Tandai typo^^
👥HAPPY READING👥
•••
"NGGA ADA LUPA-LUPAAN!!"
"Kecilin suara lo, Dev!"
"Gue tuh kesel!"
"Kapan, ya, gue sama Erin ngomong kaya gitu. Ya, kan, Rin?"
"He'em! Ga pernah!"
"Jangan nyampe, ya, kalian gue kentutin! Heh!" Devira berkacak pinggang kesal, menoleh ke Lean, "Lo denger juga, kan, Le?"
Aurel dan Erin sontak melotot ke gadis tomboy tinggi itu. Menggeleng memperingati ditambah kode-kode tidak jelas seperti kode doi.
"Iya, gue denger," Lean mengangguk tanpa dosa.
"Astaghfirullah," Erin menepuk kening hingga kepalanya ikut ke belakang.
Lean menoleh ke Freya yang tidak ikut menyahut padahal memperhatikan. Tunggu, tatapannya kosong. Lantas dia mendorong gadis itu, tidak tau jika Freya sedang se-letoy itu, hingga Freya memekik, menumbur dada keras seseorang dan nyaris nyungsep bila tidak ada tangan yang menahan pinggangnya.
"Woy!?"
"Frey!" Lean panik kaget.
"Ya ampun!" teriak Freya, menjauhkan diri dan mendongak melihat siapa yang menyelamatkannya.
"Tiati, Mbak," Keen melirik Lean yang menyengir kuda.
"Lean! Jangan dzolimi Freya dong!" Aurel mengalihkan perhatian, menggandeng tangan Freya. Dan, berdasarkan jarak dan waktu, Aurel merasakan wangi parfum Keen yang memabukkan. Gila, benar-benar gila.
"Thanks," Freya membuang pandangan.
"Yoi," Keen berlalu kemudian.
"Lo ngapa sih, biasanya jadi baja kok sekarang jadi toge," Lean menepuk pelan lengan atas Freya.
"Hzzz," Aurel beringsut merangkul pinggang Freya, "Menurut perhitungan gue, lo berarti udah tabrakan sama Keenan dua kali. Twice. Gila, meski engga sewangi Daffin, tapi bisa bikin mabok sih lama-lama."
"Daffin mah mandi parfum," Devira menyahuti, "Tapi Keen wanginya anjas banget sih. Tipe gue banget."
Yang lain menatapnya malas. "Inget Kudanil, bego," Lean menjitak Devira kesal.
"Tapi kayanya tabrakan udah tiga kali deh," Freya mencoba mengingat dengan mata bergerak ke langit-langit koridor. Saat kembali menatap teman-temannya, matanya melebar saat keempat gadis itu memandangnya dengan pandangan horor.
"Fix jodoh," Aurel bertepuk tangan keras.
"Demi apa, oemgiii," Erin menutup mulut, menggigiti jari dramatis.
Freya mengerutkan kening tak mengerti, "Emang kenapa sih?"
"Lo gatau istilah? Tabrakan tiga kali ngga sengaja berarti jodoh," beritahu Devira dengan tekanan.
"ITU KETEMU NJIR! BUKAN MENABRAK!" seru Freya ngegas.
"Oh, iya, kah?"
Lean, Aurel, dan Erin yang ditatap Devira dengan wajah bingung mengendikkan bahu bersamaan. "Tapi kayanya iya, bener ho'oh, ketemu bukan nabrak," kata Lean.
"Ah bego semua padaan," dengus Freya keras-keras.
•••
Malam hari, di balik kaca jendela raksasa yang menampakkan pesona kota Jakarta, seorang laki-laki berwajah datar memasukkan tangannya ke saku celana. Telinga tindiknya menjadi perhatian seseorang yang ada di sofa, menggeleng kepala prihatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aesthetic Girl
Teen FictionFreya, gadis aesthetic kesayangan warga sekolah, yang selalu menjadi juara kelas dan juara umum paralel. Hidupnya selalu dipenuhi ketenangan, ke-aesthetic-an, perfeksionis. Bahkan dia tidak punya Instragram di era ini. Sayangnya, dia adalah anak str...