1.3

4K 363 10
                                    

Jangan lupa tekan Bintang ⭐

"Yang mulia bukankah sebaiknya saya kembali duduk bersama kedua orang tua saya saja di sana. Saya merasa tidak enak dengan Putri Mariana dan juga semua orang yang membicarakan kita" Ungkap Leonora sambil menunduk bahkan kepalanya sedari tadi tidak berani mendongak untuk sekedar melihat tatapan orang-orang pada dirinya.

Sang kaisar menoleh sekilas melihat tingkah Leonora saat ini, tanganya pun tidak tinggal diam bahkan sekarang tangan kanannya dia gunakan untuk menggengam telapak tangan  halus milik Leonora.

"Kau tak usah memusingkan Mariana dan tak usah menghiraukan orang-orang. mereka hanya iri padamu " celetuk Kaisar tak suka.

"Namun-"

"Duduklah disini dengan tenang lady, tidak payah kau memusingkan mereka nikmatilah pertunjukan yang ada di depan mu dengan nyaman di samping ku" Tutur Kaisar.

Leonora menghembuskan nafasnya dengan sangat pelan. Mau tidak mau dia Harus mau menuruti titah kaisar padanya. Sungguh tidak sopan bila dia terus membantah perintahnya.

Untungnya pertunjukan ini hampir selesai mengingat hari semakin sore maka akan lebih cepat juga dia dapat menjauh dari Alfa. Namun Leonora baru ingat bila setelah ini masih ada acara lagi yaitu pesta utama perayaan yang dilakukan dengan sedikit formal seperti pesta dengan gaun indah dan mewah. Dia berharap tidak akan berdekatan lagi dengan Alfa sudah cukup sampai hari ini.

****

"Lady Leonora"

Merasa ada seseorang memanggil namanya Leonora langsung menoleh ke arah orang tersebut. Nampaklah seorang perempuan yang seumuran denganya berjalan dengan angun menuju ke arah tempatnya berada. Sesaat Leonora kagum akan penampilan perempuan itu, dia sangat cantik dengan rambut coklat gelapnya dan mata birunya yang indah. Pembawaan perempuan itu pun sangatlah angun dan tenang.

"Benarkah kau lady Leonora itu" Tanya perempuan itu.

"Benar"

Perempuan itu menampilkan senyuman menawanya pada leonora lalu berkata.

"Ah jadi benar, aku Aura Mirabeth" katanya dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

"Ah apakah anda yang mengirim saya undangan perjamuan itu, Ah maaf lady saat itu saya tidak bisa menghadiri acara anda" kata Leonora merasa bersalah ketika tahu perempuan yang ada di depanya itu ternyata Aura Mirabeth.

"Benar, tidak usah terlalu formal begitu padaku lady Leonora"

"Tidak apa justru aku malah merasa bersalah padamu, aku mendengar kabar itu lady karna ingin menghadiri acaraku kau justru malah mendapat musibah" lanjut Lady Aura Mirabeth.

"Sekali lagi maafkan aku" kata Leonora lagi.

Aura Mirabeth menggelengkan kepalanya pelan lalu tersenyum.

"Lebih baik kita melupakan yang sudah berlalu itu"

"Baiklah"

"Oh ya aku mendengar rumor itu lady benarkah kau dekat dengan kaisar wow kau sangatlah beruntung lady" Sudah Leonora duga mungkin akan banyak yang menanyakan hal ini padanya bukanya terkesan justru Leonora dia tidak tahu harus menjawab bagaimana.

"Pangil aku Leonor saja lady"

"Jika begitu, panggil aku Aura biar kita sama" katanya lalu terkekeh pelan.

Leonora mengangguk pelan dan tersenyum, dia berdehem singkat sebelum menjawab pertanyaan Aura Mirabeth yang sedari tadi mungkin masih menunggu jawaban darinya.

"Mengenai pertanyaan itu jujur aku bingung menjawab bagaimana" Sahut Leonora di iringi ringisan kecil.

"Jika begitu jadi rumor itu benar" kata Aura Mirabeth antusias dengan menatap Leonora.

"Bukan seperti itu hanya saja bahkan aku dan yang mulia, kami tidak mempunyai hubungan apapun seperti yang mereka rumorkan bahkan aku baru bertemu dan melihatnya saja baru beberapa kali" Jawab Leonora gelagapan membantah rumor tersebut.

"Benarkah itu, lalu mengapa ada rumor seperti itu" Heran Aura Mirabeth.

"Namun melihatmu yang sedari tadi terus selalu menatap yang mulia kaisar aku yakin bahwa kau benar menyukainya, Bukan begitu Leonor" Goda Aura mirabeth.

Benar saja Seketika Leonora merasa gelagapan pipinya memerah lalu langsung  memalingkan wajahnya ketika dirinya di pergok oleh Aura Mirabeth yang menyadari bahwa sedari tadi matanya pun tak pernah lepas melihat  sang kaisar yang saat ini tengah berbincang serius dengan asistenya. Bahkan Leonora sendiri dia baru sadar akan tingkahnya. Malu tentu saja siapa yang tidak malu jika berada di posisi Leonora saat ini yaitu di pergok tengah menatap seorang pria apalagi yang tengah di tatap olehnya adalah sang kaisar bukankah mereka saat ini tengah membicarakanya.

"Bukan seperti itu aku hanya kagum dengan  beliau, siapapun pasti akan kagum dengan nya" jawab Leonora berusaha tidak gugup saat mengatakannya.

Aura mirabeth ikut menatap sang kaisar Alfa yang saat ini tengah berjalan  entah kemana di ikuti asisten dan anak buahnya dari belakang. Lihatlah bahkan Saat tengah serius saja kaisar Alfa terlihat sangat menawan.

Hening sesaat.

"Kau benar, Jarang menemukan seorang pemimpin Kekaisaran yang masih muda di usianya karna biasanya yang ku temukan seorang kaisar dia pasti berusia tua. Dalam sejarah dialah keturunan kekaisaran  satu-satunya yang di angkat menjadi kaisar saat masih muda. Dan yang menjadi nilai plusnya dia sangat tampan" kata Aura Mirabeth.

Leonora menyetujui angapan itu dari buku sejarah yang pernah dia baca di perpustakaan kediaman Duke. Dalam sejarah kekaisaran sebelumnya mereka di angkat menjadi pemegang tahta kaisar di saat umur melebihi usia 30 tahun. Dan Kaisar Alfa adalah seorang kaisar satu-satunya yang memegang tahta di usia kepala Dua lebih tepatnya di usia 26 tahun sedikit tipis mendekati usia kepala 3 memang.

Dalam hati Leonora menghitung perbedaan usianya dengan sang kaisar Alfa. Jika di hitug-hitung saat ini Leonora berusia 19 tahun sama seperti di kehidupan nyatanya, sedangkan kaisar Alfa berusia 26 tahun. Selisih keduanya berarti 7 tahun.

"Mari kita mengambil minuman Leonor" Ajak Aura Mirabet menyadarkan Leonora dari fikiranya. Dia mengandeng tangan Leonora membawanya menuju meja panjang yang atasnya sudah tersusun berbagai macam jenis dan warna minuman dengan rapi.

Tanpa sadar keduanya sedari tadi sudah membicarakan berbagai macam hal bahkan kini mereka sama sekali tidak merasakan kecanggungan seperti beberapa waktu lalu. Seolah masing-masing telah mengaitkan benang persahabatan di antara mereka.

Berbicara dengan Aura Mirabeth, Leonora merasakan sebuah kenyamanan selayaknya sahabat dia berfikir bila tidak buruk juga jika berteman dengan Aura mirabeth setidaknya di kehidupan ini dia mempunyai teman walaupun hanya satu .

Saat keduanya berbincang tiba-tiba Leonora mendengar bunyi gedubrak beserta sesuatu yang menimpa gaun putihnya di susul tatapan orang-orang yang langsung tertuju padanya setelah ada bunyi tersebut.

"Maafkan aku"

__________________________
To Be Continued🙃

Sorry setelah sekian lama ☺🙏🏻

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐦𝐩𝐞𝐫𝐨𝐫'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang