Pura-Pura Baik

15 6 0
                                    

Sudahkah kamu melakukan kebaikan hari ini?

***

Jalanan macet di Kota Kembang membuat seorang gadis yang duduk di jok belakang itu terus menggerutu. Padahal, jam masih menunjukkan pukul 06.15. Udara segar pagi itu tidak mampu membuat hatinya sejuk.


"Mas, kapan sih nyampenya? Telat nih! Salip aja, kenapa sih?" gerutu gadis berkerudung biru itu. Sudah dari setengah jam yang lalu dia duduk di kursi itu.


"Ya, nggak bisalah, Neng. Macet banget. Lagian, nggak ada celah juga. Ini kan, pake mobil. Udah, Neng tenang aja, duduk dengan tengan di kursi, ya," jelas si sopir dengan kekehan. Ya, sopir itu memang berselisih umur sedikit dengan si gadis, jadi sudah seperti mengobrol dengan adik sendiri.


Si gadis menghempaskan tubuhnya ke sandaran jok dengan muka kesal dan mulut masih berkomat-kamit. Dia tidak bisa duduk dengan tenang. Bagaimana bisa? Waktunya untuk menikmati ketampanan sang lelaki pujaan hati sebelum masuk kelas akan berkurang.


Suasana pagi hari di daerah Ujung Berung memang tidak bisa diajak kerja sama. Sepagi apa pun, pasti jalanan macet. Mobil sulit sekali maju. Untunglah jarak menuju kampus kesayangan perempuan itu sudah dekat. Seperempat jam kemudian, mobil tersebut sudah terparkir di depan kampus.


"Aini, kamu telat, lho. Kang Aldo udah masuk kelas." Seorang perempuan mendekati mobil yang ditumpangi si gadis dengan tergesa-gesa.


"Ah, kamu. Orang baru nyampe, udah ngaririweuh," timpal gadis berhijab rapi di belakangnya, dia berjalan cepat.


"Hah, iya? Kamu boong, ya? Nggak mungkin, lah. Masa pagi banget udah masuk?" tanya Aini yang baru turun dari mobil dengan sedikit kaget. Pertanyaan itu hanya dibalas dengan kekehan oleh temannya.


Setelah mobil yang mengantar Aini meninggalkan pekarangan, ketiga gadis itu berjalan menuju taman kampus, tempat ternyaman untuk bersantai. Masih ada waktu setengah jam lagi sebelum kelas pertama dimulai. Itu berarti masih ada cukup waktu untuk menikmati udara pagi ini menikmati ketampanan sang Pangeran Hati. Tiba-tiba, Aini memungut sampah yang lihatnya lalu membuang ke tong sampah.


"Tumben kamu, Ai. Kenapa, sih?" Klara, sahabat Aini yang tadi mendekati mobil dengan tergesa, memalingkan wajahnya, "hm, pantes."


"Lagi-lagi. Ai, kamu nggak cape harus selalu jadi diri kamu yang lain kalau di deket Kang Aldo?" Kali ini yang bertanya adalah Safiyyah, sahabat Aini yang lain.


"Enggaklah. Kalau buat orang yang disuka, apa sih yang nggak?"


"Ya, tapi kenapa harus di depan Kang Aldo aja? Kenapa kamu nggak ngebiasain ini sehari-ha—"


"Kenapa kamu harus nyembunyiin diri kamu yang lain?" timpal Klara.


"Nggak nyembunyiin—"


"Terus?" Kali ini pertanyaan Soraya membuat Aini berpikir keras. Padahal, sebelumnya dia tidak terlalu memikirkannya. Pokoknya, yang terpenting dia mendapatkan perhatian Aldo dengan cara melakukan kebaikan. Cukup lama Aini memikirkan pertanyaan itu.



Jumlah kata: 422 kata


Alhamdulillah, akhirnya update bab 2. Terima kasih karena sudah mau membaca. Terima kasih juga dukungan, semangat, serta doa-doanya. Selamat kembali membaca dan menyelami. O ya, sisa 28 hari lagi, doakan, ya~~ Salam hangat untuk kalian semua~~


*Special thank's for Kak Leci Seira~~


Dua Puluh Hari Menjadi Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang