11 ; hampir menemui ujung

409 85 10
                                    

Kepala Sunwoo rasanya pening sekali. Memikirkan ucapan Eric tadi membuatnya sulit untuk tidur sekarang. Ingin memastikan dengan bertanya ini itu kepada sang kakak pun, percuma. Younghoon sama sekali belum pulang. Entah kemana perginya lelaki itu.

Alur takdir menyedihkan menimpa hidup Sunwoo. Pertama kali bertemu, pertama kali merasa menyayangi seseorang atau bahkan mencintai seseorang; tetapi beda alam.

Juyeon terlalu semu meskipun tiap kali bertemu, Juyeon begitu nyata dipenglihatannya. Sunwoo bahkan bisa dengan jelas menyentuhnya tanpa mengetahui jikalau sebenarnya yang berada bersamanya tidak lain dan tidak bukan hanya arwah penasaran.

Sunwoo tertawa; menertawakan dirinya sendiri lebih tepatnya. Terjebak dengan masa lalu orang lain sudah cukup membuat lelaki itu muak. Sunwoo tidak akan segitu pedulinya dengan urusan mereka jika saja Juyeon bukan orang yang telah berhasil membuatnya bertekuk lutut. Tunduk. Ia mengakui itu.

Suara mobil berhenti dari luar membuat Sunwoo yang tadinya sedang tidur di atas sofa panjang di ruang tamu langsung terlonjak seketika. Ia bangun, menunggu sosok yang telah dinantikan kehadirannya dengan duduk disana dengan tangan tersilang di depan dada.

Younghoon memasuki rumah sembari membuang nafas lesu. Wajahnya nampak kacau. Lelaki itu berjalan tanpa memedulikan Sunwoo yang sedang memandanginya dengan sebuah alis terangkat. Bersiap untuk menginterogasinya, tetapi Younghoon terlampau acuh akan keberadaannya tersebut.

"Kemana aja?"

Langkah kakinya terhenti. Younghoon berbalik arah menghadap Sunwoo sambil menarik salah satu tali ransel punggungnya agar tidak terjatuh.

"Urusan lo?" Pertanyaan dilontarkan sebagai bentuk sarkas. Ia lelah, tidak ada waktu untuk berdebat hal tidak penting dengan Sunwoo sekarang. Younghoon butuh tidur karena dua jam lagi akan ada tugas lain menantinya.

"Lo kenal Lee Juyeon, kan?" Sunwoo berdiri bersamaan dengan suara decak sinis ketika Younghoon tiba-tiba membisu setelah mendengar pertanyaan darinya tadi. "Pantesan lo langsung ngehindar kemaren pas gue nyebutin nama dia. Ternyata udah kenal dari awal."

Merasa tidak ada respon berguna, Sunwoo kembali melanjutkan ucapannya. Harap-harap agar sang kakak mau bercerita tentang kebenarannya karena Sunwoo sendiri yakin jika kesalahan utama adalah pada kedua ibu mereka yang egois, Younghoon dan Juyeon hanyalah korban.

"Lo nggak mau cerita, kak? Gue nggak mau salah paham sama lo. Gue yakin kalau lo nggak salah apa-apa dan-" Sunwoo menghela nafas, "-Dan lo sama sekali nggak tau soal penyebab kematian kak Juyeon."

Bola mata yang lebih tua melebar mendengar ucapan Sunwoo. "Juyeon meninggal-"

"Iya, kak."

Seketika tidak ada satupun suara lagi yang terdengar. Sunwoo mati-matian menahan amarah yang hampir sampai ke ubun-ubunnya. Perasaannya berubah seketika dalam sekejap ketika melihat Younghoon nampak sangat terpukul mengetahui fakta yang sebenarnya.

"Gue sama Eric lagi nyoba buat nyari dimana kak Juyeon berada dan soal alesan kenapa dia meninggal," ujar Sunwoo. "Tadinya gue pengen tau cerita dari versi lo, kak. Soalnya gue udah denger yang versi Eric. Tapi, kayaknya gue udah nggak butuh jawaban lo lagi."

Sunwoo melihatnya dengan sangat jelas. Bagaimana sorot terluka sarat akan rasa bersalah terlintas di manik kehitaman saudara lelakinya tersebut. Benar dugaannya, mereka sama-sama korban dari keegoisan ibu mereka. Penyesalan melingkupi perasaan Sunwoo ketika tahu jika Younghoon tidak seperti perkiraannya tadi.

"Gue nggak tau apa-apa, Nu. Juyeon temen gue. Gue beneran baru tau-"

"Udah, kak. Gue percaya kok, sama lo. Jangan ngerasa bersalah. Kak Juyeon nggak nyalahin lo."

Ulasan senyum diberikan oleh Sunwoo sebagai penenang bagi kakaknya yang sedang panik. Wajah Younghoon semakin tidak karuan. Sepertinya beban dikepalanya bertambah ketika Sunwoo memutuskan untuk memberitahukan hal ini kepadanya tadi.

Younghoon kembali menghela nafas. Ekspresinya jauh lebih terkontrol sekarang ketimbang sebelumnya. Perasaan lega melingkupi benaknya begitu Sunwoo meyakinkan diri untuk percaya dengan pengakuannya tadi.

"Biar gue bantu nyari dia."

.
[Tbc]
.

aslinya bingung mau tamatin cerita ini pake alur kayak gimana lagi, asdfgjkl??? berasa makin rumit bahasannya sampai sakit kepala ngetiknya jskskks :(

Titik Temu +Sunju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang