Author POV
1 bulan kemudian...
[Pengumuman untuk seluruh regular di dalam kereta. Kereta telah tiba di lantai 42, Stasiun Black Mountain.]
Alvaro, Kalis, dan Syctha menatap situasi di luar kereta. Begitu banyak regular yang menunggu di bawah sana. Para regular itu adalah orang-orang yang ingin jalan pintas menuju lantai 43.
Mereka turun dan disambut dengan berbagai teriakan yang mengkomando untuk menyerang ketiganya.
Belum sempat menginjakkan kaki ke tanah, Alvaro yang berjalan lebih dulu nyaris kehilangan salah satu bola matanya jika ia telat sedetik untuk menghentikan sebuah anak panah.
Anak panah itu patah digenggaman Alvaro. Ia menatap kesal kepala sang pelaku yang ada jauh di belakang.
"Oh oh... Bahaya..." Syctha dan Kalis memutuskan untuk kembali masuk ke pintu kereta. Meninggalkan Alvaro yang mengeluarkan shinsu petir di sekitarnya.
[Teknik memanipulasi shinsu. Gaya Alvaro, Tombak Dewa. Asger.]
Sebuah tombak besar tiba-tiba muncul dari atas langit. Muncul tepat dari atas belakang Alvaro. Tangan Alvaro terangkat kemudian dia hempaskan kedepan. Tombak besar yang ada di atasnya pun ikut terhempas kebawah, mengikuti gerakan tangan Alvaro.
Tanah bergetar hebat akibat hentakan tombak. Banyak regular yang mati dan ada juga yang terluka. Alvaro menatap dingin pemandangan di depannya.
Regular yang bisa selamat, kabur meninggalkan stasiun. Ketakutan atas kekuatan Alvaro. Seketika area yang tadinya dipenuhi regular yang mau berebutan tiket, menjadi sepi yang menyisakan tubuh tak bernyawa dan orang-orang yang terluka parah.
Alvaro turun tangga, mengabaikan bahwa dirinya baru saja berjalan di atas genangan darah. Dia menunggu Syctha dan Kalis yang bersembunyi di balik pintu kereta.
"Wuah, anak bapak gila semua." Komentar Syctha turun tangga dan menciptakan selubung shinsu padat sebagai pengganti tanah. Syctha tidak mau sepatunya itu ternodai oleh darah.
Kalis pun sampai memakai sepatu khusus hujan agar sepatu hariannya tidak berganti warna.
"Parah, bagaimana jika stasiun ini ganti nama gara-gara ini?" Ucap Kalis.
"Bagus dong, aku terkenal." Jawab Alvaro terlihat cuek.
Mereka bertiga berjalan santai mengabaikan tatapan lain. Beberapa orang yang selamat pun hanya bisa terdiam tak bersuara.
"Ah, Kibou!" Kalis memunculkan lighthousenya dan mengeluarkan sesuatu.
Seekor rubah kelinci kupu-kupu?? Tidak diketahui hewan ras mana. Hewan ini bercampur beragam jenis DNA dengan hewan lainnya.
"Nah Kibou. Lapar kan? Ini makananmu." Kalis menurunkan hewan yang bernama Kibou itu. Kibou meloncat senang dan menjilati semua darah disana. Dia juga mengunyah daging-daging manusia yang telah mati itu.
Syctha merinding melihatnya, Alvaro menutup matanya. Mereka berdua belum terbiasa dengan makanan Kibou.
"Daging manusia adalah daging. Ya hahaha..." Gumam Syctha.
"Tolong terbiasalah kalian..." Kalis menatap datar kedua temannya ini. Kalis sudah terbiasa dengan ini. 1 tahun setelah telur yang dia dapatkan dari ujian lantai 30. Menetas dan mengeluarkan hewan aneh ini.
Pertama bertemu tangan Kalis sudah menjadi korban pertamanya. Namun berkat itu, hewan ini menjadi manja dengan Kalis setelah dibawa pulang (Lebih tepatnya Kibou mengikuti Kalis dari belakang ketika Kalis kabur).
"Jika korban pertama berkata demikian, jadilah seperti itu." Ucap Alvaro memandangi kedua tangan Kalis yang masih belum sembuh total itu.
Tangan Kalis yang menjadi korban, diobati oleh berbagai macam dokter berpengalaman. Bahkan dokter pribadi Alvaro dipanggil untuk Kalis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! I'm the twin sister [Tower of God]
FanfictionAku bocah nolep yang mati karena kesalahan rekan malaikat! Huh! Aku akan minta kompensasi yang banyak! Dan bersenang-senang dengan kakak kembarku~ HATI-HATI BANYAK TYPO !! Karakter dan alur cerita TOG itu milik SIU Saya hanya meminjam karakternya da...