♡happy reading♡
ENJOY!"Setelah ini, sebutan dariku untukmu itu, masih pantas kah?"
-Keen
Sambil menunggu pesanan, Freya membuka room chat OSIS dan merespon pemberitahuan ketos kalau besok akan mengadakan rapat sebentar. Sampai kemudian, nomor yang baru di-save-nya kemarin mengirimi pesan.
Keenan Maladewa
|Frey, es krim yang lo bilang
pas di cafe gaada
|Gimana si gue lagi pinginFreya Roselina
Ga mungkin lah|
Lo salah tempat kali|Keenan Maladewa
|Ah masa sih anjir
"Ini pesananya. Ada lagi?"
Freya mengangkat kepala, tersenyum menyambut dua pelayan resto yang mengantar pesanannya. Ada banyak sekali karena satu circle ini suka sushi semua. Kecuali Devira yang tidak suka salmon. Dan Lean yang tidak suka jika ada timunnya.
"Udah, enggak. Makasih, Mbak," Gadis itu tersenyum ramah. Berbeda dengan empat yang lain yang siap dengan sumpitnya.
"Kecap asin gue siniin."
"Rin, lo segala pesen mentai anjay."
Saat di rumah, Freya terbiasa makan tanpa suara. Tapi, begitu bersama teman-temannya, kebiasaan itu musnah. Lean yang kecapannya terdengar, Devira yang tidak bisa diam, Aurel yang komentar soal ini dan itu, dan Erin yang selalu ham-hem-ham-hem saat makan dan terkadang geleng-geleng kepala.
"Eh lo tau ga sih, Keen jadi hot topic kakel gegara keren banget anjir. Ya emang keren sama ganteng banget sih Keenan itu."
Aurel menelan potongan salmonnya, "Mana dia mainnya sama Kak Juan Kak Barry."
"Tapi kayanya doi deketnya malah sama temen kita gasih. Tadi kayanya ada yang botol minumnya dipegang Keenan tuh," dehem Devira menyindir seraya menegak cola-nya.
Otomatis mereka langsung menatap Freya. Yang ditatap tersedak sendiri.
"Widih, Freya salting anjir."
"Frey, ini saatnya lo pacaran."
"Apasih," Freya menggeleng, "Orang cuma sebatas temen sebangku."
"Terus tadi minum lo diminum Keen???"
"Dia suka mint-choco juga," jawab Freya sekenanya.
"Oh, suka mint-choco, kirain suka Freya."
"Lo gaada niat suka sama dia?"
"Enggak," tegas Freya, "Not my type."
"Diliat-liat, iya juga sih."
"Eh, dagingnya kurang nggak?" Freya mengalihkan topik, tak sadar Lean meliriknya. "Sosis? Erin, kan, suka sosis."
"Ini loh sosis, 5 pack," Aurel menunjuk kantung kresek di sampingnya, "Ada bakso juga. Senggol dong."
"Dagingnya juga cukup kok," sahut Devira sambil tangannya memindahkan es batu ke gelas Lean, "Selada juga udah."
"Mantep banget pokoknya entar."
Suara deringan ponsel mengalihkan atensi mereka. Letaknya ada di meja, jadi mejanya ikut bergetar. Tertera nama Jamet dengan emot hati ketusuk panah di situ.
"Kuda nil ngapain deh," Aurel berdecak, "Ganggu kita mau GIRLS TIME GIRLS ONLY."
"Devira satu-satunya yang taken di sini. Rel, kalo iri diem wkwkwkwk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aesthetic Girl
Teen FictionFreya, gadis aesthetic kesayangan warga sekolah, yang selalu menjadi juara kelas dan juara umum paralel. Hidupnya selalu dipenuhi ketenangan, ke-aesthetic-an, perfeksionis. Bahkan dia tidak punya Instragram di era ini. Sayangnya, dia adalah anak str...