484 80 5
                                    

»--•--«
Two
»--•--«

•❅──────────✧❅✦❅✧──────────❅•

❝Aku bingung harus bagaimana dengan surat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bingung harus bagaimana dengan surat ini.
•❅──────────✧❅✦❅✧──────────❅•

Sebuah vas cantik berada di meja kerja yang penuh dengan kertas-kertas berserakan. Gadis yang memiliki marga [Last Name] itu kini tengah dibuat frustasi dengan tumpukan pekerjaan yang luar biasa mengasah otaknya agar berpikir ke masa yang akan datang. Sebuah pena menghiasi sela-sela jari cantiknya. Pena tersebut tengah diketuk ke meja hingga menimbulkan bunyi yang mengisi keheningan di ruangan tersebut.

"Berpikirlah."

Wajah [Name] sangat serius.

"Berpikirlah."

Muncul sebuah lipatan di dahi [Name].

"Berpikirlah."

[Name] berpikir dengan sangat keras sampai-sampai otaknya seperti akan meledak dan mengeluarkan lava panas saat itu juga.

"Berpikirlah," gumam [Name] dengan lemas.

Kepala yang menampung berbagai masalah perlahan ia jatuhkan ke atas meja. Wajahnya terlihat teramat lesu.

"Percuma! Aku tidak bisa membayangkannya sama sekali!"

Perlahan kepala gadis itu menghadap ke sebuah vas yang berisi beberapa tangkai bunga tulip. Bunga-bunga tersebut terlihat masih segar dan cantik walaupun sudah seminggu lebih berada di vas itu. Salah satu tangannya ia gunakan untuk bantal kepala dan satunya lagi dia gunakan untuk menyentuh kelopak bunga tulip.

"Apa kabar Penjual Bunga Misterius itu, ya? Apakah dia baik-baik saja?" gumam [Name] bertanya-tanya.

Helaan napas kecewa gadis itu keluarkan.

"Padahal aku berharap dia mau memberikan jawaban pada surat yang aku tinggalkan waktu itu."

Mata indah gadis itu menatap kecewa ke arah bunga tulip di depannya. Bibirnya yang tadi melengkung ke atas kini berganti ke bawah.

"Nona." Panggilan Bella membuat [Name] tersadar.

Segera gadis itu merubah posisi duduknya menjadi tegap. Dia tiba-tiba melupakan tugasnya sebagai kepala keluarga karena bunga tulip. Bella menggelengkan kepala pelan lalu menyerahkan tiga lembar kertas berisi surat persetujuan.

𝗬𝗼𝘂 𝗪𝗶𝘁𝗵 𝗠𝗲 ◈ 𝙵𝚛𝚎𝚍 𝙿𝚘𝚛𝚕𝚘𝚌𝚔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang