0.8

5.9K 559 5
                                    

Jangan lupa tekan Bintang⭐

"Kau tak apa ?" Tanya lelaki itu menatap Leonora dengan lembut dan seolah penuh dengan kekhawatiran.

"Apa ini benar anda yang mulia"

"Apakah kau melihat orang lain ?" Alfa menyeringai tanganya yang semula menyapu lembut kulit wajah Leonora kini dirinya gunakan untuk menyingkap untaian rambut yang menghalangi wajah apik gadis itu.

Leonora memundurkan kakinya selangkah hingga membuat seringaian Alfa luntur tergantikan kernyitan heran. Gadis di depan nya itu seolah takut dan ingin menghindar darinya benarkah gadis ini takut terhadapnya karna melihat dirinya membunuh perampok yang ingin menyakiti gadis itu tepat di hadapannya, pikir Alfa.

"Terima kasih atas bantuanya yang mulia, saya sangat berhutang budi pada anda"

"Apakah kau takut padaku" Tukas Alfa. Mendengar perkataan itu Leonora langsung mendongakan kepalanya menatap wajah seorang lawan bicaranya itu. Namun tidak lama karna Leonora langsung menundukkan kepalanya lagi.

"T tidak yang mulia hanya sa-"

"Namun kelihatanya kau memang takut denganku"

Leonora tak berani angkat berbicara lagi karena perkataan Alfa memang benar adanya. Bahkan untuk menatap mata Alfa pun tak mampu dia lakukan.

"Dengarkan aku" Alfa melangkah lebih mendekati Leonora, dia meletakan tangan kananya diantara sela-sela lehernya merasakan detak nadi dan hangatnya tubuh gadis itu dalam telapak tanganya.

"Mereka pantas mendapatkannya" Alfa menarik nafasnya dengan pelan dan menghembuskannya dengan berat.

"Lagipula aku tak akan membiarkan orang yang sudah menyakitimu hidup dengan bebas maka mereka harus mati" Sahut Alfa.

Leonora di buat bingung dengan perkataan Alfa apa yang kaisarnya ini ucapkan otaknya samasekali tidak bisa mencernanya dengan jelas.

"Maaf maksud yang mulia ?" Tanyanya.

Alfa samasekali tidak menjawab pertanyaan dari gadis yang ada di depan nya ini, bahkan ia justru hanya menampilkan senyuman yang tak dapat di mengerti oleh Leonora.

"Salam yang mulia" Leonora sedikit terperanjak ia sama sekali tidak menyadari bahwa Elle dan satu pengawalnya ternyata sudah berada di dekatnya. bahkan langkah jejak kaki mereka pun samasekali tidak Leonora sadari.

Sedangkan Alfa yang sudah menyadari sejak tadi hanya bisa diam lalu ia menatap tajam kedua orang yang baru datang itu seolah telah melakukan kesalahan besar. Elle dan satu pelayan nya saling bertatapan sekilas saling melemparkan pertanyaan yang tidak mampu mereka ucapkan dengan langsung. Melihat aura sang kaisar keduanya di buat sangat merinding dan takut secara bersamaan.

"Kalian niat bekerja atau tidak beraninya meninggalkan nona kalian di sini sendirian tanpa pengawasan hah"

"Maaf yang mulia kami salah, namun nona yang tidak ingin kami temani" Bela pengawal itu, yang sama sekali belum mengerti akan kondisi yang sudah nonanya lewati.

"Setidaknya kau bisa kan mengawasinya dari jauh, lalu apa fungsinya kau di tugaskan untuk mengawalnya." Pengawal itu hanya tertunduk takut apalagi ketika amarah kaisarnya di tunjukan pada dirinya.

"Yang mulia mer-" Ucapan Leonora terhenti ketika dirinya mendapat tatapan tidak bersahabat dari Alfa dia memilih untuk tidak melanjutkanya.

"Lihat itu" Alfa menunjuk Dua orang perampok yang sudah mati dengan tubuh mengenaskan itu mengunakan sorotan matanya.

Elle dan sang pengawal keduanya sama-sama menampilkan ekspresi terkejut melihat dua mayat itu. Lalu perhatian mereka jatuh pada nonanya yang sedaritadi hanya menunduk tidak mengatakan apapun.

"Maafkan saya nona karna saya lalai menjaga anda" sahut pengawal itu dengan penuh sesal.

Leonora hanya tersenyum lagipula sepenuhnya ini salah Leonora bila dia tidak keukuh untuk kesini sendirian semua ini tidak akan terjadi.

"Nona tidak apa ,apakah nona baik-baik saja" tanya Elle dengan wajah khawatir.

"Astaga tangan nona berdarah" lanjut nya ketika melihat luka yang mengeluarkan darah segar di tangan kiri nonanya itu.

Leonora memperhatikan tangan kirinya, dia justru baru tersadar bila tanganya berdarah karna terkena goresan dari dua perampok itu.

"Ini hanya goresan tidak cukup parah Elle"

"Ini sedikit lebar nona anda harus segera di obati atau akan terkena infeksi nantinya" jelas Elle.

"Apakah nona bisa berjalan sekarang" lanjut Elle.

Leonora hanya mengangguk pelan menanggapinya sedangan tubuhnya sedari tadi menahan rasa aneh ketika menyadari tatapan intens sang kaisar yang dijurukan kepadanya.

"Yang mulia" Leonora menunduk hormat sebelum tubuhnya di tuntun untuk berjalan bersama Elle. namun belum dua langkah dia harus memberhentikan langkahnya ketika kaki kirinya merasakan sangat sakit bahkan untuk menopang dirinya dia harus berpegangan pada Elle.

"Nona anda tak apa"

"Tak apa Elle hanya saja kakiku rasanya sakit sedikit" jawab jujur Leonora.

"Tunggu" Sahut Alfa tiba-tiba.

Leonora dan Elle keduanya sama-sama menoleh melihat sang kaisar yang kali ini tengah bersiul mengunakan jarinya. kemudian Tiba-tiba datang 4 orang kesatria yang menghampiri kaisar mereka turun dari kuda masing-masing yang mereka tumpangi lalu menunduk hormat di hadapan tuan mereka.

"Kalian urus mayat di sana"

"Baik yang mulia" Kesatria yang di perintahkan Alfa mereka menurut dengan patuh.

"Ikutlah denganku lady" sahut Alfa kepada Leonora.

Sedangkan Leonora sendiri bingung akan ajakan sang kaisar bukanya tidak mau menurut namun mau di bawa kemana dirinya oleh sang kaisar bila dia mengikutinya.

"Maaf yang mulia? " tanyanya memastikan.

"Kakimu sakit, aku ragu bila kau bisa bertahan di kereta kuda selama itu untuk kembali, lagipula aku memiliki aset rumah di sini kau bisa bermalam di sana sampai kakimu mulai membaik"

"Tapi yang mulia bukankah saya akan merepotkan anda nantinya, bila saya ikut anda?"

"Ini perintah" Tukas Alfa tidak mau di bantah memang dasarnya dia kaisar siapa yang berani membantahnya.

"Baiklah namun bisakah mereka ikut dengan saya yang mulia ?" Tanya Leonora ditujukan pada bawahanya yang tadi menemaninya di perjalanan.

"Ya tentu"

"Terimakasih yang mulia" sahut Leonora sembari menundukkan kepalanya hormat.

'Meong'

Suara kucing tiba-tiba terdengar, hewan berbulu halus itu ternyata sudah di depan kaki Leonora. Bahkan tadi dirinya hampir lupa dengan hewan itu setelah kejadian malang nya.

"Bolehkah saya ikut serta membawanya" tanya Leonora pelan bahkan hampir tidak terdengar.

"Kau bisa membawanya jika kau mau"

Mata Leonora berbinar dia tersenyum dan sekali lagi berterimakasih. Dengan begitu Leonora menyuruh Elle untuk membawa kucing itu sedangkan dirinya akan meminta bantuan kepada pengawalnya untuk menuntunya sampai ke kereta.

Namun belum sampai menyentuk pengawalnya tiba-tiba Alfa mengangkat tubuh Leonora. Tanganya dia posisikan pada punggung dan juga sela kaki Leonora.

Mendapat perlakuan seperti itu tentu saja Leonora merasa sangatlah terkejut .

"Yang mulia"

________________

To Be Continued

😌

𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐦𝐩𝐞𝐫𝐨𝐫'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐫  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang