!!! Disarankan untuk memutar mulmed di atas !!!
Malam ini tampak sangat berbeda dengan yang sebelumnya. Udara malam yang sudah dingin kian bertambah dua kali lipat dinginnya malam ini.
Pemuda berambut biru yang tengah berjalan di lorong gang sepi semakin mengeratkan jaket tebal yang ia kenakan. Sesekali menggosok kedua tangannya guna membantu menghangatkan tubuhnya yang terasa seperti akan membeku.
Kaki mungilnya terus melangkah dengan cepat dan kemudian terhenti di depan sebuah bangunan tua dengan pintu besi berkarat yang terlihat sudah hampir ambruk di ujung jalan. Tangannya mengatup dan merapalkan doa sebelum masuk ke dalam bangunan tua itu.
Ia meraih gagang pintu tersebut dengan tangan yang bergetar hebat. Keringat dingin mulai keluar membasahi dahinya. Sempat ada perasaan ragu dibenaknya, tapi segera ia tepis. Ia harus segera masuk ke dalam sebelum hal buruk lainnya datang.
Jantungnya berdetak sangat kencang saat ini. Apalagi setelah ia membuka pintu tua itu. Pemandangan indah di balik pintu karatan itu membuat jantungnya seakan berhenti berdetak jika ia tidak segera memejamkan matanya rapat.
Nafasnya mulai tak teratur. Ia menutup kedua telinganya. Terlalu takut untuk mendengar nyanyian dari tamu di bangunan itu.
Kepalanya tertunduk dengan mata yang sedikit terbuka begitu merasakan ada yang mengalir membasahi telapak sepatunya. Kakinya perlahan berjalan mundur ke belakang dengan mata yang masih menatap air yang menggenang di sana.
"R-ri.. rin.." racaunya dengan kondisi sadar tak sadar. Kaki mungilnya tidak berhenti berjalan ke belakang hingga tubuhnya terhuyung dan terjatuh ke tanah.
"Dou.. rindou! K-kau di mana?! Ri-"
"Sssstt.. aku disini sayang."
Syut.
Seketika tubuh mungil itu terkulai lemas di pelukan seseorang. Kakinya sudah tak sanggup menopang tubuhnya yang seakan mati rasa setelah ia menghirup aroma yang menguar dari pakaian orang itu.
Tiba-tiba badannya terasa sangat panas sekarang. Kepalanya bergerak lasak tak tentu. Dapat dilihatnya walau samar wajah orang yang sekarang tengah menggendongnya tersenyum lembut. Wajah tampan yang sedikit kotor itu menatap dirinya dengan penuh cinta. Seolah-olah dia adalah pusat dunia orang itu.
Perasaan takut yang dialaminya sedari tadi perlahan mulai menghilang digantikan dengan perasaan tenang dan nyaman. Ia tersenyum lemah.
Sebelum kehilangan kendali diri. Ia membisikkan sesuatu yang membuat orang yang menggendongnya itu tersenyum semakin lebar kala rasa bahagia semakin menggerogotinya.
"Aku mencintai mu Rindou.."
Cup
Kedua bibir anak adam itu bertemu. Sang dominant tersenyum dalam ciuman mereka. Ia melumat bibir mungil kekasihnya dalam.
Pemuda tampan itu berjalan masuk ke dalam bangunan tua itu sambil menggendong bridall si mungil tanpa melepas pangutannya. Tak memedulikan tatapan orang-orang yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boo 《 RinSou 》✓
FanfictionKalau Idol yang menjalin hubungan di balik layar itu sudah biasa. Bagaimana kalau Eksekutif Kriminal yang menjalin hubungan terlarang dengan seorang Chef restoran? bxb, m/m warn! 18+ blood, death character, semi-angst, OOC, fluff(?) karakter milik K...