Harus

344 15 0
                                    

19 panggilan tak terjawab memampang di hp Taeyong.

Meskipun hp Taeyong terus bergetar, dia tetap mengabaikan panggilan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun hp Taeyong terus bergetar, dia tetap mengabaikan panggilan tersebut.
Kekhawatiran Jaehyun bertambah lantaran pesannya tidak kunjung digubris.

Di satu sisi, Johnny sudah pulang dari jadwal JCC nya dan langsung masuk ke dalam kamar Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di satu sisi, Johnny sudah pulang dari jadwal JCC nya dan langsung masuk ke dalam kamar Jaehyun. Dia memandangi Jaehyun yang terpaku dengan hpnya.
"Kamu kenapa?" Dibaca nya pesan itu.
Seketika Jaehyun terkejut dan mengarahkan pandangannya keatas. Dia mematikan hpnya dan buang muka. Tangan nya keringat dingin. Hanya bisa mematung.
"Aku baca itu beb, ada apa dengan Taeyong? Leader kita sakit?" Johnny kemudian duduk disebelah Jaehyun dan merangkulnya.
Dalam hati Jaehyun masih tidak percaya bahwa Johnny tidak berpikiran aneh-aneh.
"Makanya aku tanya dia kenapa karena aku sendiri gatau" Jawab Jaehyun polos. Lebih tepat nya pura-pura polos.
Johnny mencium bibir Jaehyun, tangannya menyentuh pipi lembut milik Jaehyun. Begitupun Jaehyun, dia memeluk Johnny dan membalas ciumannya. Seakan-akan, dia lupa ada Taeyong yang tersakiti.
~~~~~~~~~~~
"Hyeong!" Teriak Mark dari meja makan ketika melihat Taeyong keluar kamar. Wajahnya pucat dan matanya sembab. Mark memandangi Taeyong dengan kebingungan namun dia tidak berani berkomentar. Doyoung dengan sigap menyusul dibelakang Taeyong dan memberikan kode kepada Mark untuk diam.
"Besok ada jadwal buat photoshoot, kamu mau gimana?" Tanya Doyoung sambil memperlihatkan file yang diberikan manager. Belum sempat duduk, Taeyong sudah merasa risih ketika melihat pintu kamar Jaehyun terbuka sedikit dan dia bisa melihat JohnJae dari kejauhan.
"Lakukan seperti jadwal" Jawab Taeyong profesional. Dia mengambil kursi tepat disebelah Mark.
"Yeokshi uri leader!" Respon Doyoung penuh semangat lalu duduk di depan Taeyong. Dalam hati Taeyong pasti menangis, namun tanggung jawabnya sebagai ketua memang berat.
Johnny keluar dari kamar dan Jaehyun menyusul.
"Tae, kamu kenapa?" Tanya Johnny menghampiri. Kini Mark kembali bertanya-tanya dan Doyoung menjadi panik.
"Hahahaha, kenapa apanya? Udah makan?"
"Oh Jaehyun, kapan kamu sampai di dorm?"

Wow. Seperti tidak ada apa-apa. Taeyong tersenyum dan melanjutkan makannya. Dia tertunduk fokus pada piringnya dan diam.

Semua nya ikut diam dan Johnny melihat wajah Jaehyun, dia melihat ada awan gelap terpancar dari matanya. Seperti perasaan sedih yang susah untuk ditutupi. Ada pancaran putus asa atau penyesalan dan bibirnya yang mengisyaratkan untuk menahan sesuatu. Johnny pergi menuju kamarnya dan menutup pintu. Doyoung mengajak Mark bicara untuk mengubah suasana.
Jaehyun duduk disamping Doyoung, menatap Taeyong dari sudut nya. Hanya sekedar menatap. Tak lama Taeyong berhenti makan dan masuk kamar kembali. Jaehyun mengejarnya.
Kaki Jaehyun sakit karena menabrak pintu, meskipun begitu dia tetap mencoba untuk meraih Taeyong.
"Keluar" Ucap Taeyong yang sembab.
Jaehyun menutup pintu dan menguncinya.
"Akan aku lakukan untukmu"
Jaehyun mendekati Taeyong dan menarik tangannya.
Taeyong hanya berdiri disitu, menangis.
"Besok, aku akan dengan bangga menggandeng tanganmu di depan semua member" Jaehyun mengucapkannya dengan perasaan tegang, gugup, seperti entah benar terjadi entah omong kosong. Tangis Taeyong makin menjadi dan kini dia duduk tersungkur dilantai. Seperti tidak punya tenaga. Tubuh mungilnya membuat dia semakin terlihat ringkih.
"Pergi" katanya. Dengan sangat pelan. Begitu pelan.
Jaehyun berlutut di depan Taeyong. Dia menelefon Johnny tepat di depan Taeyong.
"Aku akhiri sekarang"
Taeyong menahan Jaehyun.
"Jae! Kamu mau buat aku terlihat buruk?"
Jaehyun menatap wajah Taeyong yang sudah tidak karuan. Dia merasa terluka.
"Halo sayang? Kita kan deketan kenapa telfon? Haha" Suara Johnny dari telefon.
Taeyong menyimaknya dengan isak tangis. Dia meraih hp Jaehyun dan mematikan telfon itu.
"Kamu sayang sama aku?" Tanya Taeyong
"Tentu" jawab Jaehyun.
"Kamu sayang Johnny?"
Jaehyun terdiam.
"Ha? Kamu sayang Johnny?" Taeyong bertanya sekali lagi.
"Untuk apa aku menghampirimu kalo perasaanku masih untuk dia?" Jaehyun memeluk Taeyong dengan erat. Dia bisa merasakan air mata Taeyong di dadanya.
~~~~~~~~~~~~~
Johnny rebahan dikasur. Ada Haechan yang dengan santai nya sedang War game.
Jempol Johnny mengarahkan matanya ke kontak Ten. Tertulis Ten10 disitu. Dia menelefon Ten. Dengan asik mereka berbicara. Tanpa rasa curiga, menurut Haechan dia berbicara layaknya teman. Namun hingga 2 jam berlalu telefon itu masih berlanjut! Kupingnya gak panas apa ya? Batin Haechan. Dia keluar kamar dan menghampiri kamar Jaehyun, kosong. Dia masuk ke kamar Mark dan menghabiskan waktunya disana.
~~~~~~~~~~~~~
Masih dengan Jaehyun dan Taeyong. Meskipun keadaan terlihat mustahil, perasaan mereka terlalu kuat untuk diakhiri. Jaehyun menghabiskan malam nya dikamar Taeyong untuk menebus kesalahan yang dia buat. Taeyong kembali ceria dan tersenyum karena Jaehyun terus menemaninya. Jaehyun bernyanyi sambil memeluk Taeyong dan mengusapkan jarinya di rambut Taeyong.
~~~~~~~~~~~~~
09.00 AM
Semua member sudah siap untuk jadwal hari ini. Karena ini dilakukan bersama-sama.
"Guys, manager kita bilang nanti ada behind the scene, dan yang bertugas memegang kamera adalah Jaehyun" ucap Taeyong sebelum semuanya berangkat meninggalkan asrama. Jaehyun seperti tersengat petir ketika mendengar itu. Bagaimana dia harus berhadapan dengan Johnny dan Taeyong ketika dia mewawancarai member satu persatu sebagai tugas nya membawa kamera?

John diantara Jae dan TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang