"Jika kamu kurang suka sama kamar ini, kamu bisa mengubah sesuai keinginanmu"
Jihoon dan Hyunsuk beserta temen-temen yang kini sudah menjadi tetangganya, baru saja pamit pulang kerumah masing-masing. Sebab hari juga udah beranjak sore.
Dan saat ini Haruto mengajak Junkyu naik ke lantai dua, ke kamar mereka.
Koper keduanya sudah dibawa Haruto kedalam kamar. Di letakkan di sudut ruangan dekat dengan ruang pakaian sesaat sebelum acara makan-makan dimulai.
"Bercanda lo?, ini udah bagus ! Banget malahan" Seru Junkyu sembari berlarian untuk melihat-lihat isi kamarnya yang sangat luas itu.
Junkyu bahkan menyingkap Korden-korden, mengakat vas-vas bunga juga melompat-lompat diatas sofa.
Haruto tersenyum tipis melihat kelakuan Junkyu yang menurutnya seperti anak kecil.
Gemes;)
"E.. Itu koper kita? " Junkyu menujuk koper-koper di sudut ruangan, Haruto mengangguk kecil sembari melepas jam tangannya dan menaruhnya diatas meja nakas. Haruto juga melepaskan jaket dan membuka 2 kancing kemeja teratasnya.
Haruto berencana ingin mandi, karena sumpah badannya terasa sangat lengket sekarang.
"Aku akan mandi" Ujar Haruto, Seraya berjalan melewati Junkyu yang masih betah duduk diatas sofa. Sesekali Junkyu memantulkan tububnya disana.
"Ahh ok!, biar aku rapikan pakaianku dan.. Emm.. Dan pakaianmu? "
Junkyu seketika ingat akan pesan yang disampaikan Jihoon tadi sebelum pergi meninggalkannya . Pamit untuk pulang kerumah.
"Junkyu, sahabatku yang sangat ku cintai, karna sekarang kamu tuh udah nikah, jadi jangan manja! Kamu tuh harus bisa jadi Suami yang baik, ok? Jaga Haruto baik-baik"
Di bumbui dengan tangisan bombai, Junkyu tak menyahut tetapi ia memikirkan pesan(?) dari sahabatnya itu baik-baik.
"Gue harus ngerawat Haruto baik-baik, ok! "
Jadi Junkyu memulainya dari hal yang terkecil, yaitu dengan merapikan pakaiannya dan pakaian Haruto yang ada didalam koper.
Junkyu segera beranjak dari tempatnya duduk dan menyeret koper-koper itu masuk keruang pakaian.
Haruto sendiri sebenarnya cukup terkejut mendengar kalau Junkyu ingin merapikan pakaiannya. Haruto pikir Junkyu tidak akan mau merepotkan dirinya untuk mengurusnya. Dan sebenarnya juga kalau emang Junkyu tak mau mengurusnya Haruto tak merasa keberatan .
Haruto ikut melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang pakain. Ia bisa melihat Junkyu seperti tengah kebingungan berdiri disalah satu lemari kaca dengan setelan Jas miliknya berada dalam dekapannya.