0.3^

7.9K 680 6
                                    

Jangan lupa tekan bintang⭐

"Maaf nona, saya Elle pelayan pribadi anda dan ini kediaman Duke Lionel Ayah anda nona, apakah nona lupa ?"

"APA ?"

Sesaat Leonora terdiam otaknya mulai mencerna segala sesuatu yang saat ini terjadi pada tubuhnya, sejak kapan dia mempunyai pelayan apalagi pelayan pribadi dan mana ada Duke di jaman modern seperti ini bahkan dia sendiri saja tak mempunyai seorang ayah. Jika begitu pasti ini mimpi Leonora baru ingat jika saat membaca tidak sengaja tertidur mungkin saja saat ini ia tengah bermimpi. Sudah jelas ini mimpi bagaimana bisa yang ia alami sekarang persis seperti yang ada di novel neneknya mungkin saat membaca tadi Leonora sangat mendalami cerita hingga terbawa ke alam bawah sadarnya.

Baiklah jika begitu kalau benar ini adalah dunia mimpi maka tidak salah bila Leonora akan menikmati semua keindahan yang ada di sini. dia akan mengikuti alur yang ada toh semuanya akan kembali begitu ia terbangun.

Leonora beralih memandang Elle yang saat ini dirinya ketahui sebagai pelayan pribadinya.

"Apakah namaku Leonora ve Almortaza, Elle ?" tanya Leonora berbasa-basi. Bahkan tanpa bertanya dia sudah tahu di sini ia berperan sebagai siapa namun Leonora hanya memastikan saja, siapa tahu dia berperan sebagai orang lain siapa tahu kan.

"Benar nona, Kenapa nona bertanya seperti itu?"

"Tak apa Elle sekarang kau tunjukan dimana kamarku"

"Baik nona"

Elle terdiam sesaat sebelum menurut dan menunjukan kamar yang akan ia tempati, Leonora tahu bila saat ini pelayanya pasti tengah merasakan hal aneh pada dirinya.

Sesaat memasuki kamar Leonora dia merasa sangat terkagum-kagum. kamarnya benar-benar indah dengan nuansa kerajaan, Leonora sangat suka ini semua, bagaimanapun ini adalah kamar yang selalu dia impikan selayaknya dunia dongeng.

"Apakah nona baik-baik saja"

Mendengar suara Elle yang khawatir membuatnya sadar jika pelayannya ini ternyata masih berada di sini. Leonora dibuatnya sedikit salah tingkah bisa-bisa pelayan itu menganggap dirinya aneh tentu saja.

"Kau bisa pergi" usir Leonora dengan halus.

"Baik nona, saya undur diri"

Leonora hanya mengangguk ia memperhatikan cara Elle yang mulai pergi dengan sangat sopan Leonora terkekeh pelan bukankah Elle sangatlah kaku di kehidupan sebenarnya bahkan tidak ada yang memperlakukan Leonora sehormat ini, memangnya ia siapa Leonora bukan presiden pemimpin negara atau lah orang terpandang ia hanya seorang gadis sederhana yang tidak layak mendapat perlakuan hormat seperti ini.

Leonora akan menikmati ini semua kapan lagi dirinya bisa bermimpi seindah ini.

Kakinya melangkah kearah jendela yang terbuka dengan lebar, hawa sejuk langsung menyelingkupi tubuhnya. Dibawah sana Leonora melihat sebuah taman bunga-bunga yang tertata dengan rapi bisa di pastikan bila taman itu pasti terawat dengan sangat baik.

Cukup puas ia melihat luar jendela, Leonora dibuat tergiur oleh ranjang basar berukuran king size itu. rasanya ia ingin tidur di atas sana namun dirinya ragu ia masih ingin di dunia ini. Leonora takut jika ia tidur maka ketika bangun ia sudah berada di dunia aslinya maka ia akan kehilangan mimpi indah ini.

Setelah segala pertimbangan akhirnya Leonora memilih beristirahat namun sebelum  terlelap  ia berdoa agar mimpi indah ini jangan cepat berakhir karna ia ingin sekali menikmati segala yang ada di dunia ini untuk sementara jadi biarkanlah Leonora berbahagia walau ini hanya sebuah bunga tidur.

****

"Nona"

"Bangun nona "

Leonora mengerjab-ngerjabkan matanya ketika ia merasakan seorang menepuk-nepuk bahunya dengan pelan beserta suara membangunkan.

Ketika ia tersadar sepenuhnya dengan sepontan ia bertanya pada seorang yang membangunkanya itu.

"Apakah aku sudah kembali ?"

"Hah ? Saya tidak mengerti nona"

Mendengar itu lega rasanya, ternyata dirinya masih berada di dunia ini.

"Lupakan, Ada apa Elle kau membangunkanku ?"

"Ini waktunya makan malam nona, sebaiknya anda bersiap-siap terlebih dahulu"

Mata Leonora membola, apakah dirinya sekebo itu bisa-bisanya dia tertidur sampai malam.

"Baiklah"

Leonora beranjak dari tempat tidurnya, langkahnya langsung berhenti ketika Elle mengikutinya dari belakang ketika ia ingin ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

"Mengapa kau mengikutiku"

"Saya akan membantu anda nona" ujar Elle tanpa dosa.

"Membantu apa yang kau maksud" Sahut Leonora memastikan.

"Tentu saja membersihkan tubuh anda nona"

Ia kaget, membantu membersihkan katanya oh ayolah ia hanya akan mandi tanpa membutuhkan bantuan orang lain lagipula tentu saja Leonora masih mempunyai rasa malu mempertontonkan tubuhnya pada orang lain walaupun mereka sama-sama perempuan sekalipun.

"Mengapa nona kaget, biasanya juga saya yang membantu nona"

"Benarkah"

"Benar nona"

"Baiklah mulai sekarang kau tidak usah membantuku mandi, kau cukup menyiapkan pakaianku saja"

"Baiklah nona kalau begitu" sahut Elle menurut.

Tanpa menunggu lama Leonora mulai membersihkan dirinya meskipun sempat salah fokus dengan keindahan kamar mandi. Cukup beberapa menit dia melakukan aktifitas itu Hinga selesai. Saat keluar dia langsung disambut oleh Elle yang membawa gaun indah namun sederhana di tanganya. Saat akan berpakaian bahkan dia juga melarang Elle membantunya memakai gaun itu ia menyuruh Elle pelayannya untuk berbalik badan. Maka ketika ia tidak bisa mengaitkan kancing belakang  gaunnya barulah ia meminta bantuan Elle.

Setelah semuanya selesai Elle mengantarnya ke arah meja makan disana Leonora melihat sudah dihadiri Dua orang paruh baya yang ia yakini menjadi orangtuanya di sini yaitu Duke Lionel Ve Almortaza dan Duchess Liliana Ve Almortaza itulah nama yang ia ingat ketika membaca novel, nama itu yang tertulis.

"Apakah kau baru bangun dari tidurmu Leonor" Tanya Duke Leonel.

"B- Benar Duke" Jawab Leonora sedikit gugup.

"Mengapa kau gugup, dan sejak kapan kau memanggil ayahmu dengan sebutan Duke" Leonora tersenyum salah tingkah, dikehidupannya sejak kecil Leonora tidak memiliki seorang ayah dan ibu maka tak heran bila dirinya sekarang sangatlah gugup dan juga kaku.

"Maksutnya ayah hehe"

"Sini duduklah sayang, apakah kau tak lelah terus berdiri" sahut Duchess Liliana ibunya.

Leonora menurut ia duduk dihadapan ibunya sedangkan Duke Lionel berada di ujung kepala meja.

"Apakah kau tak ingin berbelanja gaun baru sayang ?" Tanya Duchess Liliana pada anaknya dengan lembut.

Leonora mengernyit tidak tahu.

"Untuk apa ibu"

"Kau lupa, lusa adalah pengangkatan kaisar baru"

Leonora baru ingat bila di novel Leonora dia akan mengikuti pesta pengangkatan seorang kaisar, disana dia bertemu dengan raja itu dan jatuh hati seketika ketika melihat ketampanannya.

Ini hanyalah mimpi namun apakah mimpi ini akan berjalan sesuai alur yang ada di cerita neneknya. Jika benar Leonora hanya takut karna dari cerita yang ia baca konflik mulai bermunculan ketika ia jatuh hati pada sang kaisar. Jika alurnya bisa di ubah apakah Leonora bisa merubah alur cerita ini sungguh ia tak membaca kelanjutan novel itu ketika dirinya justru tertidur.

Bukanya setiap cerita akan ada konflik ia takut tak bisa menghadapinya. jikalau alurnya bisa ia ubah, maka Leonora akan mengubahnya. karna tujuannya ingin tetap ada di dunia ini adalah ia hanya ingin menikmati semua terkecuali dengan masalah ia belum siap.

__________________
To Be continued🙃

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐦𝐩𝐞𝐫𝐨𝐫'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang