Rooftop Talk

234 14 0
                                    

Disclaimer: di cerita ini semua member tinggal di lantai yang sama. ^^

Jaehyun tidak salah dengar, itu memang suara Ten. Dia masih menunggu Taeyong di pintu.
"Eh ada Jaehyun, ngapain diluar?" Ten membuka pintu hendak mengambil makanan pesan antar. Belum lama pertanyaan itu dilontarkan, Taeyong datang dengan semangat. Dia berlari menuju Jaehyun dan memamerkan senyum manisnya. Jaehyun merasa canggung karena ada Ten yang di duga-duga gebetan Johnny semasa Jaehyun masih berstatus pacarnya.
Kebetulan Taeyong bukan uke kaleng-kaleng, dia bisa membaca situasi. Matanya memperhatikan Ten yang tidak tau apa-apa dan dia melihat Jaehyun berwajah tegang.
"Loh kalian ngapain pada diluar? Ayo masuk" Taeyong mendorong Jaehyun mengisyaratkan bahwa mereka harus mengurangi kadar keromantisan mereka setidaknya selama masih ada Ten. Jaehyun masuk tanpa basa-basi.
"Kalian abis keluar bareng?" Ten kepo
"Enggaaa.. gatau dia kemana" Taeyong menutupi kedekatannya.
"Oh aku mau ambil pesan antar di lobi, kurir nya buru-buru" Ten langsung pergi dan Taeyong menyusul Jaehyun.

~~~~~~~~~~~

Suasana di dalam asrama ramai. Semua member 127 berkumpul malam ini. Termasuk Ten.
Taeyong sibuk di dapur membantu Taeil menyiapkan makanan ringan, rencananya para member akan menonton film bersama diruang tengah.
"Pesan antar datanggg" Ten menyusul Taeyong dan Taeil di dapur.
Jaehyun sesekali mampir ke dapur untuk mengecek Taeyong, tidak sampai turun tangan untuk membantu hehe.
"Kamu tuh ngumpul aja sana, ngerusuhin kita aja" Taeyong protes karena Jaehyun hanya mondar mandir.
"Yaa" Jaehyun mencubit pantat Taeyong dan kembali ke ruang tengah.
"Aw sakit!" Taeyong marah tapi masih imut.

Duduk di sofa, di samping Doyoung. Jaehyun hanya melamun melihat yang lain bercengkrama sambil menunggu makanan jadi. Hampir ketiduran, ngantuknya Jaehyun diselamatkan oleh pesan dari Johnny.

Mata Jaehyun melirik Johnny yang berjalan tenang menuju pintu keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Jaehyun melirik Johnny yang berjalan tenang menuju pintu keluar.

~~~~~

Johnny bersandar pada tembok di rooftop, cukup lama baginya menunggu Jaehyun keluar ditambah udara yang sangat dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johnny bersandar pada tembok di rooftop, cukup lama baginya menunggu Jaehyun keluar ditambah udara yang sangat dingin. Suara langkah dari gesekkan sepatu terdengar oleh Johnny.
"Aku kira kamu ga akan dateng" Johnny menyambutnya masih dalam posisi bersandar.
"Seharusnya kamu berhenti merokok" Jaehyun buang muka.
"Bukan rokok" Johnny menghisap batang rokok di jarinya. Dia memandangi punggung Jaehyun yang berdiri membelakanginya.
"Harusnya.. aku berhenti cinta sama kamu" Dengan santai Johnny melemparkan kalimat itu. Jaehyun menolak ucapannya, dia membalikkan badan dan menatap Johnny dengan kesal.
"Ten?" Johnny menambahkan.
"Ga ada apa-apa diantara kami" Dia tertunduk memandangi rokoknya. Wajahnya lesu seperti putus asa.
"Kamu mau apa suruh aku ke rooftop?" Jaehyun langsung pada intinya.
"Kamu sama Taeyong gimana?" Johnny bertanya masih menunduk. Suaranya begitu pelan seperti hampir menangis.
"Kamu bisa liat sendiri" Jaehyun menjawab dengan ketus.

Johnny mematikan rokoknya. Dia berjalan mendekati Jaehyun dan mengajaknya ke pagar. Mereka berdiri memandangi kota yang terisi penuh oleh lampu. Hembusan angin menyapu rambut mereka.

"Hubungan kita ga singkat Jae, dua tahun kita jalanin bareng-bareng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hubungan kita ga singkat Jae, dua tahun kita jalanin bareng-bareng. Kamu masih inget dulu kita sering kesini?" Johnny berbicara dengan pelan. Jaehyun tertunduk dengan wajah sedihnya.
"Iya" jawaban singkat dari Jaehyun
"Haahhh..." Johnny menghela nafas "itu karena kita takut ketauan yang lain, ternyata kita malah jadi sering terang-terangan didepan mereka setelah semua tau" Johnny tersenyum.
"Aku sebenernya kesel waktu kamu bawa Taeyong ke pantai tempat aku nembak kamu. Kenapa kamu bawa kesana?" Johnny bertanya dan Jaehyun merasa terintimidasi, dia tidak merasa obrolan ini santai. Dia berulang kali menggigit bibirnya dan mengepalkan tangan.
"Ga ada" jawaban yang masih singkat.
"Apa pun alasanmu, inget tempat itu memiliki cerita kita" Johnny membisikkan kalimat itu ditelinga Jaehyun.
Kemudian dia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jaehyun. Dia menatap Jaehyun dalam-dalam. Melihat kedua bola matanya yang memantulkan wajahnya.
"Kamu yakin kita selesai?" Johnny membuat rasa yang hampir hilang itu hadir kembali.
Johnny mendekatkan bibirnya dan mulai mencium Jaehyun secara pelan. Bibir mereka bertemu, saling merasakan kelembutan dan kenyalnya bibir satu sama lain.
Johnny mengusap rambut Jaehyun dan mencium keningnya.
"Kamu kedinginan?" Johnny mengelus pipi Jaehyun dan menatap wajahnya terus menerus. Jaehyun terlena. Dia mengangguk.
Dan setelah semua itu, mereka kembali masuk asrama seakan-akan mereka berasal dari tempat yang berbeda.

Taeyong sibuk menyusun makanan sampai tidak sadar Jaehyun dan Johnny masuk berbarengan. Saat Jaehyun berjalan mendekati Taeyong, tidak ada kecurigaan sama sekali bahkan Taeyong malah menyuruh Jaehyun duduk kembali. Padahal Jaehyun tidak duduk dari tadi.
"Biar aku bantu" Jaehyun mengambil alih piring yang dibawa Taeyong.
"Ini tinggal dibawa keruang tengah sebenernya.. gantiin aku ya?" Taeyong manja
"Iyaa" Jaehyun menurut
"Makasi sayangku" Taeyong mencium pipi Jaehyun kemudian pergi untuk duduk disamping Doyoung.
"Sayang, ntar tidur dikamarku ya" ucap Jaehyun di depan Taeil dan Ten. Merasa kepergok ternyata Taeyong sudah hilang dari dapur.
"Ngomong sama siapa Jae?" Taeil kebingungan.
"Latihan bang iya latihan hmm hahh hmm" Jaehyun berbohong. Meskipun begitu, Taeil dan Ten percaya karena Jaehyun memiliki drama yang akan di perankan olehnya.

Bersambung!

John diantara Jae dan TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang