Aesthetic Girl
—21 Juni 2022—“Bagaimana aku menemukan sisi lainmu, dan menuntunmu keluar dari kegelapan”
—Freya Roselina“Aku serius merubah tujuan di tiga per empat jalan”
—Keenan Maladewa
*****
"Tulisannya kaya catetan Pinterest asli."
"Lo gabut amat sih kalo kata gua, nyampe ditempelin stiker gini."
"Like sticker-sticker~~"
"Lo make berapa pena sih serius nanya."
"Very very aesthetic."
"GOOD, GIRL!"
Freya mendengus, terkekeh kemudian, sudah biasa mendengar ocehan teman-temannya yang tengah menyalin catatannya. Mereka seringkali meminjam buku tulisannya. Karena selain tulisannya rapi, juga enak dibaca, dan 95% selalu keluar saat ulangan harian.
Makanya, kalau kata Erin, tulisannya Freya selalu bawa hoki.
Gadis bergigi kelinci itu menelan rotinya lalu menyahut, "Cepetan! Keburu masuk entar."
"Masuk mana sih sayang."
Sahutan dari suara laki-laki yang amat familiar menarik atensi Freya dan yang lain— Lean, Aurel, Erin, dan Devira. Padahal suaranya dari pintu, tapi seolah menghipnotis banyak gadis di kelas tersebut. Terutama dari wangi teman dari yang bersuara.
Erin, cewek dengan tampang polos dan berkepang dua menutup mulut, kemudian mengerucutkan sok imut. Biasalah, langsung caper. "Rafa is so pretty!" pekiknya tertahan.
"Handsome, pe'aks," sewot Lean si tomboy girl menyahut.
Sementara, Aurel dan Devira auto membenarkan tatanan rambut. Devira juga menyusuri giginya dengan lidah takut-takut ada cabe menempel. Aurel menegakkan tubuh, badannya yang memang paling kenceng di antara yang lain malah jadi salah fokus cowok-cowok yang ada di kelas siang itu. Aurel memang semok, tapi dadanya tetap sexy-an Devira.
"Mas Rrrrr," Devira mengcaper.
Freya melirik, "Gue aduin Kudanil mampus."
"Eyyy, kita kan temen, Frey," Devira mengedipkan mata jenaka.
"Hai cecan-cecan!" Sapaan barusan membuat ciwi-ciwi kecuali Freya dan Lean memekik dan kemudian membalas sambil sedikit menjerit.
Devira yang notabene suaranya keras membalas, "HAIII JUGA, RAFAAA! EHEI!!!" Erin dan Lean yang berada tepat di samping sampai terlonjak. Lean yang emosian nyaris saja membanting meja. Freya sampai meringis mengusap bahu gadis berambut pendek itu.
Rafa tertawa sok cool, begitupun Daffin yang dikenal dengan wanginya yang memabukkan.
"Ngga usah caper! Kalo jalan, jalan aja deh," cibir Freya mendecak.
"Galak amat, malah makin cantik loh lo, Frey," Rafa mengerlingkan mata. Daffin merangkul lehernya kemudian sambil tertawa, membawanya pergi sebelum Freya mengamuk.
"Freya mah gaseru huuu," Erin mendorong bahu Freya sebal.
"Daffin tuh apaan kalo make parfum sebotol apa gimana siiih," Davira histeris, melupakan fakta dia sudah punya pacar.
"Asliiik," setuju Aurel.
Mereka terus berbincang, melupakan tujuan awal, jadinya Lean sendiri yang menyalin catatan Freya sambil sesekali pemiliknya menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aesthetic Girl
JugendliteraturFreya, gadis aesthetic kesayangan warga sekolah, yang selalu menjadi juara kelas dan juara umum paralel. Hidupnya selalu dipenuhi ketenangan, ke-aesthetic-an, perfeksionis. Bahkan dia tidak punya Instragram di era ini. Sayangnya, dia adalah anak str...