3. Lantai Ujian

544 81 1
                                    

Author POV

5 tahun berlalu, kini Bam dan Sychta bisa berbicara, menulis, dan membaca dengan lancar. Terimakasih sampah, jasamu hanya sampai sini saja. Sisanya kamu akan menjadi sampah abadi.

Selama 5 tahun juga, Sychta menjalankan rencana licik dadakannya. Apa itu? Pura-pura pingsan di depan bintik. Padahal mah niatnya tidur. Niat lainnya, agar si bintik punya kisah sedih yang akan dia ceritakan ke Khun nanti.

'GW HARUS BUAT SEDRAMATIS MUNGKIN!' - Sychta 5 tahun lalu.

Kini mereka bertiga, Bam, Sychta, dan Bintik. Sedang bercerita satu sama lain.

"Kak Rachel! Nanti kalau sudah sampai puncak menara ayo kita keliling menara bersama! Pasti menyenangkan!" ucap Sychta gembira.

"Hm, ayo kita melakukan itu bersama! Aku senang bisa bersama kalian selamanya," saut Rachel dengan nada tak kalah riang.

Bam yang hanya mendengar mengangguk setuju, dia membayangkan bagaimana dia, adiknya, dan Rachel tersenyum riang di puncak menara. 'Ini akan sangat menyenangkan, asal aku memiliki mereka berdua. Aku sangat bahagia!' Batin Bam penuh semangat.

"Ah, sudah jam segini... Aku pergi dulu ya, aku ada urusan... Kalian baik-baik disini ya," ucap Rachel sambil membersihkan bajunya. 

Sesaat setelah itu, Sychta menjalankan rencana liciknya. Dengan batuk-batuk, bahkan sampai mengeluarkan darah. Ini sengaja dilakukan oleh Sychta.

'AYO NANTI YANG INI CERITAKAN KE KHUN JUGA YA, BIT*H'

"A-ah... Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja!" Ujar Sychta sambil tersenyum tipis. Dia hanya tertawa gugup sambil mengelap darah yang keluar.

Rachel dan Bam yang melihatnya sangat panik. "Sychta, kamu istrirahat aja. Kali ini tidur lebih banyak lagi," ucap Bam serius. Dia panik banget, adiknya muntah darah.

"Benar Syctha, mending kamu tidur aja. Nanti ketika aku kembali aku akan membawakan obat untukmu," kali ini Rachel yang ngomong.

Sychta hanya mengangguk saja, jadi dia menuruti perkataan 2 orang di depannya. Dia langsung tidur, ini termasuk rencana sychta juga.

"Bam, jaga adikmu baik-baik ya. Sepertinya semakin parah..." Ucap Rachel sambil mengelus kepala Bam. "Aku ke atas dulu ya,"

Bam hanya mengangguk pelan, "hati-hati Rachel!"

Lalu Bam segera menghampiri Sychta yang sedang tertidur. Bam mengelus-ngelus rambut panjang Sychta. Dia takut, bukan tidur selama ribuan lagi. Melainkan tidur untuk selamanya. Bam gak mau hal itu terjadi.


Beberapa minggu kemudian...

'TUHAN! KAPAN KAMI AKAN MENAIKI MENARA?? CAPEK PURA-PURA PINGSAN,' batin Sychta dengan lelah. Pura-pura pingsan itu capek banget, harus terlihat senatural mungkin agar terpercaya.

Sedang menggerutu dalam tidurnya, Sychta mendengar suara teriakan Bam dan Rachel. 'PUJI TUHAN, SUDAH DIMULAI ACT LANTAI UJIAN.' Kini Sychta sangat senang, walau sedang tidur dia tidak hentinya berisik di dalam pikirannya.

"Aku akan ke puncak menara,"

"Aku muak hidup di dalam kegelapan,"

"Maafkan aku Bam, maafkan aku..."

"Lupakan aku..." Ucap Rachel sambil tersenyum ke arah Bam.

"TIDAAK. RACHELL!!" tubuh Bam, perlahan  ikut diselimuti cahaya.

Sychta segera bangun dan menghampiri Bam, "KAK BAAAMM!!"

Lenyap, Bam dan Rachel lenyap. Kini Sychta hanya menatap gusar atas situasinya.

Yes! I'm the twin sister [Tower of God]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang