yang sedang terjadi, ia mengeratkan kekuatannya, dan terfokus pada kakinya. Kemudian menciptakan es baru yang menyatukan antara es di lantai dengan es pada kakinya, memerangkap sepatunya, yang menjadi keseimbangan untuk dirinya sendiri.

Di ruangan itu hanya terdiri dari 5 orang termasuk dirinya, orang-orang itu mengigil kedinginan tak tertahan. Bagi orang yang bisa mengendalikan es tentu saja bisa bertahan diri dengan perlindungannya sendiri. Namun sayangnya di ruangan ini tidak ada lagi yang berelemen es selain dirinya.

Beberapa menit berlalu membiarkan semua orang yang masih merasakan takjub dengan kekuatannya, sampai kalimat itu terucap. "Cukup, kembalikan seperti semula." Suara itu menginterupsinya, dengan terpaksa dia mengucapkan mantra pengembali. Pembekuan es itu mencair, airnya saling berlari terhadap sesuatu yang menariknya menuju pusat semuanya bermula. Air itu kemudian masuk terserap ke dalam tubuhnya, ruangan pun kembali seperti semula.

Suara tepuk tangan terdengar di ruang tertutup itu. Ia membuka kembali matanya yang langsung tertuju kepada orang di sekitarnya. Sebuah senyum tersungging di wajahnya, tepat sehabis seseorang memujinya.

"Bagus, Camberine. Kau sudah bisa menguasainya." Orang itu berjalan menuju sosok yang bernama Camberine, ia menepuk pundaknya pelan.

Ia yang ditepuk pundaknya segera memindahkan tangan orang itu, ia mendengus tak suka. "Singkirkan tangan kotormu." Setelah tangannya tersingkir, orang itu menekukkan wajahnya berpura-pura menjadi sedih. Orang yang dipanggil Camberine? Tentu saja ia hanya menatapnya datar, ia tidak perduli akan hal itu, sangat tidak bermutu.

......................

Ia adalah Camberine, Camberine merupakan panggilan dari namanya Lyriest jika dia sedang berada di zona keluarga besarnya. Camberine(Lyriest) ia memiliki wajah yang sangat cantik, begitulah kata orang yang pernah melihatnya, dengan bentuk wajah kecil yang mulus, putih, mata bulat berair, hidung mungil yang mancung, serta bentuk bibir kecil yang tidak tebal dan tipis. Wajah itu menjadi sangat cocok dengan rambut hitam sedikit coklat sepunggung yang bergelombang di bawahnya.

Camberine juga memiliki bentuk tubuh yang proposional seperti jam pasir, ia tumbuh tinggi sedikit di atas rata-rata tubuh wanita, kaki jenjang, dan lihat saja bahkan bagian pahanya tidaklah terlalu besar. Camberine memang dianugerahi kecantikan yang membuat kalangan wanita iri dengannya.

'Perfect.'

Dia anak terakhir pasangan Phillip dan Vedora dari keluarga Adera. Sikapnya terkenal dingin dan cuek bagi orang yang tidak mengenalnya, lalu dibalik itu semua dia merupakan anak yang murah senyum dan baik jika orang itu mengenal baik dirinya.

The ErisctaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang